Chapter 1 : Who She?

470 41 12
                                    

Typo Everywhere!!
--------------------------------
-Author Pov-

Liora menggenggan kedua tangannya yang terasa dingin sambil memejamkan matanya dan berdoa untuk kesembuhan Sella--adiknya yang kini sedang berjuang didalam sana karena penyakit kanker yang ia alami. Liora merasa kasihan pada adiknya itu, diusia remaja

diusia remaja nya dia harus mengalami ini semua. Aku merasa kasihan padanya. Bagaimana tidak? Usia-nya baru 15 tahun, usia dimana para remaja berjalan bersama kekasih dan sahabat mereka diluar sana namun adikku? Dia hanya bisa berbaring diatas tempat tidur rumah sakit. Menahan semua sakit yang ia rasakan dan mencoba terlihat baik-baik saja didepan kami.

"Tenanglah Delta, adikmu akan baik-baik saja." usapan tangan Ibu dipundakku membuatku sedikit lebih rilex, namun tak mengurangi rasa khawatirku dengan membayangkan bagaimana ekspresi kesakitan Sella didalam sana yang sedang menjalani kemoterapi.

"Apa uang sudah cukup untuk biaya kemoterapi Sella, Bu?" tanyaku pada Ibu, ia terdiam dan menunduk lalu menggeleng lesu. Ya tuhan, harus bagaimana lagi kami? Uang yang ku-kumpulkan selama sebulan bahkan belum cukup itu pun gaji Ibu juga sebagian besar ditabung untuk itu namun tetap saja belum cukup mengingat biaya kemoterapi Sella yang sangat mahal.

"Ibu tak tahu lagi harus bagaimana Del, Ayahmu bahkan belum mengirimkan uang pada kita selama 3 bulan terakhir ini. Padahal dia tahu bahwa Sella sakit dan butuh biaya yang banyak untuk kesembuhannya." Ibu menghela nafas lelah, Ayahku memang tidak ada disini. Beliau sedang berada di New York untuk bekerja bersama paman Ben, adiknya.

Kuusap bahu Ibuku, orang yang telah melahirkanku dan merawatku dengan suka rela. Melimpahkan diriku kasih sayang yang tak terhingga, dia adalah wanita terhebat dalam hidupku.

"Aku akan mencari pekerjaan sampingan yang memiliki gaji lebih tinggi Bu, aku akan berusaha demi adikku." Ibu meneteskan air mata dan memelukku erat, aku tahu dia sedih dengan keadaan Sella begitu pun dengan diriku. Sella juga adikku dan tentu saja aku tak akan bisa diam saja jika hanya melihatnya seperti ini. Aku harus berusaha mencari uang tambahan.

"Pulanglah dulu, seharian kau sudah bekerja. Kau pasti lelah Nak." aku hanya mengangguk dan mengecup kening Ibu ku setelah itu pamit untuk pulang kerumah, aku harus mendapatkan pekerjaan secepatnya.

Aku menaiki mobil tua milik Ayahku yang ditinggalkannya, tidak begitu tua. Namun masih bisa digunakan dengan baik karena Ayah dulu merawatnya dengan baik.

Memasuki rumah dan menuju dapur, aku melihat Ken dan Devan. Kedua adik kembar-ku itu sedang memasak bersama, sudahkah kukatakan? Aku beruntung memiliki saudara dan saudari seperti adik-adikku.

"Hey twins!" sapaku.

Ken dan Devan menoleh padaku dengan senyuman manis mereka, jika saja mereka bukan adikku. Maka aku akan memacari salah satu dari mereka. Mereka sangat tampan!

"Hey Delta, mana Ibu dan Sella?" tanya Ken padaku, aku tersenyum tipis.

"Hari ini Sella di kemo lagi" ucapku lesu.

Mereka berdua menghampiriku dan memelukku erat, mereka mengusap punggungku dan itu membuat diriku sedikit tenang.

"Aku dan Ken punya uang dari kerja paruh waktu kami, kau bisa mengambilnya untuk biaya Sella" ucap Devan, aku melepaskan pelukan kami. Mengusap kedua wajah adik-adikku lalu mengecupnya bergantian.

"Tidak, aku anak tertua disini. Dan ini adalah tanggung jawabku. Simpan uang kalian, kalian akan membutuhkan-nya suatu saat nanti." aku tersenyum berusaha meyakinkan mereka, aku akan merasa tidak enak jika menerima uang dari mereka. Ini adalah tanggung jawabku sebagai anak tertua dalam keluarga, aku tidak ingin ikut menyusahkan adik-adikku.

Dark (H.E.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang