05

424 28 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT⚠

"WOI TUNGGUIN DONG!" Memang dasarnya cewek tomboy yang tidak punya malu, Amel berteriak sambil berlari menyusul Lala dan Tiara yang sudah duluan meninggalkannya. Bel pulang sudah berbunyi beberapa saat yang lalu, namun kedua sahabatnya itu keluar kelas lebih cepat. Dan Amel tahu apa alasannya.

"Woi Lala, Tiara! Lo berdua kok main pergi gitu aja sih gak nungguin gue. Masih ngambek nih?," kata Amel.

"Ya lo pikirin aja sendiri," balas Lala jutek.

"Ya maaf. Kan gue bingung harus cerita ke kalian atau enggak kalo Adam tuh sekarang tinggal di rumah gue. Lagian baru satu hari kok. Gak lama-lama amat," kata Amel membela dirinya.

"Ya tetep aja lo gak langsung bilang ke kita. Gimana sih lo," kata Tiara.

"Ya udah gue minta maaf. Gak lagi deh," kata Amel. Lala dan Tiara saling lirik.

"Oke. Kita maafin. Tapi ada satu syarat," kata Lala sambil tersenyum misterius.

"Apaan?," tanya Amel curiga.

"Lo harus traktir kita makan di kantin besok!," kata Tiara.

"Gampang itu mah. Sekarang juga ayokk gue mah gak masalah," kata Amel.

"Dih, enteng amat lo ngomongnya. Lo lupa pulang sekolah ini lo harus latihan voli untuk kejuaraan daerah minggu depan?," kata Tiara.

"Ya ampun iya gue lupa! Parah kok gue bisa lupa sih. Ya udah besok ya, gue cabut dulu, dah!" Amel langsung meninggalkan Tiara dan Lala untuk menuju ke ruang olahraga.

Namun, ketika sedang berlari, Amel nyaris saja bertabrakan dengan seorang cowok di pertigaan lorong ketika ingin berbelok ke kanan. Ketika melihat siapa orang yang hampir ditubruknya, Amel memutar bola matanya. Ternyata Adam.

"Lo lagi, lo lagi," kata Amel lelah.

"Ternyata kamu memang tidak bisa berperilaku sopan dalam waktu yang lama ya," sindir Adam mengingat tadi pagi Amel memanggilnya dengan sebutan 'Kak'.

"Ngapain juga sopan sama lo. Lo sendiri resek, gak pantes disopanin," kata Amel ketus. Adam menghela nafas lelah.

"Sekarang kamu mau kemana?," tanya Adam.

"Mau gue ke kolong jembatan, ke Amerika, bahkan ke ujung dunia pun bukan urusan lo," kata Amel.

"Jelas urusan saya, karena Bunda kamu nitipin kamu ke saya. Saya masih harus mengerjakan beberapa tugas saya di ruang guru. Kalau kamu mau nunggu saya silahkan, tapi kalau mau pulang langsung juga gak apa-apa," kata Adam.

"Idih siapa juga yang mau repot-repot nungguin lo selesai. Gue juga mau latihan voli buat kejuaraan daerah, dan gue bisa pulang sendiri. Bye!" Amel langsung pergi meninggalkan Adam. Pria itu mengedikkan bahunya tidak peduli, lalu kembali ke ruang guru.

Amel menuju gedung olahraga sekolahnya. Di ruang olahraga itu sudah terdapat lapangan basket indoor, lapangan futsal indoor, dan lapangan voli indoor. Jadi semuanya tergabung dalam satu gedung yang cukup besar. Dalam gedung itu juga terdapat toilet serta ruang untuk ganti baju. Bagi murid yang sering latihan untuk lomba sudah disiapkan bajunya, sehingga mereka hanya perlu membawa pulang baju itu, dicuci, lalu dikembalikan lagi ke ruang baju ganti.

Ketika Amel masuk ke gedung, terlihat sudah beberapa temannya sudah memulai pemanasan. Di sana juga sudah ada Nabil. Nabil memang anggota inti voli putra, sama seperti Amel. Namun beberapa teman mereka ada yang bercanda dan menyarankan Amel untuk masuk ke voli putra karena tingkahnya yang tidak beda jauh dengan cowok.

Who Knows?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang