Jimin menyingkirkan guling dari wajahnya, menetralkan pemandangan dikamar yoongi. Gelap. Hanya itu yang jimin lihat
"Pasti sudah malam" gumam jimin, jimin memejamkan matanya sebentar,sebelum kembali membuka untuk menatap langit-langit kamar yoongi.
Jimin merabah tempat disebelahnya, rambut yoongi yang ia rasakan pertama kali, ia mengelus rambut yoongi dan kembali menarik nya. Jimin turun dari kasur untuk mengambil hp milik yoongi yang ia pecahkan dan melihat waktu. Jam menunjukan jam 6 malam, ia kembali membaringkan tubuhnya,mengusak wajahnya pelan
"Lama sekali aku tidur" jimin kembali memeluk guling yoongi,untuk pertama kali nya ia tidur nyenyak tanpa bantuan. Dapat ia rasakan tempat tidur bergerak,yoongi merenggangkan otot nya,tangan nya ditarik kesegala arah dan jatuh ke jimin. Jimin sempat terkejut dan tersenyum kecil
"Ternyata yoongi hyung jika tidur,akan seperti ini." Jimin mengelus tangan yoongi
Jika boleh jujur,jimin menyukai yoongi. Cinta tumbuh,ketika kita sering bersama . Tapi jimin tidak yakin jika ia rasakan adalah cinta,bisa saja hanya obsesi belaka. Mana mungkin yoongi menyukai nya,sedangkan jihyo adalah pacarnya.
Jimin menurunkan tangan yoongi,ia harus pulang. Ini sudah malam, ia turun dari kasur berlahan,mengambil tasnya dan membuka pintu berlahan kemudian menutup nya kembali.
Ia melihat bodyguard yoongi berada ditangga dan mendekatinya."Ahjussi,aku akan pulang. Jika yoongi hyung mencari bilang saja aku pulang" ucap jimin ramah
"Akan saya antar,ini sudah malam. Jika anda pulang sendiri akan berbahaya" bodyguard yoongi pergi menyiapkan mobil tanpa mendengarkan penolakan jimin, jimin ingin menahan,tapi bagaimana bisa?majikan dan bodyguard sama saja.
Jimin menurunkan anak tangga cepat dan berjalan menuju mobil
.
.
.
.
.Yoongi menghidupkan lampu tidurnya,agar tidak terlalu terang. Yoongi tersenyum,ia sudah bangun sebelum jimin bangun. Hanya saja ia malas untuk keluar kamar,dan melanjutkan tidurnya walau tidak senyenyak tadi. Selang beberapa menit ia memejamkan matanya,ia merasakan tangan membelai rambutnya pelan, itu tangan jimin. Yoongi merasa nyaman,namun jimin hanya membelai sebentar. Kasur bergerak tapi yoongi enggan melihat,ia membiarkan nya,bisa ia lihat secarik cahaya dan kasur kembali bergerak. Ia pura-pura merenggangkan ototnya dan sengaja menjatuh kan tangan nya ditubuh jimin, ia tersenyum ketika jimin mengelus dan mengatai nya.
"Ah...." yoongi bernapas panjang, ia mengambil ponsel nya. Padahal ia memberikan kepada jimin,karna sadar jimin tidak memiliki ponsel.
"Apa karna bekas?" Gumam yoongi
1pesan masuk keponsel yoongi, itu dari namjoon.
"Bagaimana keadaan jimin? 1 sekolah membicarakannya" baca yoongi, alisnya bertautan. Tidak baik untuk besok jimin sekolah
Yoongi membalas pesannya dan kembali memejamkan matanya. Rasa khawatir pada jimin kembali menyelimutinya.
.
.
.
.
."Hoi,jim" panggil namjoon,namjoon diperintahkan yoongi untuk menjaga jimin,jadilah namjoon yang menunggu jimin didepan gerbang
"Oh,namjoon hyung?" Jimin berjalan cepat kearah namjoon dan membungkuk memberi salam
"Ayo masuk" namjoon menggapit leher jimin dan membawa nya kekelas
"Kau menunggu ku hyung?" Tanya jimin
"Ne,kami khawatir padamu. Terutama yoongi" namjoon menatap lurus seolah tak berkata apa-apa.
"Dia hanya peduli padaku hyung"
"Dasar tidak peka" namjoon melepaskan gapitannya "jika ada yang menghinamu,beritahu kami" namjoon tersenyum dan meninggalkan jimin didepan kelas