14. melelahkan disampingmu

243 65 29
                                    

[wendy version; part 4]
is there a 12 step just for you?

"Wendy?" panggil Chanyeol sekali lagi, beberapa kali ia rapatkan jaket yang digunakan, agar tidak menjadi sasaran paparazzi.

Wendy mendongakkan kepalanya. Sedari tadi ia menundukkan kepalanya hanya sekedar mengaduk - aduk kopi yang semakin dingin itu. "Kenapa kita ketemu disini, bukannya di apartemen!"

"Agensi minta aku putus sama kamu!"

"OUCH, kau kenapa menginjak kakiku?" lanjut Chanyeol kesal dengan ulah Wendy barusan.

Wendy menggeleng pelan. "Kamu bohong ya? Gak lucu tau!"

Ia pun menyeruput kopi miliknya yang sedari tadi diaduk itu. Wajahnya menjadi serius ketika perkataan Chanyeol yang selanjutnya ia ucapkan.

"Aku serius, agensi gak suka sama kamu!"

"Tapi, kenapa?" tanya Wendy pelan, kesedihan semakin menguasai tubuhnya itu.

Chanyeol menggeleng pelan. "Entahlah, mereka gak suka karena kejadian kemarin. Hubungan kita hampir dibocorin sama Dispatch kalo bukan karena agensi aku yang bayar."

"Tapi, Chan, ini bukan keinginan kamu, kan?" Ada secercah harapan yang diutarakan Wendy itu.

Chanyeol menggeleng pelan. Ia pun bangkit berdiri dan menatap Wendy yang masih menduduku kursi café itu. "Kita selesai, kabari aku jika kau terbiasa dengan sebutan teman!"

Wendy hanya menatap kepergian Chanyeol dengan seluk hatinya yang terluka itu.

Benarkah Chanyeol baru saja merelakan sang kekasih yang sudah menjalin hubungan bersamanya selama dua tahun?

Benarkah Chanyeol baru saja melepaskan Wendy, begitu saja?

...

"Aku pulang!"

Suara nyaring gadis itu berhasil membelah kesunyian di siang bolong ini. Gadis itu menarik napasnya pelan. Apakah semuanya sudah berakhir seperti yang sudah terjadi?

Wendy hanya tak dapat menerima semua ini.

Kenyataan bahwa Chanyeol telah putus dengannya, beberapa jam yang lalu, masih terasa sangat nyata bagi dirinya.

"Is there any way to forget you, asshole?"

Sesaat diri itu memutuskan untuk duduk di sofa nan empuk di dekat sana. Ia melemparkan tas sampingnya di dekat tubuhnya.

Diambilnya ponsel miliknya, lalu menekan beberapa angka yang sangat ia hafal disana.

Sontak terdengar suara disana, sepertinya ponsel itu tengah dipegang oleh sang pemiliknya.

"Halo?" terdengar suara disana, Wendy benar - benar dapat mendengarkannya.

Gadis itu tersenyum pelan. "Lo tau kan kalo hari itu akan datang?"

"Ya, lalu?" tanggap suara di sebrang sana.

Wendy kembali memasang senyum simpul di bibirnya. "Kill him, because I'm tired of all of this bullshit!"

 "Kill him, because I'm tired of all of this bullshit!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎨🎨🎨
w

endy kok gitu, eh, dia telepon sama siapa ayok?

salam sapi,
bae_selvia

Wish You Were Gay ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang