Terkadang, di dalam sebuah keranjang yang penuh dengan strawberry, tak semuanya terasa manis. Pasti ada rasa asam, walaupun hanya satu biji.
Sama halnya dengan cinta. Diberbagai macam cerita tentang cinta, pasti ada rasa manis dan asam. Dan bahkan j...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hei, Cho Seulbi!"
Gadis berpipi chubby itu menoleh pada sebuah suara yang berasal dari arah kanannya. Seorang pemuda tampan, berwajah tegas, dan berhidung mancung kini tengah berlari kecil menghampiri Seulbi.
"O-oppa? Seungwoo Oppa?" Seulbi tertegun sejenak melihat pemuda yang kini sudah ada tepat di hadapannya.
Seungwoo yang ngos-ngosan, sesekali menyeka keringat yang menetes satu-satu di wajahnya.
"Maaf, aku terlambat. Waktu latihanku bertambah tadi," kata Seungwoo dengan wajah menyesal.
"Eo-eoh." Seulbi yang tadinya terpaku menatap Seungwoo, kemudian ia kembali melangkah meninggalkan pemuda itu. Raut wajah yang semula gugup, kini Seulbi merubahnya jadi semasam mungkin. Bagaimanapun ia ingin menunjukkan rasa kesalnya pada Seungwoo yang sudah membuatnya menunggu lama.
Sebenarnya memang, Seungwoo berencana akan menjemput Seulbi di kampus pada jam dua siang, setelah selesai latihan dance bersama teman-temannya. Tapi Seungwoo malah baru datang jam tiga dengan alasan jam latihan bertambah. Seulbi tadinya juga ingin pulang lebih dulu dan masa bodoh dengan Seungwoo. Tapi diurungkannya. Tidak tega dan kasian juga rasanya.
"Seulbi-ya, jangan marah, eoh? Sebagai gantinya akan kutraktir bubbletea setelah ini. Eotte?"
Seulbi tak menjawab. Ia terus melangkah dengan membawa dua buku tebal yang ada di dekapannya.
Sejujurnya, dalam hati gadis itu sedang mengumpat. Bukan. Bukan karena keterlambatan Seungwoo, melainkan karena penampilan Seungwoo saat ini. Bagaimana bisa pria itu berkeliaran dengan pakaian yang sangat menggoda seperti itu? Apa Seungwoo ingin membuatnya cemburu? Ah, sial.
"Sini, kubawakan buku-bukumu."
Seulbi berhenti ketika Seungwoo merampas paksa buku-buku yang dibawanya. Seulbi menatap Seungwoo yang malah menunjukkan wajah memelasnya. Sial. Pria ini benar-benar sangat menggoda dalam keadaan apapun.
"Sayang, jangan marah, eoh? Tidak akan aku ulangi lagi. Janji!"
Seulbi menghembuskan napas berat. Ia memang tidak bisa marah untuk waktu yang lama pada Seungwoo. Paling lama hanya tiga puluh menit saja. Ya, bagaimana bisa Seulbi marah kalau kekasihnya itu selalu saja membuatnya merasa menjadi gadis paling beruntung di dunia karena bisa memiliki seorang Han Seungwoo. Pemuda tampan, tinggi, putih, dan memiliki suara merdu. Salah satu contoh sosok pria yang sempurna.
"Aku akan berhenti marah, asal kau segera mengganti pakaianmu, Oppa!"
"Eh? Memang kenapa dengan pakaianku?" tanya Seungwoo tak mengerti. Ia menelisik di setiap tubuhnya sendiri. Mencari apakah ada yang salah dengan pakaian yang dikenakannya.
"Oppa, kau ingin membuatku cemburu, ya? Lihat, gadis-gadis itu kini sedang menatap dan membicarakanmu!"
Benar. Gadis-gadis yang berlalu-lalang di area kampus itu memang sedang memandangi sosok Seungwoo dan membicarakannya. Lebih tepatnya memuji ketampanan seorang Han Seungwoo.
Mari kita lihat bagaimana penampilan Seungwoo saat ini. Pakaian yang setengah basah dengan bagian dada yang terbuka. Ditambah lagi ketika melihat jakunnya yang basah karena keringat dan naik turun saat menelan ludah. Membuat pemuda itu terlihat semakin sexy.
"Mian. Aku tidak sempat mengganti baju karena takut akan semakin terlambat menjemputmu," kata Seungwoo beralasan. Ia juga mulai membenahi pakaiannya agar tidak terlihat lagi bagian dadanya.
"Terserah. Aku mau pulang saja!" kata Seulbi sembari merampas balik buku-bukunya dari tangan Seungwoo. Lalu beranjak meninggalkan Seungwoo—lagi.
"Sayang, tunggu aku! Lalu bagaimana acara kencan kita sore ini? Sayang! Aku janji tidak akan berpakaian seperti ini lagi." Seungwoo berlari mengejar gadisnya yang bermarga Cho tersebut.
Seulbi tak menoleh. Masih ngambek. Ia tetap melangkah. Tak peduli pada Seungwoo yang terus mencoba merayunya.
Namun bukan Seungwoo kalau ia langsung menyerah. Seungwoo menarik tangan Seulbi, hingga membuat gadis itu berhenti dan langsung menatapnya.
Chu~
Kedua mata Seulbi seketika membola saat bibir merah Seungwoo mendarat manis di keningnya. Sial. Seulbi serasa hampir pingsan karena perlakuan manis prianya itu. Han Seungwoo memang selalu saja bisa membuatnya merona. Itulah salah satu alasan kenapa Seulbi tak pernah bisa marah terlalu lama pada Seungwoo. Seungwoo selalu bisa membuatnya luluh.