NamJin [Namjoon and Seokjin]

1.3K 137 2
                                    

Jimin menoleh ke asal hembusan angin itu. Kosong. Hanya dinding yang ada di belakangnya.

Ternyata Tae juga melakukan hal yang sama dengan Jimin. Dia menoleh ke arah belakangnya yang notabene dinding juga.

Mereka berdua saling tatap. Bingung.
.

.

.

.

.

.

Jimin dan Tae tidak terlalu memusingkan 'sesuatu' yang berhembus tadi. Mereka tetap melanjutkan belajar mereka sampai bel istirahat berbunyi.

Tae langsung beralih ke bangku Jimin.

"Kau merasakannya juga tadi?" Tanya Tae pada Jimin dengan mimik wajah ketakutan.

"Ya.. tentu Tae. Kau kan lihat tadi aku langsung menoleh ke belakang begitu aku merasakan ada angin yang berhembus" jelas Jimin panjang lebar.

"Angin itu berasal dari mana ya Jim?"

Belum sempat Jimin menjawab, datang lah sahabat Tae dari kelas lain, lebih tepatnya kelas XII.

"Hai Tae.." sapanya pada Tae sambil melambaikan tangannya.

"Hei hyung.. " sahut Tae padanya. "Hei noona.. " sapa Tae pada gadis yang dibawa oleh temannya.

"Jimin, kenalkan, ini sahabat-sahabatku. Namjoon hyung dan Seokjin noona" Tae memperkenalkan sahabatnya pada Jimin.

"Halo Namjoon sunbae, halo Seokjin sunbae. " sapa Jimin kepada keduanya.

"Hei, kau bisa memanggil kami dengan sebutan hyung dan noona Jim.." ujar Namjoon.

Namjoon adalah Ketua Siswa di North High School. Ia dipilih karena dia pandai berbahasa Inggris dan murid paling pintar. Namjoon memiliki kekasih bernama Seokjin. Seokjin ini Ketua Persatuan Siswi Korea di North High School. Segala yang berbau perempuan dan pink dia pasti selalu up to date. Pasangan ini menjadi couple goals di North High School karena menurut siswa dan siswi di sekolah, mereka berdua sangat cocok dan tidak pernah macam-macam atau kata lainnya nakal.

"Kalian sedang membicarakan apa?" Tanya Seokjin.

"Begini noona, kan aku duduk di paling belakang ya, otomatis di belakangku itu dinding dan jendela kelas jauh dariku. Lalu, tiba-tiba aku merasa ada angin berhembus di belakang leherku" jelas Jimin.

Seokjin mendengarkan penjelasan Jimin sambil menganggukkan kepalanya. Setelah itu dia beralih ke Tae.

"Kau juga merasakan seperti Jimin, Tae?" Tanya Seokjin kemudian.

"Ya noona, aku merasakan hal yang sama seperti Jimin." Jawab Tae dengan wajah yang masih ketakutan dan tangan yang mengusap-usap tengkuknya.

"Mmm, kalau begitu, tidak perlu dipikirkan lagi. Ini bukan hal yang penting" ujar Seokjin menenangkan Jimin dan Tae.

"Oh ya Jim, kapan-kapan kalau kau mau, kau bisa main ke markas kami" ujar Namjoon.

"Ya Jim, kami sering berkumpul di markas. Markas kami di rooftop sekolah ini dan sudut kantin." Ujar Tae menjelaskan.

"Baiklah, aku pasti akan ikut berkumpul dengan kalian di markas" ucap Jimin yakin.
.

.

.

.

.

Di sudut kelas yang lain, ternyata Yoongi diam-diam mendengarkan percakapan mereka. Sebenarnya dia mau ikut berbincang dengan yang lainnya. Dia sering berpikir kalau anak-anak lain mungkin tidak akan suka dengan dirinya yang pendiam. Sedangkan ia lihat Jimin dan yang lainnya sedang tertawa ceria.

Yoongi senang melihat keakraban mereka. Ia memandangi Jimin yang sedang tertawa. Mata Jimin seakan ikut tertawa ketika bibirnya tertawa. Yoongi sedikit gemas dibuatnya.

Ternyata Jimin menyadari kalau ia diperhatikan dari jauh. Ia menoleh ke arah Min Yoongi. Benar saja, Yoongi sedang memperhatikannya. Jimin tersenyum pada gadis itu. Yoongi terkejut ketika Jimin melempar senyum padanya.

Jimin melambaikan tangannya.

"Hei Yoon, kemarilah. Akan kukenalkan dengan yang lainnya" teriak Jimin. Namjoon, Seokjin, dan Tae langsung melihat ke arah yang dipanggil oleh Jimin dan mereka tersenyum ke arah Yoongi.

Yoongi berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jimin.

"Yoongi, kenalkan ini Namjoon hyung dan ini Seokjin noona " Jimin mengenalkan Namjoon dan Seokjin pada Yoongi sambil menunjuk satu persatu.

"Salam kenal, aku Yoongi" ucap Yoongi malu-malu.

"Hai Yoongi.." sapa Namjoon dan Seokjin hampir bersamaan.

"Wah, kumpulan kita semakin ramai ya, sekarang ada tambahan Yoongi dan Jimin." Ucap Namjoon antusias.

"Iya ya, ayo kita ke datangi kelas Kookie." Usul Tae. "Setelah itu ke kantin. Aku lapar" sambung Tae sambil mengusap perutnya.
.

.

.

.

.

.

.

.

*kelas X-A*

Mereka berlima menghampiri kelas Kookie. Ternyata Kookie masih mengerjakan sesuatu di mejanya. Ia terlihat serius mengerjakan.

Tae berjalan dengan cara berjingkat, berniat untuk mengejutkan Kookie. Akan tetapi, dengan santainya Kookie berucap, "oppa, jangan coba-coba mengejutkan aku ya, aku tau kau datang."

Langkah Tae terhenti, diikuti gelak tawa teman-temannya.

"Kookie-aaa, ayo kita ke kantin." Ajak Seokjin. "Kau sedang apa sih?" Tanyanya kemudian sambil melihat apa yang sedang dikerjakan oleh Kookie.

"Iya, sebentar lagi eonni , tanggung nih. Tugas Sejarah-ku belum selesai" ujar Kookie.

"Sudahlah, kita ke kantin dulu" ucap Tae sambil merampas buku tugas Kookie.

"Aaahh.. oppa, kemarikan bukuku." Rajuk Kookie. "Iya iya aku ke kantin." Sambungnya.

Mereka berenam pergi ke kantin berpasang-pasang. Tae dengan Kookie, Namjoon dengan Seokjin, dan Jimin dengan Yoongi walaupun mereka belum resmi pacaran.

Sesampainya di kantin.

.

.

.

.

.

.

Tbc..

Please voment for this story. Please dont be a sider ✌✌

💖💖 original belong to mine @caesarhiana11

The House  (MINYOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang