Bab 23 : Reruntuhan Padang Pasir (2)

812 72 3
                                    

"Ugh.."

"Rangga kau sudah bangun?Bagaimana keadaanmu?."

Rangga yang terbangun dari pingsan, masih terlihat agak linglung.

"Aku baik baik saja Tuan Fey.."

"Baguslah.."

Setelah menstabilkan keadaannya kami mulai bercakap cakap seputar pertarungan dengan Onix dan perubahan tubuhku.

Setelah sekitar Satu jam, Celine juga mulai Sadar dan kami bertiga bercakap cakap dipunggung Blue.

---

Sudah sekitar 3Hari kami terbang lurus menuju kerajaan Shiren dari Abyss Deep.

Selain terbang kami juga sesekali turun untuk Istirahat atau membunuh monster agar naik level.

Tengah Hari.

"Oioioi apa itu?"

Aku yang penasaran menunjuk kearah sebuah bangunan runtuh ditengah gurun sambil berteriak.

"Apa Apa?"

Celine yang penasaran mulai melihat kearah yang kutunjuk.

"Sebuah Reruntuhan, mungkin?"

Rangga berkata dengan ragu ragu.

"Blue menuju kearah reruntuhan!"

Whosh..

Tap..

Kami sampai di reruntuhan beberapa menit kemudian.

Aku yang akan maju menuju tengah reruntuhan dicegah oleh Rangga.

"Tuan Fey sebaiknya gunakan Appraisal dulu"

"Ehh..Baiklah..Appraisal."

"Bagaiman Tuan Fey?"

"Tidak ada yang aneh. Baiklah ayo kita masuk!"

Setealah mengecek keadaan sekitar apakah ada yang aneh atau ada jebakan, kami masuk kedalam reruntuhan.

"Woah.. Disini gelap sekali"

Kami berjalan melewati lorong yang cukup untuk 8 orang masuk.

"Sebenarnya terbuat dari apa lantai dan dinding reruntuhan ini? Aku bahkan belum pernah melihat jenis  logam ini. Rasanya ini bukan logam biasa biasa"

Mendengar komentar Rangga aku mendekat Kedinding dan mengetuknya.

Dang!!

Ini.. bukan besi. Ini adalah alumunium, bagaimana bisa dunia ini telah menggunakan alumunium.

Sambil aku berpikir, kami semakin menuju kedalam reruntuhan.

Tap..

Aku agak terkejut saat Rangga menepuk bahuku.

Melihat wajah bertanyaku, Rangga menjawab dengan pelan.

"Tuan Fey. Ada Orc disini!"

Aku mengangkat sebelah alisku karena mendengar pernyataan Rangga.

Cwhik.. Cwhik..

Benar ini suara Orc. Tapi bagaimana Rangga bisa mengetahuinya? Entahlah. Kutanyakan nanti saja.

Kami berjalan mendekat pelan pelan. Rangga sudah berada didepan sambil mengangkat perisai dan pedangnya.

Aku dibelakang nya mengubah gudoudam menjadi katana hitam. Celine bersiap siap untuk melakukan support di posisi paling belakang.

Kami mendekat dan akhirnya terlihat Orc berkulit hijau agak kecoklatan sedang memakan mayat Dessert Scorpion.

Rangga langsung melesat maju, aku mengikuti dari belakangnya dan mengeluarkan missile angin menuju arah orc.

Orc Yang tidak siap terhempas oleh missile angin menubruk dinding. Aku terkejut mereka tidak mati.

Rangga langsung menghempaskan orc yang tidak terkena wind misiile dengan perisainya.

Rough ... Grahh...

Orc-orc itu marah dan menarik.. tunggu itu-itu senjata api. Si alan bagaimana mereka mendapatkannya.

"Rangga active kan Diamond skin, Celine buat perisai cahaya untuk melindungimu"

Walaupun mereka agak bingung mereka langsung mematuhinya.

Aku memanggil gudoudama lagi dan membentuknya menjadi pelindung sekitarku.

Darr..Darr..Darr..

Ugh... Dari suaranya ini adalah Glock 19 buatan Austria.

Aku langsung melesat maju sambil menggunakan Appraisal.

---

[Orc]
Name:-
Ras:Monster
Level:64
Rank:A
Kelas:Gunner

[Weapon]
Name:Glock 19
Jenis:Pistol
Peluru:15 butir per pack
Tipe:Semi-Auto
Berat:635g

---

Shit... Aku harus mendapatkannya.

Dang.. Dang... Dang..

Tembakan terus mengenai pelindung gudoudama. Aku segera meniru struktur Glock 19 beserta pelurunya  dengan skill trace.

" Che.. Kalian pikir hanya kalian yang memiliki senjata api, teriama ini!"

Cwhik?

Darr... Darr.. Darr..

Dengan tiga tembakan aku segera mengirim ketiga orc ke kematian.

Huft...

"Itu melelahkan!"

And Cut

Yo, update bab Baru

Miracle: Age of ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang