The Alley

1.1K 129 0
                                    

Hujan sudah mulai turun tanpa aba-aba. Benar saja, hujan langsung turun dengan derasnya. Ketiga mobil itu keluar dari area sekolah dan membelah jalanan kota London. Mengantarkan mereka ke rumah masing-masing.

.

.

.

.

.

.

Jeep Wrangler milik Hoseok mulai memasuki area perumahan tempat tinggal Jimin, Tae, dan Yoongi. Taehyung yang duduk di samping pak kusir, uppss, di samping Hoseok memberi petunjuk pada Hoseok untuk mengambil jalan pintas yang ia belum ketahui.

Jalan pintas yang ditunjukkan oleh Tae ternyata gelap dan agak sempit, terlebih sekarang hujan turun dengan derasnya. Suasana di jalan pintas makin sepi dan gelap karena awan hitam tidak luntur meskipun bebannya sudah dijatuhkan ke bumi.

"Kau serius Tae, ini jalan pintasnya?" Ujar Hoseok ragu. Ia melihat sekeliling jalan yang ia lalui. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Ya hyung, aku serius. Aku pernah melewati jalan ini ketika hari cerah. Aku tidak menyangka akan seseram ini jika hujan" jelas Tae yang sekarang menjadi ragu akan ingatannya. Ia agak takut dengan suasana di jalan pintas ini.

"Kau ini Tae, lebih baik kita lewat jalan yang biasa saja tadi" ucap Jimin sambil melihat jalanan yang memang gelap itu.

Semua laki-laki mengeluh karena jalanan yang sepi dan gelap. Seakan hidup mereka harus selalu terang. Hanya Yoongi yang tidak mengeluh ketika ia melewati jalanan yang sepi dan gelap.

"Kalian ini..." Yoongi memotong omongannya. Ketiga laki-laki di dalam mobil ini seketika menoleh ke arahnya.

"Kalian kan laki-laki, kenapa harus takut gelap sih?" Tanyanya heran.

Jimin, Tae, dan Hoseok terdiam mendengar perkataan Yoongi.

Akhirnya mereka menyusuri jalan kecil ini, atau mungkin bisa dikatakan kalau yang mereka lewati adalah gang. Rumah-rumah yang ada di sepanjang gang ini benar-benar terlihat gelap dan sepi. Lampu jalan juga tidak semuanya menyala. Hanya beberapa saja yang masih hidup. Sebagian lainnya berkedip-kedip mungkin karena sudah lama tidak diganti dan dipaksa untuk terus menyala. Sebagian lagi mengeluarkan cahaya yang sangat redup.

Suasana di gang ini membuat mereka sedikit bergidik ngeri. Hoseok menjalankan mobilnya dengan cepat. Namun, tiba-tiba ada bayangan hitam yang melintas di depan mobil. Sontak Hoseok menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba juga. Jimin, Tae, dan Suga sampai maju ketika Hoseok tiba-tiba mengerem mobilnya.

"Ada apa hyung ?" Tanya Jimin panik.

Wajah Hoseok tidak kalah panik dengan Jimin, tangannya bergetar dan mengeluarkan keringat dingin.

"Itu tadi ada bayangan hitam yang menyeberang" jelas Hoseok sambil sedikit menunjuk ke arah depan yang sekarang sudah tidak ada apa-apa.

"Kau serius hyung?" Tanya Tae panik.

"Apa yang kau lihat oppa?" Tanya Yoongi juga.

"Aku tidak yakin apa kulihat tadi. Itu terlihat seperti manusia, memakai jubah hitam dan melesat begitu cepat sampai aku terkejut" jelas Hoseok panik.

"Okay, coba kita tenangkan pikiran kita dulu." Usul Jimin yang disetujui dengan anggukan kepala oleh sahabat-sahabatnya.

Mereka berdiam diri sejenak di dalam mobil. Hujan sudah mulai reda. Hanya tinggal rintik-rintik yang masih membasahi kaca Wrangler milik Hoseok. Waktu sudah meningkat makin sore, jadi walaupun hujan sudah reda tidak akan terlihat cerah. Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Hoseok melajukan mobilnya melanjutkan perjalanan mengantarkan Jimin, Tae, dan Yoongi ke rumah mereka.

Akhirnya mereka sampai di depan rumah Tae dan Jimin. Mereka turun dari mobil Hoseok. Yoongi langsung menuju ke rumahnya setelah mengucapkan terima kasih pada Hoseok.

"Terima kasih oppa atas tumpangannya. Aku pamit ke rumah ku ya" ujar Yoongi yang juga berpamitan pada Jimin dan Tae.

Jimin memandangi punggung Yoongi yang makin lama makin menghilang dari pandangannya. Tubuh kecil itu masuk ke rumahnya yang selalu gelap. Jimin segera memalingkan wajahnya kepada Hoseok dan Tae kembali.

"Kau hati-hati ya hyung, lebih baik jangan lewat jalan tadi. Lewat jalan raya yang ramai saja ya hyung." Ucap Jimin pada Hoseok seraya mengingatkan Hoseok agar tidak melewati jalan yang gelap sebelumnya.

"Ya Jim, aku tidak akan pernah mau lewat jalan itu lagi. Aku takut jika aku lewat jalan itu sendirian" ujar Hoseok sambil ia mengingat betapa menakutkan jalan itu. "Baiklah Jim, Tae, aku pamit pulang ya, salam untuk orang tua kalian" pamit Hoseok.

"Baik hyung, aku akan sampaikan pada Daddy dan Mommy." Jawab Tae.

Hoseok masuk kembali ke dalam mobilnya. Ia agak ragu menjalankan mobilnya. Ia kembali dilanda rasa takut. Namun, ia tetap melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Hoseok tidak melewati jalan pintas yang ditunjukkan oleh Tae sebelumnya. Ia melewati jalan yang biasa ia lewati jika ingin ke rumah Tae. Namun, saat melewati jalan biasa pun terasa sangat sepi dan temaram.

"Kenapa ya sore ini terasa sangat mencekam" ujar Hoseok pada dirinya sendiri seraya memajukan tubuhnya ingin melihat lebih jelas jalanan yang ada di hadapannya.

Hoseok melajukan mobilnya dengan cepat. Ia ingin sekali cepat sampai di rumahnya. Tidak ada hal lain yang ia inginkan saat ini selain tiba di rumahnya secepat mungkin.

Walaupun Hoseok sudah menuruti Tae untuk lewat jalan raya yang besar dan ramai, namun, suasananya tetap saja mencekam. Jalanan tetap sepi. Hoseok melihat kanan dan kiri mencari-cari mungkin saja ada penduduk yang keluar dari rumahnya. Nihil.

Di deretan toko di depan perumahan Tae, Hoseok menangkap sesosok bayangan hitam, sama persis seperti yang ia lihat sebelumnya bersama teman-temannya. Bayangan hitam itu hanya berdiam di depan salah satu toko. Hoseok terkesiap melihat bayangan itu, ia menghentikan laju mobilnya.
.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc..

Thx yg udah setia baca ff ini. Plisss, vote dan comment ny ya readers.

Love u all. 💖💖✌

The House  (MINYOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang