The House (MINYOON) ✔

Yoongi's Home

Mereka keluar dari rumah itu menuju rumah Yoongi. Jimin mengetuk pintu rumah Yoongi dengan panik.

"Yoongi... Yoon.. kau ada di rumah?" Panggil Jimin dengan panik dan sambil terus menerus mengetuk pintu rumah Yoongi.

"Ya, sebentar. Aku bukakan pintunya" sahut Yoongi dari dalam rumahnya.
.

.

.

.

.

.

.

Ceklek..

Pintu rumah terbuka. Yoongi sudah berada di hadapan Jimin dan Tae.

"Ada apa Jim?" Tanya Yoongi.

"Ah.. itu.. hmm" Jimin bingung memulai cerita dari mana karena panik. "Itu.. di rumahku.. ada.." lanjutnya lagi sambil menunjuk-nunjuk rumahnya sendiri.

"Ada apa? Bicara yang jelas Jim" potong Yoongi.

"Ada sesuatu yang tidak beres di rumah kami Yoon.." sambung Tae akhirnya.

"Tidak beres bagaimana?" Tanya Yoongi bingung.

Jimin dan Tae bingung mau bicara apa lagi pada Yoongi. Akhirnya Yoongi menyuruh mereka masuk ke dalam rumahnya.

"Oke.. oke.. kalian masuk dulu ke rumahku. Kita ceritakan di dalam" ujar Yoongi.

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah Yoongi. Yoongi berjalan di depan, seakan memimpin teman-temannya masuk ke rumahnya. Lorong rumah Yoongi hanya diterangi lampu yang bisa dibilang remang-remang. Warna lampu untuk penerangan lorong itu berwarna merah.

Jimin sedikit tercekat ketika pertama kali melangkahkan kedua kakinya ke dalam rumah Yoongi. Jimin tidak terbiasa untuk masuk ke dalam rumah yang gelap seperti rumah Yoongi. Rasa takut langsung menghampirinya. Begitu pula dengan Tae.

Sejak Tae melangkah masuk ke dalam rumah Yoongi, bulu kuduknya seakan tidak terima berada di tempat gelap seperti ini. Bulu kuduk Tae meremang seketika. Hawa dingin berhembus di balik punggungnya. Dia tidak berani untuk berjalan sendirian. Digandengnya lengan Jimin sambil terus memperhatikan setiap ruangan yang dilewati.

Yoongi naik ke lantai atas. Di belakangnya mengekor Jimin dan Tae.

"Duh, perempuan pucat ini kenapa suka gelap-gelapan sih?" - Batin Jimin.

"Yoongi, kita mau ngobrol di mana?" Tanya Jimin.

"Di kamarku saja, lebih nyaman untuk ngobrol-ngobrol" jawab Yoongi.

Tae tetap memperhatikan sekitar. Saat naik tangga ia memperhatikan pegangan tangga. Pegangan tangga di rumah Yoongi memiliki ulir-ulir seperti ular. Lampu di sepanjang tangga pun juga lampu berwarna merah. Menambah kesan horror untuk rumah Yoongi.

Mereka bertiga sampai di kamar Yoongi.

Ceklek..

"Masuklah.. kita bicarakan di dalam" ujar Yoongi seraya membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan temannya masuk.

"Hmm" jawab Jimin dan Tae hampir bersamaan disertai anggukan kepala dari mereka.

Di dalam kamar Yoongi di sudut sebelah kanan, terdapat boneka kumamon yang cukup besar yang menghuni sebagian besar kasurnya. Meja nakas di sebelah tempat tidurnya yang di atasnya terdapat jam weker dan buku kesukaan Yoongi "Antara Ada dan Tiada". Di sudut kamar sebelah kiri terdapat meja belajar Yoongi di atasnya terdapat susunan buku pelajaran sekolah dan sebuah laptop.

Lampu di dalam kamar Yoongi berwarna agak terang dari ruangan yang lainnya. Terasa lebih hangat di dalam ruangan kamar Yoongi. Oh ya, jangan lupakan karpet yang membentang di lantai dengan bantal-bantal yang empuk karena Yoongi memang suka berbaring sambil membaca buku di karpet.

"Duduklah.." Yoongi menawarkan Jimin dan Tae duduk seraya menepuk-nepuk karpetnya.

Jimin dan Tae langsung duduk berhadap-hadapan dengan Yoongi dan mulai menceritakan kejadian yang mereka alami sejak pulang sekolah sore tadi.

Wajah Yoongi berubah ketika mendengar sesuatu yang mistis dari cerita Jimin dan Tae. Ia bingung harus merespon apa. Jimin dan Tae sangat ketakutan bahkan di dalam rumahnya sendiri.

"Bagaimana ini Yoon?" Tanya Jimin ketakutan. "Aku takut"

"Aku juga takut, tidak biasanya rumah Daddy seseram ini" Tae menambahkan dengan raut wajah yang tak kalah ketakutannya dengan Jimin.

"Oke, mungkin itu ulah 'mereka' yang jahil yang mengikuti kita dari jalan pintas yang kau tunjukkan tadi Tae" jelas Yoongi.

"Ba-bagaimana k-kau b-bisa tau Yoon?" Tanya Tae tergagap saking ketakutannya.

"Aku sering menghadapi hal-hal seperti ini Tae" jawab Yoongi santai. "Karena seringnya aku mengalami hal seperti ini, aku rasa 'mereka' sudah mengenal diriku" lanjut Yoongi.

"Lalu, apa yang kau lakukan ketika mengalami kejadian mistis ini pertama kali Yoon?" Tanya Jimin kemudian.

"Awalnya aku juga ketakutan, sama seperti kalian. Tapi aku mencoba santai dengan keberadaan mereka. Karena aku percaya kalau kita hidup berdampingan dengan dunia 'mereka'. Mereka pasti ada di sekeliling kita, hanya saja dunia mereka tidak bisa terlihat dengan mata telanjang." Yoongi menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana ia menghadapi kejadian menakutkan.

Jimin dan Tae hanya mengangguk-anggukkan kepala mereka. Tae melihat jam dinding yang berada di kamar Yoongi sudah menunjukkan pukul 6.30 p.m London Time.

"Jim.. bagaimana kalau kita pulang saja ke rumah?" Usul Tae. "Sepertinya Mommy dan Daddy sudah pulang. Tadi aku seperti mendengar suara mobil mereka" ujar Tae kemudian.

"Baiklah Tae, kita pulang" ucap Jimin. "Aku rasa 'mereka' sudah tidak ingin mengganggu kita lagi ya Tae, hahaha" kelakar Jimin.

Yoongi dan Tae ikut tertawa mendengar kelakar dari Jimin. Yoongi mengantarkan teman-temannya pulang. Ia berjalan di depan. Jimin memandangi Yoongi dari belakang.

"Anak ini lucu juga berani. Bayangkan saja, dia berani menghadapi makhluk astral dengan santai" - Batin Jimin.

Jimin keasyikan memandangi Yoongi sampai ia tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di pintu depan rumah Yoongi. Jimin sedikit menabrak Yoongi dari belakang.

"Maaf.." ucap Jimin perlahan di telinga Yoongi.

"Ya, tak apa" jawab Yoongi yang pipinya sudah bersemu merah karena bisa berdiri sedekat ini dengan Jimin.

Jimin dan Tae kembali ke rumahnya, dan benar saja orang tua angkat mereka sudah pulang. Mereka mendengar suaranya.

Ceklek..

"Mom... Dad..." Tae berteriak memanggil orang tuanya.

Hening

Tak ada sahutan.

"Tae, perasaanku tidak enak" ucap Jimin sambil menarik-narik ujung baju Tae dan melihat sekeliling rumahnya

"Kau benar Jim, aku juga merasa seperti itu" lanjut Tae.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc..

Wooaahh,  setelah menunggu mood untuk lanjut nulis FF ini akhirnya beres juga chapter ini.

Boleh dong minta vote dan commentnya ya reader..

😘💖✌✌

Love..
@caesarhiana11