Sreeek!
Pintu ruangan VIP sebuah restoran tergeser. Menampakkan seorang gadis terlihat terengah-engah di ambang pintu yang terbuka lebar. Berdiri dengan memegang kedua lututnya yang hampir copot karena lari tergesa. Sesekali ia menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya. Oh, ia sangat lelah sekarang ini. Gadis itu, Alma Kim.
Di dalam ruangan itu, seorang pemuda menatap Alma dengan wajah yang tampak khawatir, namun ditahan. Hampir saja pemuda itu berdiri untuk menutun Alma duduk, tapi diurungkannya. Jun, ya, ia sedang berpura-pura kesal pada Alma yang datang sangat terlambat menemuinya.
"Jun-ah! Mian.. Aku terlambat!" kata Alma sambil berjalan gontai duduk di depan Jun.
Jun hanya diam. Namun, terus memperhatikan Alma yang kini tengah menenggak satu gelas penuh air putih yang tersedia di meja makan. Bahkan gadis itu juga mengambil gelas milik Jun. Jun tersenyum kecil melihat kelakuan gadisnya. Tapi itu hanya sesaat, setelah Alma menatapnya dengan wajah memelas, senyum Jun segera disembunyikannya. Ia kembali berpura-pura marah pada Alma.
"Jun-ah, mianhae. Kau tahu, kan, tempat kerjaku jauh dari restoran ini? Maafkan aku, eoh?" Alma memohon.
Alih-alih menjawab, Jun kini malah mengerucutkan bibirnya. Ngambek. Ya, begitulah. Hitung-hitung mengerjai Alma yang sudah membuatnya menunggu selama satu jam lamanya. Meskipun pada kenyataannya, Jun tak akan pernah bisa marah pada kekasihnya itu. Bahkan apapun yang dilakukan Alma padanya, Jun hanya akan meminta maaf.
"Hya! Kenapa diam saja? Kau tidak dengar aku bicara, eoh?" kini balik Alma yang marah, karena didiamkan oleh Jun.
"Noona tahu, berapa lama aku menunggumu di tempat ini? Satu jam, Noona. Sa-tu-jam!" rengek Jun dengan menekan di kalimat terakhirnya. Jun kembali cemberut.
"Hya! Siapa suruh untuk membuat janji makan di sini, eoh? Bukankah aku sudah bilang kalau tempat ini terlalu jauh dari tempatku bekerja? Kau sendiri yang bilang rela menungguku, kan? Aish! Aigoo!" Alma berdecih kesal.
"Ini semua tidak akan terjadi, jika Noona mengijinkanku untuk menjemputmu! Noona sendiri yang menolak keras untuk dijemput, kan?" Jun juga tak kalah kesal.
"Hya! Dengar, Lee Joon Young, artis terkenal seantero Korea Selatan. Itu karena aku tak ingin kau semakin lelah, Bodoh! Seharian kau bekerja, lalu kau harus meluangkan waktu untukku dan menjemputku juga? Kau pikir kau robot? Ini saja jika kau tak memaksa, aku tak sudi datang. Lebih baik aku yang datang ke dorm atau apartementmu saja." Alma tampak serius memberikan penjelasan panjang lebarnya untuk Jun.
Jun tersenyum ketika Alma selesai dengan ceramah panjang lebarnya. Selalu seperti ini memang. Jun selalu tahu, pada akhirnya Alma lah yang selalu mengkhawatirkannya. Padahal Jun selalu tak ada waktu untuk menemani hari kekasihnya yang keturunan Indonesia-Korea ini. Yang untuk informasi saja, usia Jun dan Alma adalah beda satu tahun.
"Hya! Useo? Neo wae useo, huh?" kini Alma dibuat bingung dengan Jun yang tersenyum.
"Gomawo. Dan juga, mianhae, Noona."
"Huh?"
"Terima kasih selalu mengkhawatirkanku. Dan, maafkan aku yang selalu tak ada waktu untukmu, Noona."
"Eo-eoh." Alma tampak tergagap menanggapi perkataan Jun.
Itu yang Alma suka dari sosok Jun. Usianya memang berada di bawahnya. Tapi Jun tak kalah dewasa darinya.
"Itulah mengapa, aku selalu meminta Noona untuk bekerja menjadi staffku. Aku ingin Noona selalu berada di dekatku. Selalu bersamaku," kata Jun.
"Gomawo, Jun. Tapi untuk saat ini, aku tidak bisa. Aku tidak mau semakin banyak orang tahu tentang hubungan kita, Jun."
"Kenapa harus seperti itu, Noona? Noona malu memiliki kekasih sepertiku?"
"Ani. Hya! Bukan seperti itu. Sebaliknya, aku yang takut akan mempermalukanmu, Jun. Dan juga..." kalimat Alma terpotong.
"Dan juga?"
"Dan juga, jika aku bekerja denganmu, aku tak kan bisa bertemu dengan pelanggan-pelanggan yang super tampan, tahu?!" Alma sedang menggoda Jun.
"Noonaaa~~" Jun merajuk. Merengek tak suka mendengar Alma membicarakan pria lain.
Alma hanya terkikik geli melihat Jun yang merengek seperti ini. Terlihat sangat menggemaskan. Jun menjadi obat termanjurnya di saat lelah melanda fisik dan hatinya.
END
Ohaii...
Ini pernah aku post di salah satu grup FB.
Grup ngedrama gitu deh..
Jadi buat yang pernah baca, cerita dan penulisnya sama ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
LLS || RANDOM FICT
Fiksi PenggemarTerkadang, di dalam sebuah keranjang yang penuh dengan strawberry, tak semuanya terasa manis. Pasti ada rasa asam, walaupun hanya satu biji. Sama halnya dengan cinta. Diberbagai macam cerita tentang cinta, pasti ada rasa manis dan asam. Dan bahkan j...