Jumat, 27 Februari. Aletta yang tidak lagi murung sudah kembali ceria seperti sedia kala. Hati ia dipenuhi dengan perasaan bahagia pagi ini.
Seperti biasa, ia datang ke sekolah se pagi ini, siap dengan tas yang berisikan alat tulis dan baju ganti untuk pulang sekolah nanti, ia menyukai hari Jumat, karena hari ini adalah hari dimana mata pelajaran di sekolahnya lebih sedikit dibandingkan hari lainnya.
Setiap hari Jumat, ia selalu menemukan rasa tenang dalam hatinya, di awali dengan suasana awan yang cerah tidak lupa dengan sejuknya hembusan udara, ditambah dengan mendengarkan kajian agama dari guru serta murid.
Kegiatan pembiasaan selesai, ia dan teman2 nya langsung bergegas masuk kelas dan bercanda ria seperti biasanya, ia senang karena suasana semakin membaik, tidak ada lagi yang membuat ia kecewa.
"Kiw, nanti jadi kan?" ucap Bianca ketawa kecil sambil mengangkat kedua alisnya
"Jadi lah. Btw.. Arkan? Lo bisa?" tanya Aletta.
Arkan yang sedang sibuk memainkan game online langsung menjawab pertanyaan Aletta tanpa menoleh dan tetap fokus kepada layar handphone nya, "Hah? Bisa? Bisa apaan?Ngomong yang jelas"
"Ah elah, makannya dengerin dulu. Lo nanti bisa nggak?"
Arkan yang bingung dengan pertanyaan Aletta langsung menghentikan game yang sedang ia mainkan, "Apaan sih? Nanti tuh maksudnya apa?"
Aletta yang tersenyum kecil paksa sambil menghela nafas, "Duh, sabar. Lo pikun atau gimana? Nanti pulang sekolah gue traktir nonton! Lo bisa nggak?!"
"Ooo.., makannya ngomong yang jelas. Insyaallah, nanti gue kabarin"
Aletta yang tiba2 teringat akan Darren, sebenarnya ia ingin sekali mengajak nya, namun ia ragu karena dari dulu Darren selalu tidak bisa ikut jika ia ajak kemana pun.
Namun Aletta mencoba lagi untuk mengajaknya walaupun ia sudah tau jawabannya, tapi apa salah mencoba kan? Ia menghampiri Darren, "Ren, lo nanti ikut ya?" ajak Aletta.
"Insyaallah ya, Al. Gue gak bisa janji" mendengar perkataan yang di keluarkan dari mulut Darren, Aletta menghembuskan nafas, "Ketebak banget jawabannya" batinnya.
"Ayo lah, Ren. Lo dari dulu nggak ada beda nya ya? Selalu absen dan gak mau setiap gue atau temen ngajak kumpul" ucap Aletta.
Sebenarnya, Darren sendiri pun tidak tahu mengapa diri nya selalu absen setiap ada ajakan untuk berkumpul bareng. Aletta langsung pergi meninggalkan Darren begitu saja dan menghampiri Arkan, selaku teman sebangku nya.
Arkan yang menaikkan alis ketika melihat wajah Aletta yang sedikit di teluk, "Muka lo kenapa ditekuk gitu?" tanya nya.
Aletta tidak ingin Arkan mengetahui tentang Darren yang selalu absen setiap ada ajakan, "Hah? Kenapa muka gue? Ditekuk? Biasa aja ah. Cie, segitunya banget ya perhatiin gue?" ucap Aletta sambil memasang wajah konyol.
Arkan yang mendengarkan perkataan Aletta, "Idih? Kepedean" sambil memutarkan bola matanya.
"Iyain" ucap Aletta singkat
"Dih? Marah?" bujuk Arkan
"Nggak"
"Bohong"
"Terserah"
"Ya udah, maaf. Gitu aja marah"
"Kan gue bilang, gue nggak marah, Arkan."
"Iya iya"Selama pembelajaran berlangsung, siswa dan siswi fokus. Namun mapel terakhir absen, guru yang mengajar sedang ada kendala jadi tidak bisa untuk mengajar hari ini, freeclass.
Aletta dan teman2nya berkumpul, "Ini nih yang gue suka, setiap mapel terakhir di hari Jumat pasti deh sering absen. Emang paling mantep nih hari" ucap Ari

KAMU SEDANG MEMBACA
Arletta
Novela JuvenilAletta? Sosok gadis periang, yang selalu mementingkan kebahagiaan orang lain. Mulai kesini, sikap periang nya itu mulai menghilang, berubah menjadi gadis yang jutek, emosian, dan terkadang dingin. Awalnya dalam hal percintaan ia tidak pernah serius...