Marahan

1.5K 66 3
                                    

Vanya makan dengan nafsunya. Ternyata perutnya tidak bisa berbohong kalo ia sedang lapar, Vanya makan dengan lahap tanpa perlu bilang terimakasih atau sekedar basa-basi menawari suaminya yg sedang asik berpangku tangan di atas pahanya sedang duduk manis di atas sofa.

Ereulleuuu!!! Kenyang ..

Vanya menepuk pelan perutnya dan mengucap hamdalah dalam hati.

Arkan tersenyum sesaat dan kemudian raut wajahnya menjadi suram. "Maafin aku yah sayang" gumam Arkan disamping Vanya.

Vanya menoleh ke arah Arkan, menaikkan sebelah alisnya .

Sayang??

Vanya menolak tatapan Arkan, dia menolehkan kepalanya kearah berlawanan dengan Arkan. Arkan meremas jemari Vanya gemas yg langsung di geplak keras oleh Vanya.

"Sakit dodol" ketus Vanya melihat Arkan dengan sorot berangnya.

"Marah sama suami jangan lama-lama nanti dosa" ucap Arkan menasehati.

"Ini baru dua hari yg dosa itu kalo lebih dari tiga hari" timpal Vanya membelakangi Arkan.

"Lili....." ucap Arkan lembut

Vanya melirik Arkan pelan saat melihat wajah Arkan yg nelangsa tak kuat dirinya menawan tawa.

"Hahahahaaaa....." sembur Vanya keras.

Arkan mengusap tengkuknya merinding mendengar suara tawa istrinya bagaikan mak lampir itu.

"Muka kamu lucu banget kayak anak onta gak pernah nyalon"

Ngawurr!!

Vanya masih terbahak sambil memegang perutnya yg terasa keram.

"Sudah puas?" Tanya Arkan jengah.

"Belum" Vanya membersihkan kotoran di kukunya.

***

Vanya mengunyah sebuah apel merah ditangannya sambil berlari di atas treadmill.

"Nyah" teriak Mimin dari mulut pintu.

"Hmm"..

"Ada wanita seksi bahenol pokoknya Nya--"

"Terus?" Vanya memotong kalimat Mimin dan melihatnya datar.

"Nyari Tuan"

Tanpa berbasa-basi lagi Vanya melangkah menuju ruang tamu yg lumayan jauh karena tempat gym yg Arkan punya berada di belakang rumah.

Vanya melihat sepupunya Zilla dan mamihnya. "Tumben kesini?" Vanya bersedekap dada.

Zilla melihat Vanya dengan senyum miringnya sambil mengelus perutnya yg membesar. Vanya menaikan alisnya tinggi.

Pasti ada udang di balik terasi..

"Kemana suami kamu Va?" Tanya Sisilia.

"Kerjalah Tan. Kan suami Vanya CEO Besar" menekan kalimat terakhir dengan jelas. Zilla tersenyum jumawa.

"Di hari weekend?" Tanya-Nya lagi.

"Ya iyalah..." jawab Vanya ketus

"Yuk Mam kita pulang aja, anak Zilla udah liat gimana mewahnya rumah daddy-Nya." Zilla melangkah keluar dengan induknya.

Jodoh Terbaik [S E L E S A I] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang