[seulgi version; part 3]
one slipped awaySeulgi tersenyum licik. "Ya, bu. Aku menyuruh anak buahku untuk membunuh Mina dan meletakkannya di mobil yang sudah kubuang di jurang. Tak akan ada yang menemukan sidik jari kami, kami kan pakai sarung khusus!"
Ibu Seulgi menggeleng kecewa pada anaknya itu. "Jahat sekali kau, Seulgii!"
Seulgi lagi - lagi tersenyum licik, sembari menatap wallpaper ponselnya yang bergambar Jimin dan diirnya itu. "Kami bertiga sahabatan. Jika aku ingin Jimin menjadi milikku, Mina harus pergi, selamanya!"
"Dan jika ibu memberitahukan hal ini pada orang lain, aku tak segan - segan akan memasukkan ibu ke penjara, camkan itu! Aku pergi!"
Demikianlah Seulgi pergi meninggalkan ibunya yang masih memasang wajah keheranan dan kekecewaan akan anaknya sendiri.
...
"Jimin!" sapa seorang wanita dengan suara manisnya.
Jimin, lelaki yang dipanggil itu, yang tengah sibuk bercakap pada orang dihadapannya, harus mengalihkan perhatiannya di belakang sana.
Terdapat seorang wanita yang sangat Jimin hafal wajahnya. Wanita itu melambaikan tangan, membuat Jimin membalasnya pula.
"Tunggu sebentar, Rose!" ucap Jimin pada orang yang tengah berbicara dengannya itu.
Perempuan bernama Rose itu mengangguk. Membiarkan Jimin berdiri dan menuju kearah belakang sana.
"Seulgi!" panggil Jimin kemudian memeluk singkat wanita itu.
Seulgi, wanita yang tadi menyapanya itu, tersenyum ceria. "Mengapa kita bisa bertemu disini?"
"Ahh, aku tengah bercakap dengan seseorang. Apa yang kau lakukan disini?" tanya balik Jimin dengan senyum tipisnya.
Seulgi memperlihatkan beberapa uang kertas berwarna merah dihadapan Jimin. "Ah, aku hanya sedang membeli makanan untuk ibu. Maklum, dia sedang suka dengan makanan manis!"
"Biar aku bayar, aku kangen banget sama ibu kamu! Padahal dulu sering mampir ke rumah kamu," kekeh Jimin sambil terus menatap Seulgi.
"Nggak usah, by the way-" Seulgi menunjuk perempuan disana. Jimin berbalik dan mendapati jika yang ditunjuk Seulgi adalah perempuan yang bersama dengannya di meja itu. "Apakah dia yang berbicara denganmu?"
Jimin mengangguk pelan. "Ah namanya Park Rose. Dia hanyalah teman lama, aku pergi dulu yah!"
"Ya!" Seulgi memberi senyuman tipis menanggapi Jimin yang kemudian pergi dari situ. Seulgi lalu menuju ke antrian café itu, dengan tangannya yang ia sibukkan pada ponselnya. Sepertinya tengah mengetikkan sesuatu.
Gadis bernama Park Rose. Wajahnya sangat Asia.
Usia kira - kira 21 tahun, dengan warna rambut hitam pekat dan tubuh yang semampai.
Pakaiannya adalah jaket kulit hitam dan celana jeans merek Channel.
Cari dia, usahakan ia terbunuh.
Seperti Mina.
🎨🎨🎨
jangan emosi gitu dong sama seulgi.salam sapi,
bae_selvia
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Gay ✓
Fanfiction[AU] Tentang tiga gadis dengan latar belakang berbeda, berharap bahwa lelaki yang dicintainya adalah seorang gay. ©biangpenat, 2019