Jangan lupa Voment ya, untuk menambah nutrisi sang Author :)
"Di sini dunia manusia?" tanya Doyum ketus.
Minhyun mengangguk dan langsung menarik kopernya masuk ke dalam.
Doyum mengekor Minhyun.
***
" Minumlah ini" ujar Minhyun sambil memberi Doyum sekotak minuman yang berlebelkan jus tomat."Kenapa jus?" tanya Doyum.
"Ayo kau cobalah minum" kata Minhyun. Doyum menamcapkan pipet dan meneguk isi kotak itu.
"Darah! " ujarnya.
Mendengar itu Minhyun hanya terkekeh, anak yang terlihat sedingin is itu ternyata sangatlah polos.
"Mulai sekarang kau minum darah seperti itu agar para manusia tidak curiga padamu" kata Minhyun.
Doyum mengangguk sambil menyedot habis isi kotak darah itu.
"Mulai besok kau akan sekolah di sini, aku sudah mendaftarkan mu" ujar Minhyun sambil memebereskan kotak-kotak jus yang kosong.
"Sekolah? Kenapa?" tanya Doyum dingin.
"Kau ini kan masih usia 17 tahun, jadi kau masih perlu sekolah agar bisa bekerja"
Doyum mengangguk mendengar penjelasan dari Minhyun. Dia begitu polosnya.
***
Doyum sudah memakai setelan seragam sekolahnya, lalu ia turun ke bawah untuk sarapan.Sesampainya di meja makan ia melihat Minhyun sudah di sana sambil menata sarapan untuk mereka.
"Paman!"
Minhyun menoleh ke Doyum, ia tersenyum melihat Doyum yang begitu ceria pagi ini.
"Kau tersenyum padaku?" goda Minhyun.
Mendengar itu senyum di wajah Doyum seketika hilang.
"Apa aku tak boleh tersenyum" jawabnya ketus.
Minhyun terkekeh mendengarnya.
"Bukan begitu, kau terlihat tampan jika sedang tersenyum. Kalau bisa kau sering-seringlah tersenyum pada semua orang" jelas Minhyun sambil menuangkan darah pada gelas Doyum.
"Jika aku terus tersenyum pada semua orang, maka nanti aku akan dibilang orang gila paman"
Minhyun hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Ayo cepat minum nanti kau terlambat"
***
Minhyun memberhentikan mobilnya di depan sebuah gedung besar."Ayo keluar!" ujarnya.
Doyum keluar dari mobil dan langsung mengikuti Minhyun masuk ke dalam.
Banyak sekali siswa yang berlalu-lalang di sana. Doyum sangat gugup, tapi dia memasang wajah datar agar lebih terlihat tenang.
Semua orang memerhatikannya, dan pada siswa putri memandangnya tanpa berkedip.
"Doyum ayo masuk ke kelasmu" kata Minhyun sambil menunjuk ruangan didepan mereka.
Doyum mengangguk, tanpa basa-basi dia masuk ke sana. Ternyata di dalam sudah ada guru wali kelas itu.
"Ahh ternyata kau siswa barunya" kata guru itu. Doyum mengangguk menjawabnya.
"Ayo perkenalkan dirimu sayang" suruh sang guru.
Doyum membungkuk memberi salam kepada semua siswa di kelas itu.
"Annyeong haseyo. Aku Jeon Doyum, aku berusia 17 tahun" katanya.
Semua orang di dalam kelas itu bertepuk tangan mendengarnya.
"Doyum, ayo kau duduk di samping Taewoo" katanya. Lalu Doyum pergi meninggalkan menuju tempat yang kosong itu.
"Annyeong aku Kim Taewoo, senang bertemu denganmu" katanya. Doyum hanya mengangguk tanpa membalas senyuman dari Taewoo.
"Baiklah sekarang jumlah kelas ini sudah pas 35 saya akan bagi kelompok setiap satu kelompok terdiri dari lima orang"
Mendengar itu seketika suasana kelas yang tadinya sepi menjadi ribut bagaikan pasar.
"Cukup jangan ribut, saya akan umumkan untuk kelompok 1 anggotanya Shin Yechan, Wumuti, Lee Sangmin, Lee Seunghwan, dan Suren"
"Untuk kalompok 2 anggotanya Jung Jinsung, Kim Taewoo, Song Byeonghee, Park Sungwon dan Jeon Doyum"
***
"Doyum apa kau mau ikut aku ke kantin?" tanya Taewoo.
Doyum menggeleng tanpa menjawab dengan suara.
"Baik kalau begitu, aku pergi" ujarnya lalu ia pergi meninggalkan Doyum.
Semua siswa keluar ke kantin, kelas yang tadinya sangat ramai menjadi sepi.
Saat itu Doyum mengeluarkan sekotak darah yang di kemas dengan kemasan jus itu.
Dia menyedotnya dengan cepat, sebelum ada yang datang.
Tapi baru habis setengah, tiba-tiba datanglah seseorang.
"Annyeong!" dia menyapa Doyum. Doyum menyembunyikan kotak itu di bawah bangku.
"Siapa kau?" tanya Doyum dingin.
"Aku Jung Jinsung, kita satu kelompok" katanya. Doyum hanya mengangguk tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.
"Terus kau mau apa sekarang?" tanya Doyum tiba-tiba.
"Aku hanya ingin berkenalan denganmu, nanti kita akan membuat tugas kelompok ini di rumahku" katanya ragu.
"Aku sudah dengar dari Taewoo tadi" kata Doyum dingin.
"Ahh baiklah kalau begitu, jangan lupa ya" hanya itu kata-kata terakhir Jinsung lalu ia pergi keluar dari ruangan itu.
***
"Kenapa orang itu begitu dingin? Apa dia tak bisa tertawa ataupun tersenyum?" kata Seunghwan dengan Byeonghee."Mungkin saja dia masih gugup dengan kita" jawab Byeonghee.
"Hai! Kenapa kalian membicarakan dia?" ujar Sangmin.
Semua orang menoleh ke arah Sangmin.
"Tumben kau bijaksana" kata Taewoo terkekeh.
Sangmin duduk di samping Taewoo, lalu mengambil bungkusan snack yang Taewoo bawa.
"Diamlah kau, dasar cerewet" katanya sambil melahap isi bungkusan itu.
"Karena Sungwon, Byeonghee dan Taewoo ingat kita akan membuat tugas kelompok di rumahku. Taewoo beri petunjuk pada Doyum agar dia tak tersesat nanti" jelas Jinsung.
Ketiga sejoli itu mengangguk paham.
"Kalian bertiga jangan membawa pacar kalian" tegas Jinsung.
"Baiklah, jadi Sunghwan kau tak boleh ikut" ujar Byeonghee.
"Tapi aku kan tak punya pacar" kata Sungwon.
"Aku juga, tapi aku boleh mengajak Wumuti?" tanya Taewoo.
"Aku tak mau ikut denganmu, enyah kau" kata Wumuti.
Semua orang tertawa mendengarnya.
"Aku rasa kau ditolak lagi Taewoo" kata Jinsung.
"Taewoo marah mendengarnya" sambil mengeluarkan aegyo andalannya.
***
TBC
Suka cerita ini, komen juseyo - - >>
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Lovers [Jeonjung] ✔️
Fanfiction"Minhyun bawa dia ke dunia manusia" ujar Daniel. "Tapi dia itu anakmu, Daniel" jawab Minhyun. *** "Paman apakah ini adalah dunia manusia?" tanya Doyum. "Hai Doyum apa yang kau lakukan?" teriak Jinsung. "Aku akan menghisap darah manismu" teriak Doyum...