5. Sea Water

517 51 0
                                    

"Lah? Dia gila apa gimana sih? Itu si Mita kok disuruh minum air laut."



"Tapi dilihat-lihat mereka cocok ya." Lanjut Fira sambil menggenggam telapak tangan Riko. Riko membalas perkataan Fira dengan senyuman yang manis seperti biasanya, sedangkan Rizal tampak sedikit marah.



"Pokoknya mereka nggak boleh pacaran sebelum aku dapat cewek," ucap Rizal egois, sedangkan Riko menertawakan ucapannya itu.



"Kamu dekat sama cewek aja nggak, terus kapan punya ceweknya. Hahaha," kekeh Riko dan dibalas tatapan sinis dari Rizal.



Farel menyodorkan botol yang berisi air laut itu kepada Mita. Mita mengambil botol itu lalu meminumnya. Matanya membulat seketika setelah air laut itu masuk ke mulutnya. Baru saja ingin mengeluarkan air itu, tetapi ditahan oleh Farel.



"Jangan di muntahin!" ucap Farel. Mita mengernyitkan dahinya tanda tidak mengerti. 'Asin banget,' batin Mita.



"Memang asin, namanya juga air laut. Udah lah, minum aja," ucap Farel sambil tersenyum. Mita pun akhirnya menurut. 'Glek' Mita mengerjapkan matanya berkali-kali sambil menjulurkan lidahnya keluar. Farel menyodorkan satu buah botol lagi, Mita ragu-ragu menerimanya, takut kalau asin lagi.



"Itu air putih biasa, buat ngehilangin rasa asinnya." Mita langsung membuka tutup botol itu setelah mendengar perkataan Farel. Mita meminum airnya sampai habis tak tersisa, mungkin karena rasa asin yang bersarang di lidah dan tenggorokannya.



"Huh, kenapa aku disuruh minum air laut sih? Asin banget tau," protes Mita tidak terima. Farel hanya tersenyum menanggapi protes yang diajukan Mita padanya.



"Nunggu waktu yang tepat, nanti aku jelasin ke kamu. Eh, iya. Itu kalungnya jangan dilepas ya!" Mita refleks meraba tengah dadanya dan ada yang mengganjal. Lalu Mita memegangnya dan melihatnya, ternyata sebuah kalung dengan liontin heksagonal berwarna hitam. Mita terkagum-kagum melihat benda di tangannya itu. Tapi sepertinya Mita pernah melihat kalung itu di suatu tempat.



"Eh, bentar. Sepertinya aku pernah lihat kalung ini deh, persis banget kayak gini," ucap Mita lalu memandang Farel. Farel memasukkan tangannya ke dalam baju bagian atas lalu menarik sesuatu yang ternyata adalah kalung yang sama dengan yang dipakai oleh Mita.



"Ini?" tanya Farel sambil menujuk kalung yang ada di lehernya. Mita mengangguk lalu melihat ke arah liontin di tangannya.



"Tapi aku nggak pernah nunjukin ini ke siapa pun loh. Apa jangan-jangan kamu ngintip aku mandi?" tanya Farel sambil menatap Mita. Mendengar pertanyaan Farel, Mita mengangkat wajahnya lalu menatap Farel.



"Ha-hah? Ng-nggak lah, yang benar aja. Aku nggak mungkin ngintip kamu mandi! Kurang kerjaan aja," ucap Mita lalu mengalihkan pandangannya ke arah laut.



"Hahaha, aku bercanda. Ya udah, ke teman-teman yuk!" ajak Farel lalu menarik tangan Mita. Mereka berdua berjalan sambil berpegangan tangan. Bila dilihat-lihat, mereka sangat serasi, sangat cocok bila menjadi sepasang kekasih. Tetapi, bila dilihat-lihat lagi, wajah Rizal tampak kesal. Bagaimana tidak? Adiknya melangkahinya, dalam artian mendahului dia. 'Sebaiknya aku cepat-cepat cari cewek. Kalau begini terus, bisa dibully aku.' Batin Rizal.


Misteri Pulau Misterius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang