Selama perjalanan menggunakan Bus, Hyunsik dan Seongeun duduk tepat di belakang pemuda bernama Seungjae. Tadi Seongeun sempat mengenalkan pemuda itu pada Hyunsik. Katanya Seungjae adalah teman satu kelasnya. Duduk tepat di belakang bangku Seongeun. Anaknya lucu, walau kadang menyebalkan. Dan hal tersebut cukup membuat Hyunsik sedikit cemburu.
"Kau mau turun dimana?" tanya Seungjae yang memutar tubuhnya ke kursi belakang.
"Halte biasa. Kenapa?"
"Aku antar!"
Seongeun menoleh sebentar pada Hyunsik yang berwajah datar. "Tidak perlu."
"Wae??" tanya Seungjae heran lalu ia melihat Seongeun memberikan kode dengan matanya bahwa ada Hyunsik yang akan mengantarnya hingga rumah.
"Aku tetap akan mengantarmu!" ucap Seungjae sambil membenarkan posisi duduknya lagi menghadap depan.
Mendengar kalimat Seungjae, Hyunsik hanya memutar bola mata malas. Apa pula ini? Anak ini mengajak bersaing? Kita lihat saja! Hyunsik pasti akan selalu menang.
Beralih pada tiga orang yang tadi kabur tanpa pamitan. Seperti biasa, Changsub selalu menunggu pujaan hatinya selesai bekerja. Di dalam Micha terus-terusan mendapati Ilhoon melakukan kesalahan. Mungkin kejadian kali ini membuatnya banyak pikiran. Micha yakin bahwa di sudut hati Ilhoon ingin sekali ia bertemu dengan adiknya. Tapi, karena suatu alasan yang Micha dan kawan-kawannya belum tahu itu, Ilhoon jadi menjaga jarak dengan Seongeun yang hanya beberapa meter saja tadi.
"Ya, gwaenchana?" tanya Micha yang mendekati Ilhoon. Meski toko sibuk, tapi mereka masih bisa bicara jika sempat. Seperti sekarang.
"Ani. Tentu saja tidak. Kau pikir setelah kejadian tadi sore, aku baik-baik saja?" jawab Ilhoon cuek. Pemuda itu pergi ke mesin pemeras kopi. Menyiapkan beberapa pesanan pelanggan yang sebelumnya ia layani di meja kasir.
"Kami hanya ingin kalian bersama lagi. Jika adikmu adalah sumber bahagiamu, setidaknya hal itu yang akan membuat harimu berubah. Kan?" ujar Micha menjelaskan agar tidak ada kesalahpahaman.
"Tapi, tetap saja. Tidak dengan cara swperti itu!" sahut Ilhoon dan beralih pada Milk Steamer Machine.
"Kalau begitu maafkan kami..."ucap Micha menyesal.
Mendengar itu, amarah Ilhoon menyusut. Ia selesaikan dulu pesanan yang ia kerjakan lalu memanggil pemilik kopi yang telah dibuat olehnya.
"Jangan sedih begitu. Ini salahku. Maaf karena sudah kasar menarikmu hingga kemari. Changsub pasti ingin sekali memukulku tadi," jelas Ilhoon dan sempat mengusap pucuk kepala Micha. Untuk mengubah ekspresi gadis itu juga Ilhoon menyentuh singkat ujung hidung Kim Micha dan berhasil. Atsmofir keduanya membaik.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan. Seorang wanita yang bisa berwajah tenang setelah beberapa jam merasa tegang karena Ilhoon terus melakukan kesalahan.
Wanita itu pun akhirnya bisa bernafas lega, karena raut wajah Ilhoon sudah lebih membaik berkat Kim Micha. Kemudian, ia memutuskan membuang plastik sampah yang telah berhasil dikumpulkan dari dapur. Betapa terkejutnya ia melihat Changsub yang sedang jongkok menunggi di dekat pintu samping toko.
"Kau siapa, nak?" tanya wanita itu pada Changsub yang sama kagetnya dengan kehadiran wanita berambut panjang dengan cat pirang kecoklatan.
"Annyeonghaseyo! A-aku Lee Changsub, teman dari dua siswa pekerja paruh waktu di toko ini!" kata Changsub memberi salam.
Si wanita itu ber-'oh' cukup panjang lalu mengisyaratkan agar Changsub mengikutinya memasuki toko.
Micha dan Ilhoon cukup terkejut karena kakak senior mereka di toko kopi tempat mereka bekerja membawa Changsub masuk.
YOU ARE READING
I LOVE YOU IN THE PAST, PRESENT, FUTURE
Dla nastolatkówBTOB's Fanfiction Fanfiction yang berlatar belakang usia remaja dan kehidupa sekolah. Ceritanya yang ringanyang mungkin bisa membuat pembaca meyukainya. Catatan : Tidak semua member BTOB menjadi pemeran utama di cerita ini. Lee Changsub, Im Hyunsik...