Chapter 7 : Kondom

193 34 16
                                    

-Liora Pov-

Hari ini adalah hari dimana aku kembali bekerja, melakukan kembali rutinitasku yaitu membersihkan rumah mewah itu.

Saat datang tadi aku disambut oleh Louis yang membuka pintu dengan wajah kesal, tentu saja! Aku lagi-lagi datang pada jam 5 pagi. Kali ini aku diantar oleh ayah.


Setelah kembali dari New York, Ayah mengurungkan niatnya untuk kembali kesana. Ia memutuskan mencari pekerjaan disini agar ia bisa menjaga kami semua, dan aku bersyukur akan hal itu. Setidaknya Ayah tidak pergi jauh lagi dari kami.

Aku dengan cekatan memotong-motong sayuran yang berada didepanku, dilanjutkan dengan ikan beku yang berada di lemari pembeku. Jujur saja aku tidak tahu akan memasak apa. Jadi kuputuskan untuk membuat makanan dengan resepku sendiri. Karena aku memang suka bereksperimen dengan bahan-bahan makanan, aku lebih suka makanan yang selalu dibilang 'aneh' oleh Devan dari pada makanan yang sudah terkenal diluaran sana.

"Bra pink" aku langsung menoleh saat mendengar suara itu, Harry bersandar pada meja makan dengan melipat tangan didadanya yang telanjang. Membuatku terkejut sekaligus kagum melihat tato-tatonya.

Aku baru tahu jika dia juga memiliki banyak tato, walau pun lebih banyak Zayn. Didadanya ada dua tato burung dan dibawah dadanya ada tato kupu-kupu. Ada apa dengan jantungku?

"Sudah selesai mengaguminya?" suaranya membuyarkan kekagumanku, aku menatapnya kikuk lalu kembali fokus pada masakanku tanpa mengatakan apapun.

Aku mulai mengiris bawang merah dan menumisnya lalu memasukkan sayuran serta sedikit air, aku merasakan tanganku bergetar. Aku tahu bahwa ia sedang memperhatikan diriku. Tatapannya seolah menusukku dari belakang.

"K-kau butuh sesuatu?" tanyaku tanpa menoleh padanya, aku terus mengaduk masakan yang sedang kumasak itu.

"Ya, aku butuh... Kondom." aku langsung menoleh padanya, Kondom? Aku tahu itu Kondom. Tapi kenapa dia datang kedapur meminta kondom?

"Kondom bukan bahan masakan, jadi sebaiknya kau pergi ke apotek atau supermarket jika ingin kondom" jawabku kesal, apa dia itu tidak punya otak?

"Aku tahu, karena itu aku kemari. Aku ingin menyuruhmu untuk membelikan aku kondom disupermarket diujung blok ini."

"Tapi itu jauh."

"Kau kan punya kaki, jadi sana. Pergi." ia meletakkan uang $100 didepanku lalu melenggang pergi begitu saja, lantas bagaimana dengan masakanku?

Kudengar suara derap langakah kaki kembali mendekat, aku berharap itu Harry yang akan meminta uangnya kembali lalu memutuskan untuk membeli sendiri. Namun harapanku pupus saat suara Niall terdengar.

"Kau memasak apa hari ini?" ia tiba-tiba menyembul disampingku dan menunduk menghirup aroma masakanku sambil mendesah nikmat.

"Aromanya... Hmmm... Aku yakin ini akan sangat enak!" pujinya sambil menyengir, ia terlihat menggemaskan dengan pipi memerahnya itu. Dia benar-benar putih pucat, aku selalu bermimpi memiliki kulit seputih Niall. Mengingat kulitku tidak seputih dirinya.

Aku tersenyum membalas cengirannya lalu meletakkan masakanku diatas meja makan, mengambil uang milik Harry dan keluar dari rumah. Aku melirik ke garasi, ada sepeda. Mungkin aku bisa menggunakannya.

Dark (H.E.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang