JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT⚠
Karena perkataan Adam tadi, terpaksa Amel menunggu pria itu di depan mobilnya. Mungkin butuh beberapa menit, agar Pak Galang dan murid lain tidak curiga karena Amel dan Adam pulang hampir bersamaan. Amel sangat menghindari orang-orang mengetahui bahwa Adam tinggal bersama Amel. Bisa-bisa Ia jadi korban hujatan netizen satu sekolah yang tergila-gila dengan sosok Adam.
Gadis itu menyenderkan tubuhnya ke mobil sambil mengecek ponselnya sesekali. Namun, sebuah suara familiar membuat tubuhnya seketika menegang.
"Amel?" Tanpa gadis itu melepas pandangannya dari ponsel, Ia sudah tahu suara siapa yang memanggilnya. Gadis itu berusaha mengabaikan sosok cowok yang berpakaian putih abu-abu itu dan tetap terfokus pada ponselnya, walaupun yang Ia lakukan hanya menggeser-geser menu.
"Mel? Lo inget gue?" Cowok itu berjalan mendekat. Refleks, Amel mundur selangkah.
"Pergi," kata Amel dingin, namun gadis itu tetap menunduk.
"Mel, please. Jangan kayak gini," kata cowok itu. Ia berusaha kembali mendekat, namun Amel kembali mundur.
"Gue bilang pergi! Lo salah orang!," bentak Amel. Akhirnya gadis itu memberanikan diri menatap cowok yang ada di depannya. Ia memandang tajam cowok yang ada di depannya. Tatapan tajam yang mengandung ribuan luka.
"Maaf, anda bisa pergi sekarang." Tiba-tiba sosok Adam datang di saat yang tepat. Amel merasa sedikit lega.
"Lo siapa?," tanya cowok itu yang terlihat menantang Adam.
"Saya gak kenal anda, tapi saya harap anda bisa untuk tidak mengganggu Amel. Jelas-jelas dia tidak menginginkan anda. Saya kira anda cukup bisa tau diri untuk berhenti mengganggu orang yang sama sekali tidak mengharapkan kehadiran anda," kata Adam tajam. Kata-katanya begitu sangat menusuk.
"Buka pintu mobilnya, Dam," pinta Amel. Adam membuka kunci pintu mobilnya. Mereka berdua masuk ke mobil dan meninggalkan cowok itu yang diliputi rasa marah.
"ARGH!"
*****
Lagu Location dari Khalid mengiringi perjalanan mereka kembali ke rumah. Tidak ada satu pun dari mereka berdua yang hendak memulai percakapan ataupun hanya sekedar basa basi. Ya, bisa kalian tebak sendiri kedua orang itu adalah Adam dan Amel. Adam fokus menyetir sedangkan Amel terfokus pada ponselnya yang menampilkan chat group bersama Lala dan Tiara. Selain itu, gadis itu masih memikirkan sosok cowok yang sudah beberapa bulan tidak lagi ditemuinya.
Trio Cecans Harapan
Lala: Amellll loo menang gakk?
Tiara: Mell voli kita menang gak nih?
Tiara: Ah elah responn dong Mell
Amel: Menangg dongg. Kan adaa gueee HAHA.
Lala: Seriuss lo? Yes besok traktiran di sekolah!
Amel: Heh enak aja. Lagi kanker nih gue. Kantong kering.
Amel: Btw kalian gak belajar? Kan sekarang bukan jam istirahat?
Tiara: Enggak dong, Pak Ardi gak masuk. Alhamdulillah deh gue bebas dari MTK hari ini.
Amel: Anjir padahal jarang banget tuh guru satu gak masuk kelas.
Lala: Ya makanya sekelas lagi seneng banget. Ini gue sama Tiara lagi ke kantin bareng Chaca sama Nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Knows?
Teen FictionAmel. Jika setiap siswa SMA Harapan mendengar nama Amel, maka yang terlintas dalam kepala mereka adalah anak populer kelas 11, tomboy, biang onar, seorang atlit, dan anak kesayangan guru olahraga. Walaupun mempunyai dua sahabat yang feminim, tetap s...