P r o l o g

6.8K 552 12
                                    

Andai ada 25 jam sehari, mungkin semuanya akan lebih mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andai ada 25 jam sehari, mungkin semuanya akan lebih mudah.

Begitu batin Radhi ketika tiba-tiba saja, Pak Ketua yang terhormat, menyuruhnya untuk membuat banner ucapan selamat kepada tim basket yang baru saja menjuarai perlombaan nasional. Ditambah lagi, tugas mandiri yang diberikan oleh guru Biologinya karena mendadak ada urusan dan tidak bisa mengisi jam besok. Belum lagi, tugas-tugas lainnya yang kadang-kadang membuat Radhi mengusap dadanya sambil geleng-geleng kepala.

Pada akhirnya, Radhi biarkan laptopnya dalam keadaan terbuka, menampilkan aplikasi photoshop yang masih berupa background putih. Ia bangkit, untuk sejenak menatap Keigen, kakaknya yang sedang tidur di kasurnya.

Memang, karena satu dua alasan, Ayah memutuskan untuk menggabungkan kamar kedua putranya itu. Padahal, kamar di rumah ini lebih dari cukup untuk membuat kamar mereka masing-masing.

Pada akhirnya, Radhi berjalan ke luar kamar. Manik birunya menatap foto Ayah, Bunda, dan kakaknya yang terletak di atas meja yang terletak tidak jauh dari kamarnya. Di sebelahnya, fotonya dengan Ayah dan kakaknya, tanpa sang bunda, terlihat.

Tanpa sadar, Radhi tersenyum miris. Rasa bersalah kembali merasuki dadanya. Digigitnya bibir bawahnya dengan kuat, berusaha untuk menghilangkan perasaan itu. Matanya terpejam erat.

Hingga seseorang menepuk pundaknya perlahan. Radhi kembali membuka matanya yang dilapisi oleh lapisan bening itu. Lalu, ia menoleh, menatap Keigen yang entah sejak kapan sudah berdiri di sebelahnya.

"Dek, kenapa kamu belum tidur?" tanya Keigen. Raut wajahnya terlihat khawatir. "Ayo, tidur. Jangan begadang. Nanti kamu sakit. Jaga tubuhnya."

Radhi mengusap wajahnya sejenak. Ia mengangguk pelan. "Iya, Kak."

•The Dream Catcher•

A/n

Selamat datang di dunia Radhi yang menyenangkan tapi menyakitkan.

Eh? Wkwkwkwk

The Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang