Jadikan ini pemicu semangat bukan penghenti semangat
⚽⚽⚽Azka pov'on
Sesampainya di penginapan yang ditunjukan oleh Bagus.Cukup enak sih,pemandangan kota Malang juga terlihat dari atas sini." Makasih ya gus,udah ngenterin kita kesini " Bagus menganggukan kepalanya." Iya sama sama mbak Azka " kini ganti dia yang membalas ucapanku tadi." Jam berapa nih ? " Ardya menengok jam tangan yang melingkar ditangannya sedari tadi. " Jam setengah 5 mbak " Bagus menyahut,dia juga menggunakan jam tangan.
" Disini ada tv ndak sih ? " giliran aku yang mulai ribut cari tv.Tau sendiri lah,Bagas main nanti.Harus stay tun dong hhh.
" Ada mbak,diruang tamunya mungkin " kami bertiga lantas berjalan kearah ruang tamu.Benar saja ada televisi disini.Kami duduk disoffa yang tersedia disana.Langsung saja Ardya menyambar remotnya. " Sabar ar,rusak nanti tuh " Ardya terlihat sangat semangat sekali dalam mengganti ganti tv nya.
" Lah ini dia " ucapnya kegirangan kala sudah sampai di chanel tv yang diinginkan. "Memangnya Hanif main tah ar ? " aku bertanya kepada Ardya.Dia semangat sekali sore ini,memangnya Hanif main ? .
" Ndak tau sih zka,dia bilang kejutan doang.Makanya aku langsung ganti chanel takut ketinggalan " lesu sekali nada bicaranya.Tidak sekeras tadi waktu tanya jam.
" Sampean ki lo mbak,mbok ditanya lagi mas Hanif nya " tuh Bagus anak kecil aja sampek nasihatin Ardya.Ingin ketawa ngakak rasanya melihat ekspresi wajah datarnya." Jangan gitu kamu gus,kualat nanti, " Ardya berusaha menakuti Bagus yang nampaknya tidak takut akan ancaman Ardya.Memangnya siapa yang takut,kalau cuma ngasih saran doang ditakut takutin.
" Kamu ini ar,bener apa yang diomongin Bagus.Tanya itu yang detail jangan mau cuma dikasih kejutan," aku mencoba membela Bagus disini." Mentang mentang calon adik ipar,dibelain," tuhkan asem lagi tuh muka Ardya." Ealah mbak,sampean dah jadian sama mas ku tah ?," Bagus bertanya padaku dengan muka yang gembira bukan main.
" Belum gus," jawabku singkat padat dan jelas.Karena masih disuruh nunggu.Kalau tanya aku sudah ada rasa belum sama Bagas? Jawabannya sedikit dikit lama lama jadi bukit." Udah lah pending dulu tanya tanya nya,udah mau mulai nih," Ucap Ardya dengan wajah yang sangat serius.
Aku dan Bagus langsung memfokuskan perhatian ke layar tv.Yang memunculkan bendera AFF keluar menuju lapangan bertanda pertandingan sudah akan dimulai.Dibelakang keluar lah para wasit dan pemain dari kedua kesebelasan." Mas Bagas masih jadi capten mbak Azka," Bagus terlihat sangat senang melihat masnya kini.
" Iya,tapi dia nggak bilang lagi tadi kalau mau jadi capten," memang tadi Bagas tidak memberi tau ku soal dia mau jadi capten kesebelasan lagi.
" Diem aku lagi nggak mood ya," Ardya meletakan remot tv dengan kasar diatas meja yang tersedia." Kenapa kamu tah ar ? ," tanya ku melihat perubahan moodnya secara tiba tiba.Padahal tadi dia sangat semangat menonton pertandingan ini.Sementara Bagus masih terpaku pandangannya pada layar kaca.
" Oh aku tau,ndak ada Hanif kan ?," aku baru tersadar jika Ardya menunggu Hanif yang bermain.
" Makanya mbak,sebelumnya itu minta penjelasan yang pasti," Bagus ikut nimbrung,padahal matanya terus melihat kearah tv.Kulihat dia sedikit terkekeh." Diem kalian ah,bad mood aku," bibir Ardya sudah macam donal bebek aja.Ngalahin hidungnya yang mancung itu sampekan.
" Eh bibir mu kondisikan ar," tegur ku,risih dengan apa yang dilakukan Ardya.Tidak merubah bibirnya yang ia monyongkan malah semakin menjadi Ardya ini.Terserah lah aku bingung lebih baik nonton timnas aja lah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gebyar Juara
Fiksi Penggemarmenceritakan tentang kehidupan atlet yang berjuang untuk bangsa dan negara.Dengan restu keluarga dan orang terkasih dan beberapa kisah pemanis didalamnya ikut membangkitkan semangat juaranya