The Second Floor

1K 124 34
                                    

Praaang...

Mereka bertujuh terkesiap mendengar suara pecahan itu.

"Apa itu?" Tanya Seokjin takut sambil mengambil lengan Namjoon.

"Sepertinya suaranya dari lantai atas, seperti pecahan kaca" jawab Namjoon pada kekasihnya sambil melihat ke arah lantai atas yang sebenarnya tidak dapat terlihat.

.

.

.

.

.

Mereka terlalu takut untuk memeriksa ke lantai atas. Yoongi tiba-tiba berdiri dari sofa dan menyalakan senter dari ponselnya.

"Apa yang akan kau lakukan Yoon?" Tanya Jimin panik. "Kau tidak berencana untuk ke atas kan?" Tanyanya lagi meyakinkan.

"Yes I am, aku mau lihat ada apa sebenarnya di rumah ini" jawab Yoongi sambil melangkah pelan-pelan menuju tangga.

"Tunggu Yoon, aku ikut" ujar Jimin sambil menyamakan langkahnya dengan Yoongi.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju lantai atas dengan disinari oleh senter dari ponsel Yoongi. Tanpa sadar Jimin merangkul pundak Yoongi. Yoongi menoleh ke tangan di mana Jimin memegangnya. Jimin sadar. Ia melepaskan tangannya dari pundak Yoongi.

Jimin dan Yoongi sampai di lantai atas. Yoongi menyoroti sinar senter ke segala arah mencari pecahan kaca yang terdengar tadi. Jimin menarik tangan Yoongi untuk menemaninya memeriksa kamar Tae terlebih dahulu.


Ckieettt..
Pintu kamar Tae terbuka setengah.

Jimin meminta pada Yoongi untuk mencari-cari apa yang jatuh dan menimbulkan suara pecahan kaca. Namun, di kamar Tae bersih. Tidak ada apapun yang berserakan di lantai.

Mereka keluar dari kamar Tae. Kali ini kamar Jimin yang akan diperiksa. Jimin membuka pintu kamarnya pelan.

Ckieettt..
Pintu kamar Jimin sudah dibuka.

Sekali lagi, Jimin meminta Yoongi untuk menyinari kamar dengan senter yang ada pada ponselnya. Mereka berdua masuk ke dalam kamar Jimin. Niat ingin memeriksa benda apa yang jatuh, tetapi tiba-tiba..

Braaakkkk!

Pintu kamar tertutup dengan kerasnya, seperti ada yang membantingnya dari luar.

Jimin dan Yoongi terkejut bukan kepalang. Mereka panik dan langsung menuju pintu. Jimin mencoba menarik-narik pegangan pintu untuk membuka, tetapi nihil. Pintu tidak bisa terbuka. Beberapa kali Jimin mencoba, tapi hasilnya tetap sama, tidak bisa dibuka.

"Jimin, aku takut" ujar Yoongi dengan nada bergetar.

"Tenang ya Yoon, ada aku di sini. Aku akan menjagamu" ucap Jimin menenangkan Yoongi. Jimin melihat mata Yoongi sama-samar dalam gelap.

"Mata yang indah" - batin Jimin yang masih melihat mata Yoongi.

Perlahan Jimin merapikan rambut Yoongi yang terjatuh di wajahnya. Lalu Jimin mengangkat dagu Yoongi untuk ditatapnya wajah perempuan yang sedari tadi ketakutan. Yoongi pun melihat netra Jimin yang teduh. Ia tidak kuat. Dipalingkannya pandangannya ke bawah, tidak berani menatap lama netra Jimin.

Jimin memajukan wajahnya ke wajah Yoongi. Merasakan hembusan nafas Yoongi yang agak tersengal karena ketakutan. Ia menutup matanya, begitu juga dengan Yoongi. Tidak lama kemudian,

Cup~


Bibir mereka bersatu. Jimin mencium lembut bibir merah Yoongi. Yoongi tersentak karena ciuman Jimin. Jimin sadar, dia takut Yoongi marah karena perbuatannya.

The House  (MINYOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang