10. menghilangkan rasa kecewa

277 69 22
                                    

[seulgi version; part 5]
but all you do is look the other way

GREK...

"Jangan bergerak!"

Jimin yang masih memegang ponsel milik Seulgi itu dengan tak sengaja menjatuhkan ponsel itu. Ditatapnya Seulgi yang sudah mengarahkan pistol padanya.

Jimin melihat Seulgi dengan wajah yang sangat teramat kecewa itu. "Kukira kau adalah sahabatku, Seul-"

"Aku mencintaimu! Kenapa kau tak pernah merasakan itu?" Wanita itu menangis, dengan tangannya yang terus gemetaran memegang pistol berjenis HS2000 itu.

Seulgi terisak pelan, kesedihan yang selama ini ia pendam itu rasanya sudah tak dapat ia pendam didalam hatinya lagi. Terlepas dari itu, pistol yang dipegangnya masih diarahkan pada Jimin.

"Kau sangat jahat. Kau membunuh Rose!" teriak Jimin dengan suara kasarnya.

Seulgi tersenyum licik. "Aku tak akan melakukannya jika kau menjadi pacarku!"

"Aku tak mau berpacaran dengan seorang pembunuh! Kau membunuh Rose, siapa lagi yang sudah kau bunuh? HAH!" hardik Jimin lalu mendekat pada Seulgi.

"JANGAN MENDEKAT! AKAN KUTEMBAK!" bentak Seulgi keras, kali ini memegang pistol miliknya dengan kedua tangannya. Keringat bercucuran di dahi dan pipinya.

Jimin pun mengangkat kedua tangannya perlahan. Yang tadinya tinggal beberapa langkah menuju Seulgi, kali ini ia memundurkan langkahnya.

Seulgi berjalan mendekat kearah Jimin, namun bukan lelaki itu yang dia incar, ia malah dengan cepat mengambil tas samping miliknya dan menuju pintu apartemen itu.

BUK

Seulgi seketika jatuh ke lantai. Matanya menjadi sedikit berkunang - kunang. Meskipun begitu, diusahakan matanya untuk fokus.

Seulgi melihat Jimin yang tengah memegang tongkat bisbol.

Ia pun bangkit berdiri, masih menatap Jimin dibelakangnya. "Apa kau bodoh? Kau mau membunuhku?"

"Iya! Kau pengacau!"

Seulgi memutar bola matanya malas. "Ayolah! Memangnya siapa lagi wanita yang peduli padamu?"

Jimin gelagapan, tak dapat menjawab.

Seulgi mengambil pistol dari tasnya. "Kalau begitu, ucapkanlah hai pada Mina!"

"Maksudmu?"

DOR..

Tubuh Jimin langsung terjatuh ke lantai dengan kerasnya, sembari memegang dadanya yang tertembak itu

Seulgi yang melihatnya, ia tak menampakkan ekspresi apapun. Namun ada sekelebat kelegaan di hati sana.

"Setidaknya aku tak perlu bersusah payah mengharapkanmu lagi!"

"Setidaknya aku tak perlu bersusah payah mengharapkanmu lagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TO BE CONTINUED

Wish You Were Gay ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang