Pooor Vanya

1.6K 79 2
                                    

Disinilah Vanya berada di dalam sebuah butik ternama milik temannya.

"Vita kok ini belakangnya bolong sih? Lo kata gue sundal bolong apa?" Tanya Vanya misuh kearah Vita sang pemilik butik yang di pandang jengah oleh Vita sendiri.

Sedangkan Arkan duduk di sofa hitam tengah terfokus pada tab-nya dan sedikit menyunggingkan senyum tipisnya kala mendengar lontaran dari tunangannya.

"Lo kalo gak niat beli gak usah kesini gambreng, komenin karya gue mulu" ketus Vita tak ayal mencari model lain yang di inginkan sahabat baiknya itu. "Gue saranin yak! Lo cari calon istri yang modelnya pas-pasan tapi waras jangan kayak dia, cantik tapi stress" Vita ngomong kearah Arkan sambil mencela Vanya taklupa juga memperagakan orang sinting dengan jari telunjuk yang ia miringkan di jidatnya.

Vanya tidak mendengar karna sibuk bolak-balik kamar ganti mencoba gaun yang ke sepuluhnya.

"Vita, gue ambil yang ini" teriak Vanya kearah Vita yang sedang mencopot sebuah gaun dari patung manekin.

Gubrak.

Vita terjatuh dan tertimpa patung manekin tersebut. Untung aja patungnya ringan, tidak menimbulkan cedera yang serius bagi tubuhnya.

"Vava..gue santet juga yak lo" teriak Vita dilantai. Gara-gara suara Vanya yang membuatnya terkejut ia jadi kepeleset dan tertimpa manekin.

"Vit lo lagi ngapain kok tiduran sambil meluk manekin gitu?" Tanya Vanya menghampiri Vita dan taklupa membantunya bangun.

"Ngapain ngapain? Mata lo soek! Untung itu patung dari sponge bukan dari tanah liat atau plastik. Bisa-bisa gue benjol ketiban yang begituan" dengus Vita marah tapi pura-pura.

"Yak maaf Vit namanya juga Es Kejepit" bela Vanya.

"Excited" koreksi Vita sambil membereskan gaun yang kusut di manekinnya yang jatuh tadi. "Lo ngambil yang mana?"

"Tuh" tunjuknya ke arah lima gaun yg berjejer ditangan kedua karyawannya.

"Terbaik" Vita mengacungkan jempolnya "gak sekalian yang ini buk?"

"Terimakasih kayaknya gak perlu. Bonusnya aja sudah ada empat" tolak Vanya halus sambil mengutak-atik ponselnya.

Vita menaikan sebelah alisnya. "Maksud lo, dari ini semua yang lo beli satu tapi bonusnya empat?" Tanya Vita syok yang di angguki santai oleh Vanya.

"Taik lo, lo mau bikin gue bangkrut mendadak hah?" Tanduk dari kepala Vita mulai terlihat.

"Hehe, gue belum punya uang Vit" Vanya menundukkan kepalanya sedih.

"Lo kan kerja?" Tanya Vita heran.

"Heem, tapi baru masuk"

"Di MG? Jangan bilang lo resign?" Tunjuk Vita kearah Vanya.

Vanya mengangguk yang langsung di peluk Vita dan langsung di toyor Vita kemudian. "Gaji lo di MG kemana? Uang dari Om lo, lo kemanain? Gak usah pakai wajah melas dan berupaya ngibulin gue, cepat bayar" Vita melebarkan telapak tangannya di depan Vanya.

"Vita.." Vanya manyun seketika.

Vanya melihat Arkan yang sedang membaca majalah bisnis ditangannya dan ide cemerlang muncul di benaknya.

"Arkan" panggil Vanya ke tunangannya itu taklupa dengan senyum manisnya.

"Mbak biar saya saja yang bayar sekalian dengan tuxedonya" ucap Arkan berdiri dari duduknya.

"Yes" Vanya tertawa senang dan menjulurkan lidahnya kearah Vita yang sedang tersenyum ramah ke Arkan tapi saat melihat kearahnya pelototanlah yang di dapatkan Vanya.

Jodoh Terbaik [S E L E S A I] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang