Part 1

3.4K 153 5
                                    

"ADEK! AYO BANGUN! SEKOLAH! ADEKKKKK! KAMU INI PEREMPUAN KOK GAK BANGUN PAGI?! KAKAK MASUK—"

"IYA KAK, BAWEL!"

"Oh udah bangun? Cepetan mandi!"

Setelah mengatakan itu, terdengar suara langkah pergi menuruni tangga. Menjadi anak perempuan satu-satunya memang selalu dipenuhi kejutan.

Ya, itu gue.

Yang barusan bangunin gue adalah kakak gue yang kedua. Galaksi namanya. Gue biasa manggil dia kak Gala, atau kalau lagi pengen hujat dia jadi panggil kak Galak.

Kak Gala sedang menempuh kuliah, mengambil jurusan arsitektur. Dari ketiga anak bunda, dia yang nomor tengah dan dia yang paling pintar.

Gue sudah siap, sebenarnya tadi saat Kak Gala bangunin gue itu, gue baru selesai mandi.

"Adek, ini sarapan sama roti bakar dulu, kakak kemarin belum sempat belanja bulanan."

Kalau ini kakak gue yang pertama, laki-laki juga. Namanya Demian. Bukan Demian si pesulap, melainkan Feliks Demian Yudistira.

Menjadi anak terakhir dan memilik kedua saudara laki-laki itu benar-benar sebuah kejutan. Karena tingkah nya ada aja setiap hari. Mulai saat gue bangun tidur, udah harus dengerin suara toak nya Kak Gala. Saat mau makan kadang harus nerima masakan fail kak Demian, saat ke supermarket harus debat dulu. Dan hal yang lainnya yang gue bener-bener ga bisa jelasin satu-persatu.

"Dek nanti kakak jemput aja ya," ucapan Kak Gala membuat gue tersedak.

"Kak, aku kalau berangkat pulang sama siapa coba?"

"Ridwan."

"Terus kenapa kakak tiba-tiba mau jemput aku?"

"Memang nya kenapa gak boleh? Kakak jemput adiknya sendiri itu gak boleh?"

"Bukan gitu kak, daripada kakak muter dari kampus ke sekolah aku. Mending aku bareng Wawan kan yang deket," jawab gue sambil membersihkan piring bekas gue sarapan.

Jujur aja, gue lebih suka Kak Gala itu masuk hukum daripada masuk arsitektur. Kalau sudah debat sama Kak Gala bisa dipastikan akan kalah duluan. Kalau saja Kak Demian gak memberitahu gue kalau Wawan eh maksud gue Ridwan udah dateng, bisa-bisa gue telat karena terjebak dilingkaran perdebatan saudara.

"Dek, itu Ridwan nya sudah dateng," kata kak Demian.

Gue mengangguk dan berdiri, "kak pokoknya nanti aku pulang sama Wawan. Kalau Kak Gala masih maksa jemput aku. Aku gak mau nemenin kak Gala nonton Naruto lagi. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."








Ternyata bener aja, Ridwan sudah disana.

"Ngapain muka lo ditekuk gitu?" katanya saat gue sedang menutup pagar.

Gue diem masih tidak mau menjawab, tangan gue terulur meminta helm. "Jawab gue!"

"Gapapa Wan, mana helm nya."

"Lo kenapa dulu he Sumpit Bambu."




Wah




WAH KURANG AJAR NIH!






Gue mendengus. Oke gue tau, tinggi gue melebih batas kewajaran perempuan yang lain. Ya tapi gak gini juga lah he Ridwan.

"Gue habis debat sama Kak Gala, Bakwan Gosong!" jawab gue gak mau kalah.

"Lo barusan manggil gue apa?"

"Bakwan Gosong."

"Wah berani ya lo!"

"Dengerin dulu ya Wawan ku sayang. Namamu itu Ridwan, dan gue manggil lo kan Wawan, tapi muka lo gosong bukan, bukan cuma muka. Kulit lo emang gosong, jadi karena gue suka bakwan tapi lo gosong, makanya gue manggil lo bakwan gosong," ucap gue panjang lebar menjelaskan darimana asal mula panggilan sayang gue ke makhluk satu ini.

Sedangkan dia cuma manggut-manggut gak peduli dengan penjelasan gue, "ya semerdeka lo aja, udah cepetan naik."

Loohh tadi yang biarin gue gak boleh naik siapa ha?




SIAPA?



Muhammad Ridwan, tetangga gue. Saat gue SMP dia baru pindah ke komplek tempat gue tinggal. Gue awalnya beneran bodo amat sama dia, dan bisa ditebak gue jadi deket sama dia setelah masuk DC Highschool.

Tinggi gue sama dia gak jauh beda, gue bahkan bisa nyentuh jidat dia yang bikin perempuan mana pun iri melihatnya.

Dia tinggi, tampan, pintar dan hitam.

Kalau jalan sama gue suka dibilang gue ini adeknya, tapi secara teknis gue lebih tua setahun dari dia.

Dan gue lebih suka manggil dia dengan nama Wawan. Kan, gue bilang itu nama panggilan khusus.

Dia bukan pacar gue.

Sekali lagi, dia bukan pacar gue.

Dan iya, gue tidak setuju dengan cinta sebelah rumah. Maka dari itu, gue ga ada rasa sama dia selain rasa suka sesama teman.

Daripada sama dia gue lebih milih kakaknya.







HEHE.








Gergio Bimantara, nama kakak dari Ridwan. Dan gue, Danita Azkia Arete telah jatuh hati padanya, bukan kepada adiknya.










A/n

Kim Seojung as Danita Azkia Arete
17 th | 11 IPS 1
Panggilan Azkia, kalau disekolah jadi Danita. Tapi kalau sama Ridwan berubah jadi Kia atau Sumpit Bambu.

Kim Mingyu as Muhammad Ridwan16 th | 11 IPS 1Most Wanted dikalangan kakak kelas, seangkatan dan adik kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Mingyu as Muhammad Ridwan
16 th | 11 IPS 1
Most Wanted dikalangan kakak kelas, seangkatan dan adik kelas. Tapi kalau dikelas dirinya berubah jadi kyubi ekor sembilan. Dipanggil Ridwan, berubah menjadi Wawan atau Bakwan Gosong karena itu panggilan kesayangan Azkia.




HALOOOO WKWKWK JADI GIMANA?

AKU SUDAH BILANG KAN KALAU 11 IPS 1 INI AKAN SEGERA DEBUT WKWKWK.
EAEAEA, KAGET TIDAK TOKOH UTAMA NYA SOWON?

Btw gaess aku ada grup chat wa, link in my bio, rencana nya kalau udah ada 200 orang mau aku buat rp an nya dc Highschool gitu.

11 IPS 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang