"Kim Nana!"
Seunghwan lari-larian menghampiri Nana yang sedang berdiri bersandar dinding sebuah rumah yang letaknya ada di sudut belokan. Nana berbalik sembari mengeratkan matel tebalnya. Mulut gadis itu hampir tertutup syal berwarna merah yang melilit lehernya. Udara masih terasa dingin hari ini.
"Mian, aku terlambat!" Seunghwan meminta maaf sambil mengatur napasnya.
Nana yang sejujurnya kesal pada Seunghwan, mengeluarkan tangan kanannya dan mulai mengusap punggung pemuda itu.
"Mian, Nana Noona. Kau tahu, ibuku kan? Dia-"
"Arraseo! Arraseo! Jadi pergi tidak?" Nana lalu berjalan lebih dulu sambil menghentakkan kakinya. Meninggalkan Seunghwan yang menatap gadis itu dengan penuh sesal.
Pagi ini, Seunghwan yang sudah berjanji akan mengajak Nana pergi ke kebun binatang, telah membuat gadis itu marah lagi. Bagaimana tidak jika Seunghwan terlambat hampir dua jam dari jadwal yang sudah ditentukan. Membiarkan Nana menahan dingin karena harus menunggunya.
Semua itu karena ibunya. Andai saja ibunya tidak menyuruhnya membersihkan rumput di halaman dulu, mungkin Seunghwan tidak akan terlambat selama itu.
Seunghwan mengumpat kesal tepat sebelum berlari lagi menyusul Nana. Ia harus membujuk Nana agar tidak marah lagi padanya. Ia ingin kencannya hari ini berjalan lancar, berkesan dan menyenangkan.
"Kau sudah sarapan?" tanya Seunghwan yang sudah sejajar dengan langkah Nana.
"Sudah." Nana menjawab dengan nada dingin.
"Kau tidak bertanya padaku?"
Nana menatap Seunghwan sebentar. Lalu kembali lurus menghadap jalan di depannya.
"Dilihat dari berapa lamanya kau terlambat, bukankah seharusnya sudah?"
Seunghwan mengerucutkan bibirnya. Sedikit kecewa dengan jawaban Nana. Memang cukup susah untuk membujuk gadis di sampingnya ini.
"Belum. Sama sekali belum."
"Jinjja?" tanya Nana dengan nada yang dibuat-buat.
"Iya. Kau tahu kenapa aku bisa terlambat selama itu?"
"Mana kutahu. Kau saja tak membolehkanku datang ke rumahmu."
"Mian... Kau tahu kan ibuku itu-"
"Melarangmu pacaran selama kau belum lulus sekolah. Oh, ayolah. Kau sudah mengatakan itu ribuan kali Lee Seunghwan!" kata Nana melanjutkan kalimat Seunghwan.
Nana terlihat kesal. Ia juga bosan dengan alasan yang sering dilontarkan oleh Seunghwan tersebut. Tidak boleh menjalin hubungan dengan gadis manapun selama belum lulus sekolah, itu nasihat keras dari ibu Seunghwan untuk Seunghwan.
Seunghwan menatap Nana yang memang sebenarnya lebih tua darinya tersebut. Iya, Kim Nana adalah kakak kelasnya. Keduanya menjalin hubungan sudah kurang lebih setahun. Bahkan setelah Nana sudah lulus sekolah sebulan lalu, keduanya tetap menjaga hubungan mereka.
Seunghwan menarik tangan Nana hingga terlepas dari kantong mantelnya. Membuat Nana menghentikan langkahnya mengikuti Seunghwan yang telah lebih dulu melakukan hal yang sama. Nana menatap Seunghwan.
"Mian. Aku janji. Setelah lulus nanti, aku akan langsung mengenalkanmu pada ibuku, Noona."
Nana menatap Seunghwan. Itu adalah janji yang bukan baru sekali dua kali Seunghwan ucapkan padanya. Sudah ratusan kali mungkin.
Memang, yang jadi masalah utama dalam hubungan Seunghwan dan Nana adalah ibunya Seunghwan. Yang sudah mewanti-wanti Seunghwan agar tidak dulu menjalin hubungan dengan gadis manapun. Seunghwan harus fokus dengan sekolahnya.
Pernah sekali, saat itu keduanya sudah pacaran selama dua bulan. Seunghwan membawa Nana ke rumahnya. Dengan alasan akan belajar bersama. Nana juga langsung terlihat akrab dengan ibu Seunghwan sebenarnya. Tapi ternyata keesokan harinya, Nana mendapat kabar dari Seunghwan, bahwa ibunya tahu kalau keduanya sedang menjalin sebuah hubungan. Padahal Seunghwan sama sekali belum mengatakan apapun. Katanya, ibunya tahu dari gerak-gerik keduanya. Bahkan ibunya sampai mengancam akan memindahkan Seunghwan ke sekolah yang ada di desa neneknya jika Seunghwan benar-benar ketahuan pacaran.
Itulah sebenarnya yang membuat mereka belum leluasa menjalin hubungan. Belum ada restu dari ibunya Seunghwan. Ayah Seunghwan bagaimana? Sebagai sesama laki-laki, tentu saja ayah Seunghwan sangat setuju dan mendukung jika anak prianya itu memiliki kekasih. Tapi ya tetap saja, Seunghwan merasa jadi anak durhaka pada ibunya karena melanggar nasihat dan pesan beliau.
"Iya, iya. Aku mengerti. Dasar anak mama!" ejek Nana, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Terlihat senyum manis nan tulus dari bibir sang gadis.
Nana mengerti. Sangat mengerti. Betapa cintanya sang adik kelas padanya. Dengan Seunghwan tetap menyembunyikannya dari sang ibu, itu berarti Seunghwan benar-benar tak ingin kehilangan Nana. Bukankah begitu? Benar. Setidaknya itu bagi Nana pribadi. Dan entah bagaimana pula Nana bisa jadi semakin cinta pada Seunghwan.
"Noona~ tunggu aku!" Seunghwan berlari menyusul Nana yang sudah cukup jauh meninggalkannya.
"Jangan merengek, Lee Seunghwan!"
"Kau tak marah lagi padaku, kan?" Seunghwan berjalan mundur di hadapan Nana yang juga sedang melangkah.
"Jalan yang benar, nanti kau jatuh menabrak tiang listrik!"
"Kenapa harus takut? Kan ada Noona di depanku. Aku bisa langsung memelukmu."
"Cih.. Bisa saja kau ini!" Nana berdecih menanggapi gombalan receh sang kekasih.
"Kau tak marah lagi, kan? Benar, kan? Aku janji tidak akan terlambat lagi."
"Kau jadi mau makan tidak, sih, Lee Seunghwan? Jadi tidak mengajakku ke kebun binatang? Nanti ibumu marah lagi kalau kau pulang terlambat," kata Nana dengan nada mengejek di akhir kalimatnya.
Seunghwan mengerucutkan bibirnya. Ngambek, karena diejek lagi oleh Nana. Seunghwan berhenti tepat di depan Nana. Membuat Nana hampir saja menabrak pemuda itu. Nana sontak tertawa melihat raut wajah Seunghwan yang malah terlihat menggemaskan itu.
"Useo?"
"Hya! Bagaimana aku tidak tertawa? Mengacalah! Wajahmu lucu sekali, Hwan." Nana terkikik geli.
Seunghwan tersenyum. Melihat gadisnya kini sudah tertawa lagi.
"Saranghae," kata Seunghwan.
Nana terdiam. Menatap dalam mata Seunghwan. Kemudian, ia juga tersenyum.
"Na-do."
Lee Seunghwan dan Kim Nana. Entah kenapa meskipun hubungan mereka terbilang sembunyi-sembunyi, tapi keduanya malah semakin lengket saja. Diam-diam Nana pun tengah menanti bukti dari janji Seunghwan padanya.
The End
29 Maret 2019Untuk kamu, seunghwanwan. Maaf kalau acakadul ya, Neng. 🙏🙏 Semoga Eneng suka. 😘😘
![](https://img.wattpad.com/cover/115207548-288-k806405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LLS || RANDOM FICT
FanfictionTerkadang, di dalam sebuah keranjang yang penuh dengan strawberry, tak semuanya terasa manis. Pasti ada rasa asam, walaupun hanya satu biji. Sama halnya dengan cinta. Diberbagai macam cerita tentang cinta, pasti ada rasa manis dan asam. Dan bahkan j...