07

433 30 0
                                    

Entahlah, bahkan sesungguhnya aku tidak tahu hatiku untuk siapa.
-unknown.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT⚠

Pagi ini Amel bangun lebih awal. Ketika biasanya gadis itu sengaja belama-lama untuk pergi ke sekolah, namun hari ini Ia begitu semangat untuk pergi pagi-pagi. Karena apa? Tentu saja karena Ia bukan pergi ke sekolah, melainkan menuju ke tempat kejuaraan daerah. Tim voli putra dan putri SMA Harapan memang diberikan dispensasi untuk hari ini karena akan mengikuti kejuaraan daerah. Sesungguhnya kebahagiaan seorang siswa sekolah yaitu mendapatkan dispensasi, karena tidak perlu belajar dan absen pun tidak bertambah.

Pak Galang memerintahkan semua tim untuk berada di Stadion Kota pada jam 7 tepat untuk briefing terlebih dahulu, lalu pada jam setengah 8 akan dilaksanakan pembukaan kejuaraan daerah. Perkiraan Pak Galang, pertandingan voli akan dilaksanakan sekitar jam 9.

Setelah siap dengan seragam voli sekolahnya, Amel menuju ruang makan untuk sarapan. Sudah ada Bundanya, Ayahnya, Livia, dan juga Adam. Amel memilih duduk di sebelah Livia, tepat di depan Adam yang sedang serius menikmati sarapannya.

"Amel, kamu hari ini tanding kan?," tanya Ayah Amel.

"Iya Yah. Habis sarapan ini langsung pergi nanti dijemput sama Nabil," jawab Amel.

"Kenapa gak sama Adam aja? Adam kamu gak ikut liat anak murid tanding? Kan kamu guru olahraga," kata Bunda Amel.

Yah, mulai lagi, batin Amel.

"Nanti Adam nyusul sekitar jam 8 pagi, Tante. Masih ada urusan dulu soalnya," kata Adam sopan.

"Lagian Amel juga kan biasanya pergi sama Nabil. Bunda gimana sih," kata Amel.

"Ya kan bisa sekalian juga. Ya udah kamu sarapan aja dulu nanti telat," kata Bunda Amel.

Gadis itu mendengus pelan dan memulai sarapannya. Ayah Amel memulai nasihat yang biasanya Ia berikan pada Amel setiap gadis itu akan bertanding, seperti berhati-hati, jangan lupa pemanasan, bersikap sportif, dan sebagainya. Percayalah, Amel bahkan sudah sangat bosan mendengarnya karena yang diucapkan Ayah Amel hanya itu-itu saja, tidak ada perkembangannya.

Setelah selesai sarapan, Amel memeriksa kembali perlengkapannya. Ketika sedang sibuk memeriksa tas, tiba-tiba sebotol air mineral terulur di depan matanya. Amel mendongak dan melihat siapa yang memberikan air mineral itu. Ternyata Adam.

"Siapa tahu kamu butuh," kata Adam singkat.

"Bukannya udah disediain sekolah?," tanya Amel heran.

"Iya, nanti saya yang akan bawain. Tapi saya datangnya bakal sedikit telat," kata Adam.

"Oh ya udah. Thanks," kata Amel sambil menerima air mineral itu dan memasukannya ke dalam tas.

Bertepatan dengan itu, suara motor yang begitu dikenal Amel terdengar. Nabil memasuki halaman rumah Amel sambil tersenyum girang. Sepertinya cowok itu sudah tidak sabar untuk mengikuti pertandingan kali ini.

"Pagi Pak, pagi Mel. Udah siap?," tanya Nabil.

"Udah nih. Untung aja lo gak telat. Yuk buruan." Amel langsung menaiki motor Nabil. Nabil tersenyum ramah pada Adam yang masih menatap mereka.

Who Knows?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang