Part - 2

4K 133 0
                                    

🍁🍁🍁

Mungkin bagi sebagian orang hari libur akan mereka manfaatkan untuk berhibernasi seharian di atas tempat tidur, tapi tidak untuk Gadis berkhimar coklat itu, sudah sejak pagi ia berkutat di dapur membuat beberapa adonan untuk membuat Roti, Donat, dan Cup cake. Sudah menjadi rutinitas nya membuat beberapa jenis kue setiap Minggu pagi.

Kue-kue yang Hanifa buat akan ia bagikan untuk anak-anak Panti Asuhan Yatim piatu Hidayah Madrasah Al-Taqwa. Hanifa selalu rutin mengunjungi anak-anak panti setiap ia libur bekerja. Hanifa sangat menyukai suasana panti yang ramai, karena ia sangat menyukai anak-anak. Melihat mereka yang masih tersenyum meski tanpa orang tua, membuatnya selalu bersyukur karena yang Maha Kuasa masih berbaik hati memberinya keluarga yang utuh dan bahagia.

"Alhamdulillah akhirnya selesai," ucapan syukur itu terlontar dari bibir Gadis yang kini sudah melengkungkan senyum manisnya.

Melihat kue-kue yang sudah jadi dengan beraneka bentuk dan warna membuat ia yakin jika anak-anak akan sangat menyukainya. Rasanya Hanifa sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan adik-adik kecil itu.

Setelah menata semua kue ke dalam wadah Hanifa bergegas membersihkan diri karena setelah Adzan Dzuhur ia akan segera pergi menuju panti yang terletak agak jauh dari kostan yang ia tempati.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, di sinilah ia berada. Berdiri di depan bangunan tua yang masih terlihat kokoh meski sudah di bangun puluhan tahun yang lalu. Panti ini memiliki halaman yang luas yang di tanami bunga-bunga dengan jenis yang berbeda. Sangat cantik karena Hanifa sangat menyukai bunga.

Beberapa anak-anak terlihat asyik bermain sehingga tidak ada yang menyadari keberadaannya. "Assalamu'alaikum," ucapan salam Hanifa membuat anak-anak itu menoleh serentak ke arahnya. Mendengar seruan dan pekikan tertahan mereka membuat ia terkekeh pelan betapa rindunya Hanifa pada anak-anak ini.

"Kakak!" Anak perempuan berumur 7 tahun itu berhambur ke pelukannya di ikuti oleh anak yang lain.

"Salamnya di jawab dulu dong," Hanifa mengingatkan.

"Waalaikumsalam kakak cantik," jawabnya serentak.

Hanifa tertawa mendengarnya. "Ayo kita masuk ke dalam kakak bawa sesuatu untuk kalian."

Anak-anak yang masih mengelilingi Hanifa itu berseru heboh, lagi-lagi Hanifa tertawa di buatnya. Betapa lucunya mereka, dan Hanifa bahagia berada di sini melihat binar itu dari mata mereka.

Sederhana tapi ini membahagiakan ya Rabb...

****

"Ibu apa kabar? Maaf Ifa baru bisa main ke panti," ucap Hanifa pada wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usia senjanya.

"Ibu baik, Ifa sendiri bagaimana?" Tanyanya dengan senyum meneduhkan khas seorang ibu.

"Alhamdulillah Ifa juga baik," balasnya.

"Alhamdulillah... Restaurant sedang sibuk ya nak?" tanyanya, sambil mengelus puncak kepala Hanifa yang tertutup Khimar.


"Iya Bu, Chef Erwin sedang cuti karena istrinya melahirkan, jadi agak keteteran. Makanya Minggu lalu Ifa gak libur," balasnya.

Hanifa bekerja di The Library Restaurant kelas menengah ke atas itu selalu ramai pelanggan. Jika salah satu chef tidak masuk kerja maka jatah libur yang biasanya seminggu sekali akan di potong menjadi dua Minggu sekali. Sungguh mengenaskan!

Mendadak AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang