Space

234 27 9
                                    

Biar. Biarkan saja seperti ini dulu
Kumohon biarkan saja seperti ini dulu
Sebuah jarak yang memenggal
Sebuah jeda yang memisah
Biarkan saja seperti ini dulu
Memberi spasi ruang dan waktuku memikirkanmu
Memberi ruang dan spasi menata hatiku yang meledak melihatmu
Hanyalah sepasi saja, jangan khawatir
Nikmati dulu spasimu, bersiaplah berparagraf bersamaku

****

Cup 

“Aku tidak benci padamu, tapi kau harus menghubungiku sesibuk apapun aku, setidaknya membuatku lega. Arasso ?” Begitu mudahnya bagi Taewoon mengecup pipi Sejeong, sementara wanita itu terkejut dan hanya diam tak bergeming sembari memegang pipinya. Yang dijawab dengan anggukan dengan sedikit kaku.

Aku harus bahagia apa tidak?

Dari jarak cukup jauh seseorang tak sengaja memerhatikan keduanya tepat diarah jarum jam 3, memicingkan sesekali mengerjapkan matanya tak menyangka apa yang dilakukan keduanya di keramaian yang ada, kedua matanya menajam tak berkedip bahkan lalu-lalang sorotan lampu kendaraan tak merampas perhatian dari keduanya.

“Bukankah itu hyung Taewoong” Monolognya sendiri sembari setengah mengerjapkan mata memperjelas penglihatannya.

“Benar!. itu hyung, tapi dengan siapa? Dengan seorang wanita? Apakah kekasihnya, tapi kenapa hyung tidak cerita padaku kalau dia mempunyai kekasih.” Pria itu adalah Daniel, benar Kang Daniel. Sial. Pria itu tidak melihat dengan jelas, sial? Apakah ia sial dunia tidak memberitahukan yang sebenarnya atau malah sebaliknya?

3 minggu berlalu, kesedihan yang menghampiri kian menipis terganti pada senyum mematri diwajah ayu itu,  masih pada musim yang sama yaitu musim gugur, gugur daun beterbangan berserakan di halaman rumah menjadi hiasan tersendiri bagi penghuninya. Tak terasa tak menyangka mobil hitam yang ditunggu sudah terparkir cantik, dengan sambutan kebahagiaan tidak hanya wanita itu yang menyambut tetapi segala sudut ruangan yang tertata,bersih,dan harum ikut menyambut.

“Apakah adikku ini design interior? Apakah aku sudah lama meninggalkan rumah ini? Sangat rapi dan bersih Jeong-ie. Menginaplah sehari disini setelah itu kembali ke asramamu apa kau berkenan adikku?” Tersenyum dan melihat kearah lawan bicara yang mendorong kursi roda berada dibelakangnya.

“Apa oppa senang aku disini ?” kini Sejeong berganti arah menjadi menghadap kakaknya yang duduk di kursi roda.

“Tentu saja, aku rindu melihat kau terbangun di sampingku, candamu dipagi hari, bahkan omelanmu hahaha. Sungguh menginaplah sehari saja.” Menyentuh tangan Sejeong lembut.

“Tidak oppa, aku tidak bisa tinggal disini sehari saja tapi aku akan tinggal disini sampai oppaku ini sembuh. Bukan hanya melihatku dipagi hari, tapi setiap hari aku berada disamping oppa.”

“Tapi bagaimana dengan asramamu?, aku baik-baik saja Jeong-ie, tak usah kau_”

“Aku tetap melakukan aktivitas agensi oppa, tetapi urusan tinggal aku sudah izin untuk tinggal dirumah jadi tidak usah dipermasalahkan.” Memberikan pelukan hangat yang memang dibutuhkan keduannya.

.

.

.

“Aku datanggg..!!”

Seseorang yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba,seseorang yang mampu mengalihkan atensi Minyoung, dan seseorang yang tengah menjadi penghambat memasak dan aktifitas Sejeong akibat rengekan terus menerus dari kakaknya untuk menelefon orang itu.

“Jagoanku datangg, kemarilah ceritakan padaku tentang kompetisi yang akan kau selenggarakan di Jepang itu.” Pria itu duduk di sofa ruang tamu dan menghadap kearah Minyoung semrik bibirnya terus terukir diwajah tampan itu.

This Is Real~ (God Couple)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang