***
Vanya berdiri di dekat pintu ruangan bossnya dengan muka malas, seandainya dia tau lebih awal bahwa orang di hadapannya yang sedang memindai berkas itu iparnya. Dia gak perlu repot-repot mengantri meminta pekerjaan.
"Maaf Pak! Sepertinya tidak ada hal yang penting jadi saya permisi" Vanya tersenyum formal pada atasannya itu.
"Duduk" perintahnya tanpa melihat Vanya.
Vanya duduk di hadapan Arka.
Arka meletakan berkasnya kasar keatas meja. "Besok. Kamu dan saya akan berangkat ke Jepang, silakan keluar" Arka membaca kembali berkasnya setelah mengusir Vanya.
Vanya melipat mukanya dengan cemberut masam.
"Baik Pak" Vanya keluar ruangan saat pintu tertutup Vanya berbalik dan menggangkat kaki kanannya kearah pintu, ingin sekali menendang adik iparnya yang culas itu, gemas sekali dia.
***
Vanya menunggu Arkan pulang dari kantornya sambil membereskan pakaian ganti untuk ia kenakan di Jepang nanti.
Terdengar suara mobil milik Arkan yang khas memasuki garasi, Vanya melipat bajunya dengan segera bahkan tanpa melirik tumpukan bajunya yang berantakan ke dalam koper. Merapikan sedikit rambutnya yang berantakan dengan segera beranjak dari duduknya di atas kasur keluar rumah taklupa tangan yang berkeringat tadi ia peperkan ke bokongnya yang berbalut rok span kerjanya yang belum berganti.
Jedug
Vanya terhantuk pintu yang di dorong Arkan dari luar.
Lumayan..
"Kamu gapapa?" Tanya Arkan terkesiap saat melihat istrinya memegang keningnya.
"Pusing dikit" gumam Vanya pelan sambil mengurut keningnya yang terasa tersengat induk tawon.
Arkan menangkup pipi Vanya dan menurunkan tangannya yang masih menempel di keningnya. Arkan meniup memar tersebut dengan tiupan sayang membuat bibir Vanya gatal ingin bertanya. "Kan?"
"Hmm" gumam Arkan pelan.
"Boleh nanya gak?"
"Boleh"
Vanya menggigit sebelah bibir bawahnya pelan. "Gi.. gii.. n-"
"Gigi kamu sakit?" Sela Arkan.
"Enggak"
"Terus?"
"Hmm sebenarnya.. ka.mu sama Arka itu-"
"Aku mau mandi dulu ya, gerah" Arka pergi ke kamar mandi sambil mengibas kerah kemejanya dan menyisakan Vanya dengan bibir terbuka siap bertanya yang terpaksa mengatup kembali.
Vanya menghangatkan kembali makanan yang sudah dingin di bantu oleh kedua ARTnya yang kelakuannya diluar nurul dan ia pun tidak habis fikri untuk kelakuan keduanya.
Hanya menggoreng ikan tongkol saja Mimin salah satu ARTnya memakai helm yang Vanya punya.
"Nyonyah tiarap" teriak Mimin.
Vanya dan Ijah ART keduanya turut merunduk ke kolong meja pantry tempat air minum berada.
Dor dorr .. pletok pletok..
Ijah mentamengi kepala Vanya dengan tutup panci sedangkan dirinya memakai baskom yang berisi sisaan tepung cair yang meleleh kerambutnya.
Vanya terkikik geli melihat rambut Ijah wanita parubaya yang selalu berkonde itu bermasker tepung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [S E L E S A I]
RomanceNote: MAAF JIKA ADA KESAMAAN JUDUL, NAMA/TOKOH, LATAR TEMPAT, DLL. Ini adalah Jodoh Terbaik bukan Jodoh Terbalik..... "Apa menurut kamu? Jika kamu harus memilih menerima atau menolak seorang pria yang di jodohkan dengan Kakakmu tapi bertunangan sa...