Wanita itu membawanya pergi dari kafe tanpa berkata apapun dan melangkah pergi menuju belakang kafe, taman kecil dimana para pelayan bisa menghabiskan waktu istirahatnya. Wonwoo mengikutinya dengan raut wajah tegang. Dipakainya jas kerja miliknya sambil melangkah mengikuti wanita yang sedang menunjukan jalan.
Disinilah mereka. Wanita membelakanginya sambil bersidekap di dada. Wonwoo menatap punggung sempitnya dengan pandangan sendu. Tidak ada yang mulai berbicara sebelum wanita itu membalikan tubuhnya dengan ekspresi datar yang sempat membuat Wonwoo terhenyak.
"Apa maumu?"
Wonwoo menelan salivanya susah. Telapak tangannya mengeluarkan keringat dingin seperti biasa disaat dia gugup. Raut wajah memang bisa menipu, tapi perasaan hati ini tidak bisa menutupi kegugupannya.
"Hai?"
Wanita pelayan nama yang dijahit tebal di bagian atas dadanya menghelah nafas panjang.
"Hentikan saja, kau tidak akan bisa membawaku."
"Tapi, Ayah membutuhkan--
"Aku bukan anak siapapun, dan tidak akan pernah menjadi anak siapapun." potong wanita dengan wajah yang mulai mengeras menahan gejolak amarahnya.
Wonwoo mengatupkan bibir tidak percaya mendengar kalimat yang keluar darinya. Dia tidak bisa mengatakan hal tersebut. Wonwoo tau posisinya dan semua hal yang ada diantara mereka adalah sebuah kesalahan dan tidak akan ada ujungnya jika Wonwoo, sebagai anak laki-laki tidak segera bertindak.
"Kau tidak bisa menyalahkan takdir, Noona."
"Dan kau tau aku bukan kakakmu. Berhenti menyebut orang lain sebagai kakakmu, Tuan."
Wonwoo bingung. Dia tidak bisa berhenti di sini setelah memulai semuanya dengan tekad yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun. Wanita itu mulai melangkah mendekati Wonwoo. Siapapun yang melihat mereka, terbesit kemiripian yang sangat kental.
"Hentikan semuanya sebelum dirimu semakin terlihat dungu. Aku bukan orang yang kau kenal,"
Wanita itu melangkah dan berhenti di samping Wonwoo kemudian menepuk pundak kokoh itu dengan sekali tepukan.
"Jalani kehidupanmu dan berhenti mengganggu hidupku yang sudah tersusun rapih ini,
...Wonwoo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Home ; Jeon Wonwoo [✔]
Hayran KurguRealita memang sangat menyakitkan. Rasa sakit yang ditimbulkan tidak hanya dari rasa sakit, tapi dia bisa datang dari kebahagiaan. saltsugarcake [0.19]