Vote dulu yuk sebelum baca! Dan jangan lupa komen untuk menambah semangat author agar fast update.
Matahari menyilaukan pandangan Jinsung, matanya berkedip sesaat.
Tapi dia merasa sangat hangat, dia mencium bau yang sangat familiar.
Lalu sesuatu bergerak di sampingnya, ia langsung terkejut melihat wajah Doyum yang masih tidur di sampingnya.
"OMOOOO!!" teriak Jinsung, saat ia mengetahui bahwa dirinya tengah tidur di pelukan Doyum, dengan lengan Doyum yang menjadi bantalnya.
Dengan cepat ia melompat keluar ranjang. Ia melihat kondisi tubuhnya. Apa ia masih memakai pakaian, dan ia bisa bernapas lega karena tak secentil apapun lepas dari tubuhnya.
"Hai! Pagi pagi kenapa kau berisik?" gumam Doyum yang masih tertidur.
Dengan mesalnya ia melempar Doyym dengan boneka yang ia bawa saat melompat dari ranjang.
"Hai! Kenapa aku bisa tidur di sana tadi?" ujar Jinsung. Ia sangat kesal dalam benaknya Doyumlah yang bersalah.
Memdengar itu Doyum terkekeh, dan menatapnya dengan mata sayu ala baru bangun.
"Kau tahu, semalam kau kedinginan. Tubuhmu itu terus memepet ke arahku. Saat aku memakaikanmu selimut kau malah menendang selimutnya dan kemudiam memeluk tubuhku. Apa kau mencari kesempatan padaku?" kata Doyum dengan dinginnya.
Jinsung tak memercayai apa yang telah Doyum katakan. Ia merasa sangat kesal dengan makhluk ini.
" Yang mencari kesempatan itu kau, kau yang mengajakku tidur di sini. Sebaiknya kau membiarkanku pulang semalam" kata Jinsung ketus, lalu ia berbalik arah dan keluar dari sana.
Doyum tak memerdulikan pria itu, ia masih melanjutkan tidur manisnya.
Di sisi lain, Jinsung melihat Minhyun yang tengah menyiapkan makanan di meja makan. Lalu pandangan mereka bertemu.
"Jinsung kau sudah bangun? Ayo kita sarapan!" ajak Minhyun dengan senyuman yang merekah pada bibirnya.
Jinsung mendekat ke arah Minhyun, sambil membalas senyumannya. Ia melihat makanan yang berada di meja itu.
"Ayo duduk!" ujar Minhyun.
"Terima kasih makanannya paman, tapi aku harus pulang sekarang. Pasti orang tuaku sangat cemas" kata Jinsung.
Minhyun memgangguk paham, dia mengerti pasti kedua orang tua Jinsung sedang mencemaskannya sama seperti ia memcemaskan Doyum.
"Baiklah, aku akan mengantar mu pulang" kata Minhyun, ia mangembil kunci mobil yang berada di atas meja makan itu.
"Tidak perlu paman aku akan pulang sendiri. Kau lanjutkan makan saja, selamat menikmati hari minggumu" kata Jinsung sambil berjalan menuju pintu.
Minhyun mengangguk dengan melambaikan tangannya tanda perpisahan.
***
Jinsung menekan bel berkali-kali namun tak ada yang membuka pintu rumahnya.Ia menghela napasnya, lalu mengambil kunci di ranselnya. Kunci sudah di tangannya lalu ia segera membuka pintu itu.
Suasana rumah sangat sepi dan gelap, tak seperti biasanya terang dan ramai karena ada kedua orang tuanya.
Ia menyelahkan lampu di ruang tamu, masih pagi tapi karena rumah ini besar dan tertutup maka harus menyalakan lampu di siang hari.
Ia berjalan menuju kamarnya di lantai atas. Ia menyalakan setiap lampu yang dia lewati, jujur saja Jinsung takut sendirian apa lagi itu di tempat yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Lovers [Jeonjung] ✔️
Fanfiction"Minhyun bawa dia ke dunia manusia" ujar Daniel. "Tapi dia itu anakmu, Daniel" jawab Minhyun. *** "Paman apakah ini adalah dunia manusia?" tanya Doyum. "Hai Doyum apa yang kau lakukan?" teriak Jinsung. "Aku akan menghisap darah manismu" teriak Doyum...