2. Departure Day

762 54 0
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan mereka berlima ke pulau. Rizal sedang menunggu ketiga temannya ditemani oleh adiknya, ‘Mita’. Setelah lima belas menit Rizal menunggu, akhirnya teman-temannya datang, tetapi tidak dengan Riko.

“Fir, dimana kesayanganmu itu? Lama sekali,” tanya Rizal, Fira menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

“Mungkin sebentar lagi datang,” jawab Fira mencoba meyakinkan Rizal. Rizal hanya membuang napasnya sebal. Tidak lama kemudian, terdengar bunyi motor Riko. Dan ternyata benar, Riko datang dengan motor ninja kesayangannya. Fira langsung menghampiri Riko.

“Kenapa lama sekali, sih? Kasihan teman-teman pada nungguin kamu,” tanya Fira sambil menunjuk ke arah teman-temannya berkumpul.

“Maaf, tadi aku bangun kesiangan,” jawab Riko sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Fira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Riko. Lalu, kedua pasangan itu berjalan ke arah teman-temannya berkumpul sambil berpegangan tangan.

“Seperti mau menyeberang saja, berpegangan tangan segala,” gerutu Rizal sambil membuang pandangan ke arah lain, yang pasti tidak menatap ke arah kedua orang itu.

“Lama banget kamu, Ko,” ucap Farel sambil memakan keripik pisang.

“Seperti biasa, kesiangan.” Riko langsung duduk di samping Fira sambil meregangkan ototnya. Teman-temannya tidak heran dengan kebiasaan Riko yang satu itu.

Mita langsung masuk ke dalam rumah untuk memanggil Pak Dimas yang bertugas sebagai sopir. Beberapa menit kemudian, Mita keluar dari rumahnya diikuti Pak Dimas di belakangnya. Barang-barang bawaan mereka langsung dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Setelah semua barang-barang telah dimasukkan, akhirnya mobil pun melaju melewati jalanan kota yang ramai.

Yang bertanya tentang motor ninja punya Riko, motor itu dititipkan di rumah Riko.

Akhirnya mereka tiba di pelabuhan, segera mereka mengeluarkan  barang-barang bawaan mereka dari bagasi. Mereka tampak berkumpul dengan membawa barang masing-masing.

“Kapalnya yang mana, Zal?” tanya Farel sambil meletakkan tasnya di samping kakinya.

“Katanya Ayah, warnanya putih terus ada garis-garis birunya. Itu deh kayaknya,” jawab Rizal sambil menunjuk ke arah kapal yang warnanya persis seperti apa yang disebutkannya tadi.

“Bener yang itu, kan?” tanya Fira memastikan. Akhirnya Rizal mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, lalu menunjukkan sebuah foto kapal.

“Kayaknya benar yang itu,” ucap Farel sambil melihat ke arah ponsel Rizal dan kapal secara bergantian. Teman-temannya mengangguk tanda setuju, lalu mereka menaikkan barang-barang bawaan mereka ke atas kapal. Setelah semuanya naik, kapal segera berangkat menuju ke pulau.

__

TBC~

VOMEN MINNA-SAN:*

Misteri Pulau Misterius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang