01 - SMA

741 49 23
                                    

Matahari menyapa dunia dengan pancaran cahaya nya, sedikit tetesan hujan terlihat, dan angin berlalu. Hari ini adalah hari pertamanya ia menduduki bangku di SMA Tunas Bangsa.

Pukul 06.00, sambil menunggu ojek online nya datang, ia menduduki bangku di teras rumahnya dengan perasaan gembira karena hari ini adalah hari pertama nya di SMA.

"Al, kamu sarapan nya udah belum?" Ucap mama Aletta.

"Iya ini bentar lagi habis kok, ma."

"Ya udah, cepet ya nanti kamu telat masuk sekolah lho. Ini kan hari pertama kamu."

"Ya ampun, ma. Ini baru jam berapa, masih lama kok nggak akan telat."

"Nggak akan telat dari mana? Ini udah jam berapa?! Sekolah kamu kan harus sudah sampai jam 06.30, kalo telat gimana?"

"Yah terus gimana dong, ma, ini dari tadi ojek online nya blm dapet juga, gara gara hujan kali ya?"

Akhirnya, mama Aletta memutuskan untuk mengantar Aletta ke sekolah, di karenakan hari ini adalah hari pertama Aletta menduduki bangku SMA, dan karena ojek online yang susah didapatkan oleh Anak gadis nya itu. Setelah sampai di mobil, mama Aletta memberikan nasihat seperti ibu ibu biasanya, ketika sudah sampai di sekolah, "Nah, Al sudah sampai. Sana cepetan nanti kamu telat."

"Iyaa ma, Aletta masuk dulu ya! Assalamualaikum."

''Waalaikumsalam, sekolah yang bener ya," Lalu mobil silver milik Aletta melaju dengan kecepatan rendah.

Gadis itu memasuki area sekolah, dan melihat seorang laki - laki, lalu "Eh itu siapa ya? muka nya lucuk."

Arkan. Iya, sosok laki laki yang di puji Aletta itu adalah Arkan. Sosok laki-laki yang terkenal dengan sikap menyebalkan nya itu, ia jutek, dingin, tetapi pintar. Bel berbunyi, Aletta segera bergegas ke lapangan dan meninggalkan laki laki yang ia puji tadi, sesudah sampai di lapangan sekolah nya. Lalu ... BRUKKKK!! Aletta menabrak seseorang.

"Eh, lo kalo jalan yang bener dong, punya mata nggak sih?" Cowok itu berdecak kesal.

Tanpa melihat siapa cowok itu, Aletta langsung meminta maaf, "Eh m- maa-f yaa.." kemudian setelah ia liat siapa cowok yang ia tabrak lalu ia kembali mengingat, "Hah? Ini cowok yang tadi di lobby kan? Yang gue bilang lucuk itu? Kalo dari deket lucuk nya overdosis banget gilak," Aletta masih fokus dengan wajah lucu si cowok ini.

''Eh?! Kok lo diem aja?! Minta maaf gak?!" Ujar Arkan.

Lalu, Aletta kembali sadar dan langsung berdecak kesal, "Dih, apaan?! Iya gue salah, gue minta maaf, ya tapi lo juga salah! Suruh siapa udah bel masih aja main handphone."

"Lah kok, jadi gue?! Ngaku aja kali, emang lo yang salah bukan gue!" Ujar Arkan.
"Lo budek ya? Kan tadi gue bilang minta maaf! udah bel, gue duluan, bye!"

"Dasar cewek gak jelas" Ujar Arkan sambil memutarkan bola matanya.

"Bawel! Minggir! Gue mau lewat." Ujar Aletta, lalu pergi meinggalkan Arkan.

"AYOK ADIK - ADIK, SEGERA KUMPUL DI LAPANGAN YA! BARIS YANG TERATUR, JANGAN ADA YANG KEMANA MANA, SAYA TUNGGU 10 MENIT DARI SEKARANG, GAK BOLEH ADA YANG TELAT. TERIMAKASIH," Ujar ketos di sekolah itu. Disaat para siswa dan siswi bergegas ke lapangan, beda hal dengan Arkan, terdengar suara yang berasal dari perutnya, "Mati gue. Kalo kayak gini mending tadi gue nurut mama buat ikut sarapan. Mana udah bel lagi,"

"Ah, bodoamat, masih ada waktu 10 menit, cukup lah ya buat gue ke kantin, nggak apa-apa deh gak makan nasi yang penting perut gue ke isi." Lanjutnya.

ArlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang