(31)

8.5K 314 5
                                    

Vote!

percayalah saya membaca komentar kalian walau tidak membalasnya terimakasih

saya mulai menemukan titik terang hahah

.
.
.

Harlly POV

Aku masih tidak ingin mendengar penjelasan Diego, bilang aku egois. Aku hanya lelah dengan semuanya, bisakah aku menghilangkan diri dari sini, sungguh aku lelah.

Aku memutuskan untuk bertemu Al, dan ternyata ia sedang bermain dengan Vina di kamarnya. Mereka terlihat seperti anak dan ibu, bahkan Al terlihat sangat nyaman dengan pelukan Vina, wajarkah aku iri?

Mengapa perasaanku mengatakan kalau Vina akan merebut semua yang aku sayangi.

Sudahlah aku tidak ingin bertengkar dengannya.

"Harlly sini" Vina memanggil ku dengan senyum manisnya yang didalamnya sangat beracun.

"Mom, sini main" ajak Al.

Aku tersenyum dan menghampiri mereka tidak aku hanya ingin menghampiri Al.

"Dimana Diego,Har?" Ia bertanya dengan nada mengejeknya ingin sekali ku cakar wajah cantik nan busuk itu.

"Kenapa diam? Kau takut Diego akan berpaling darimu? Hahahaha itu akan segera terjadi. Jadi bersiaplah"

Licik wanita itu sangat licik aku membencinya, tapi aku tidak bisa apa-apa untuk sekarang.

"Mom, aku ingin bermain bersama grandma aku sudah berjanji tadi" Al bangkit dari tempatnya dan mencium Vina lalu memeluknya, dan Al memelukku.

Vina tersenyum senang karena Al lebih berpihak kepadanya, tidak akan kubiarkan.

"Lihatlah sekarang siapa yang akan kalah? Satu persatu orang yang kau sayang akan jatuh ke tangan ku"

"Oh ya? Benarkah? Silahkan ambil saja" aku bersikap tenang walau amarah sudah menguasaiku.

Jika aku menampilkan sedikit saja amarah ia akan tersenyum puas dana ku tidak akan membiarkannya.

"Kau. Jalang sialan, aku akan melenyapkan mu" wajahnya sudah terlihat ingin membunuhku.

Penyihir sialan.

"Wah benarkah? Kapan? Dimana? Memangnya kau bisa?hahahah" aku mengejeknya dan rencanaku berhasil ia terpancing amarah.

Plak

Satu tamparan mendarat di wajahku, "kau! Sialan!"

Dan kami mulai bertengkar.

___

Vina mencakar leher Harlly dan darah sedikit keluar dari sana, Harlly meringis kesakitan dan tenaganya cukup berkurang.

"Mati kau!" Vina menjambak kasar rambut Harlly. Harlly membalasnya dan Vina melepaskannya dan tiba-tiba menangis.

Harlly bingung ia masih menjambak Vina ia tak sadar dibelakang nya ada seseorang yang menatapnya tajam seperti belati yang menghunus.

"Harlly!" Teriaknya dari pintu.

Harlly melepaskan tangannya dan terkejut menatap Diego yang menatapnya seakan menghunus belati di tubuhnya.

"A-aku-"

"Cukup, semuanya yang aku lihat cukup menjelaskan!"

Harlly mencoba menghentikan Diego tapi ia selalu menepisnya.

Vina digendong olehnya dan berpura-pura menangis dan kesakitan nyatanya Harlly lah yang parah disini 3 goresan dilehernya dan kepala yang mulai sakit.

Vina tersenyum kemenangan kearah Harlly, Harlly terdiam semangatnya untuk meraih Diego sedikit berkurang.

Beberapa maid yang lewat dan melihat cakaran dan darah yang tidak berhenti segera membantu Harlly berjalan.

"Luna bertahanlah" ucapnya panik dan memanggil dokter.

Harlly berbaring di atas ranjang dan dokter itu mengeluarkan beberapa obat-obatan dari tasnya.

"Kau bisa mengobati luka mu dengan salep ini , Luna" ucapnya sopan.

"Terimakasih"

"Saya pamit undur diri luna.permisi" Harlly menatap sedikit curiga dengan dokter ini.

Entahlah perasaannya dan Natasa yang berbicara kepadanya jika ada sesuatu pada dokter ini.

"Mari Luna. Saya bantu mengobatinya"

Maid itu membersihkan luka Harlly dengan air lalu membantunya mengoles salep.

Harlly menahan ringisannya lukanya sangatlah perih, "terimakasih, kau bisa kembali"

"Permisi Luna"

Harlly masih tetap berbaring kepalanya masih pusing dan pikirannya melambung jauh pasti Vina berbicara yang tidak-tidak tentangnya.

"Aku lebih baik istirahat" Harlly memejamkan matanya karena terasa sangat berat.

__

"Bagus kita berhasil" ucap seseorang dengan senyum liciknya.

"Bagus kerjamu. Bawa dia secepatnya kehadapnku"

"Aku tidak sabar bertemu dengannya"

"Hahahaha"

🐺🐺🐺

Up juga tentang sebelumnya ya saya masih mikirin itu matang-matang hahahah.

Maafkan kalo saya labil.

Tapi untuk sekarang saya mencoba terus up cerita ini sebisa mungkin.

Terimakasih.

Jangan lupa voment.

NOT CONSIDERED[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang