Setelah berkemas, kami kembali melanjutkan perjalanan. Kami berjalan menuju ke arah utara. Setelah berjalan cukup lama, Fira melihat sebuah pemukiman yang sudah tidak terawat.
“Masuk ke rumah itu, yuk,” ajak Riko sambil menunjuk sebuah rumah yang paling besar dari pada rumah lainnya.
“Ayo, sekalian istirahat juga.” Akhirnya kami semua masuk ke dalam rumah itu.
Keadaan rumahnya tidak terlalu buruk. Banyak barang-barang usang, mungkin sudah lama berada di sini. Aku berjalan memasuki sebuah ruangan yang menarik perhatianku. kuputar kenop pintu perlahan, lalu mendorongnya.
Kriet
Ternyata sebuah perpustakaan. Aku berjalan menghampiri sebuah meja yang di atasnya terdapat sebuah buku. Kubersihkan buku itu dari debu yang menempel. Isle Of Demons, itu judul bukunya. Karena penasaran, kubuka halaman pertama dari buku itu. Tidak menarik, hanya tulisan Isle Of Demons seperti sampulnya. Kubuka halaman kedua, sebuah gambar peta berwarna hitam putih.
“Sedang apa, Rel?” Aku menoleh ke belakang, Mita. Dia menghampiriku, lalu berdiri di sampingku.
“Membaca buku,” ujarku sambil memperlihatkan buku yang kupegang, Mita hanya menggumamkan kata ‘oh’ sebagai balasan.
Di halaman ketiga, terdapat sebuah tulisan ‘There, Go, Forever’. Aku mengernyitkan dahi, lalu menatap Mita. Dia juga menatapku dengan alis kanan naik. “Sama seperti kertas yang aku temukan di lantai bawah kapal,” ujarnya. Aku mengangguk, lalu meneruskan membaca halaman setelahnya.
‘Die after the seventh day’
“Mati setelah hari ketujuh? Apa maksudnya?” tanyaku kepada Mita, dia hanya mengendikkan bahu.
“Mungkin kita?” Aku menatap tajam ke arah Mita. Dia membelalakkan matanya, lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“Ma-maaf,” lirih Mita, lalu menunduk.
Aku kembali membaca buku itu. Di halaman selanjutnya terdapat sebuah tulisan, kali ini banyak, mungkin sebuah cerita. Karena aku tidak mengerti artinya, aku bertanya kepada Mita. “Kau tahu ini artinya apa?” Mita mendongak ke arahku, lalu ke arah buku yang kupegang, dia menggeleng sambil tersenyum.
“Bentar, aku panggilin Kak Rizal dulu, dia bisa.” Mita mulai melangkah menjauh dariku. Aku menunggunya dan juga kakaknya dengan duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan ini. Kuedarkan pandanganku ke seluruh ruangan, seperti perpustakaan di rumahku, hanya saja jumlah rak bukunya yang berbeda.
Tak lama kemudian, Mita dan Rizal datang dan langsung duduk di kursi yang tersisa. Rizal menarik buku yang kupegang, lalu sibuk membaca.
“What the hell?” Aku melihat ke arah Rizal dengan pandangan bingung.
“Kenapa, Kak?” tanya Mita.
“Hm, aku ceritain, ya?” Aku dan Mita mengangguk sebagai jawaban.
“Isle Of Demons is a ghost island that apperead on th—”
“Kak! Yang benar, ih!” Rizal hanya tertawa menanggapi ucapan Mita, sedangkan aku hanya menggelengkan kepalaku.
“Isle Of Demons adalah pulau hantu yang muncul di peta pada awal abad keenam belas dan menghilang pada pertengahan abad ketujuh belas. Diyakini bahwa pulau itu dihuni oleh setan dan binatang buas yang akan menyiksa dan menyerang setiap kapal yang lewat atau siapa pun yang cukup bodoh untuk berkeliaran ke pulau itu.” Rizal berhenti membaca buku yang dipegangnya, lalu menatapku dan Mita.
“Kenapa, Zal?” tanyaku.
“Yakin mau dilanjut?” Aku mengangguk, begitu juga dengan Mita.
“Kita sekarang berada di Pulau Isle Of Demons,” lirih Rizal.
__
TBC
VOMEN MINNA
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Pulau Misterius [END]
HorrorBerawal dari sebuah ide sederhana, hingga membuat mereka tersiksa. Berharap kalau liburannya akan baik-baik saja, tetapi yang terjadi adalah yang sebaliknya. Selamat datang di, 'Misteri Pulau Misterius'. Kalian akan menjelajah pulau bersama lima ora...