[seulgi version; part 1]
four days has never felt so longTOK TOK TOK
Seulgi mengetuk pintu apartemen itu, terdengar suara yang besar darisana.
"Ah, kau pasti Seulgi, mari masuk!"
Terpampang seorang lelaki yang cukup pendek, menurut Seulgi. Wanita itu membalas perkatannya dengan senyum singkat, kemudian masuk kedalam apartemen itu. "Terima kasih, Kak Chen!"
Seulgi melangkahkan kakinya memasuki apartemen itu. Dari ambang pintu saja, ia dapat melihat sekitar 20 orang yang tengah berpesta ria.
Namun ada seseorang yang menjadi pusat perhatian wanita itu. Didekatinya pria dengan postur tubuh yang bagus itu.
Seulgi menutup kedua matanya dengan telapak tangannya. Lelaki yang merasa kedua matanya ditutup itu memegang kedua lengan wanita itu.
"Siapa ini?" tanya lelaki itu penasaran.
Seulgi tersenyum tipis. "Siapa ayo..."
Muncul senyuman manis dari pria itu. Ia lalu membalikkan badannya dan mendapati wanita itu.
"KEJUTAN!" celetuk Seulgi dengan nada cerianya.
Pria itu segera memeluk Seulgi dengan erat, membuat Seulgi tak dapat bernapas. "Berhentilah memelukku, Jimin!"
Pria bernama Jimin itu lekas melepaskan pelukannya pada Seulgi yang sudah kesesakan itu. Dia pun memberi senyuman manis pada Seulgi, sembari memegang tangannya. "Makasih ya, baby, udah datang ke acara ultah pacar gue!"
Seulgi memutar bola matanya malas. "Baby baby pantat lo, gue datang karena tuh cewek, bukan karena lo. Lagian empat hari di atas pesawat buat kesini, gak akan terasa panjang, udah biasa gue!"
"Tapi kangen kan sama teman sebangku lo selama 5 tahun ini kan?" goda Jimin sambil menaik - turunkan kedua alisnya.
Seulgi memijit dahinya pelan, memberi ekspresi kesal pada Jimin. "Iya, dikit tapi!"
"Ngomong - ngomong, selamat ulang tahun yah buat cewek lo," lanjut Seulgi dengan nada sedihnya.
Jimin menepuk bahu Seulgi pelan. "Makasih ya lo sebagai teman sebangku gue selama 5 tahun, rela - relain datang kesini."
Seulgi mengangguk mantap, dan memberi senyum simpul.
"Gue ke sana dulu yah, lo nikmatin aja minumannya," ucapnya lagi kemudian meninggalkan Seulgi yang masih berdiri sedari tadi itu.
Ditolehkan kepalanya ke kanan, mendapati sebuah kursi kosong yang belum diduduki. Maka, Seulgi mendekatkan langkahnya kesana lalu mendudukkan pantatnya diatas kursi itu.
Dipandangnya Jimin yang tengah tersenyum dengan ceria, sembari berbincang dengan para tamu yang sebagian besarnya tak Seulgi kenal sama sekali.
Ia kembali memasang senyum miris.
"I just kinda wish you were gay!" ucapnya spontan sambil menunduk.
"Bener banget. Coba dia gay, dia gabakalan ngerayain ultah pacarnya yang kita tahu, udah meninggal sejak tiga tahun yang lalu, karena kecelakaan maut," sahut seorang perempuan cantik yang duduk disebelah Seulgi.
Seulgi menatap perempuan disebelahnya itu, dan memasang senyum mirisnya, lagi.
🎨🎨🎨
gimana pendapat kalian untuk part pertama wish you were gay versi seulgi?
salam sapi,
bae_selvia
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Gay ✓
Fanfiction[AU] Tentang tiga gadis dengan latar belakang berbeda, berharap bahwa lelaki yang dicintainya adalah seorang gay. ©biangpenat, 2019