" apa ini bagian ku papa? " min ji menunjuk roti nya
"ne,makan lah sebentar lagi bus sekolah mu akan sampai" jimin menyisir rambut minji
"papa,aku sudah kelas 3 SMU. berhenti lah mengikatkan ku rambut " komplen min ji
"aigo, lihat anak perempuat ku yg baru menginjak 18 tahun. Sudah bersikap dewasa"
"papa,herhenti menggoda ku" min ji mengerucutkan bibirnya tidak suka
"ah,lucu nya" jimin mencubit pipi minji
"papa,aku berangkat dulu. Bus nya sudah datang" minji bangkit dari duduk nya dan mencium pipi jimin sebelum pergi
Min ji sudah pergi,tidak dengan kedua orang yg masih terlelap di kamarnya
"yoongi,kau tidak kekantor" yoongi tak berkutik,ia melanjutkan tidurnya
"min yoongi" panggil jimin
"tidak,aku mau di rumah saja. Jae akan mengurus semuanya" yoongi mencium pipi tembem milik anak keduanya
"yong ji akan bangun jika kau terus menciumi nya" lirik jimin tajam sambil melipat baju bayi
"kau semakin cerewet" yoongi membalikkan tubuh nya dan kembali tidur
"apa kau lupa,hari ini kau ada janji dengan namjoon"
"dia membatalkan nya, malaikatnya ingin ke kebun binatang"
.
.
.
.
.
."hai minji, bagaiman hari mu? " sapa jae suk purta ke dua namjoon
"ini masih pagi bodoh,dan kau menanyai hari ku bagaimana? Dipagi seperti ini aku masih senang. Kita liat saja nanti pulang "
" kata appa ku kau sangat mirip papa mu"
"terima kasih" ucap minji bangga
"apanya yg mirip? Jelek gini" ejek jae suk
"sialan kau" sinis min ji
.
.
.
.
."min ji" yoongi dengan baju berlumuran darah mendekati minji
"appa,apa yg terjadi pada papa" mata minji berair,dada nya berdegup kencang takut
"kau tenang lah, papa senang di operasi" tepat yoongi mengatakan itu, lampu operasi padam. Tak ada tanda hijau
"papa" bibir kecil min ji berucap gugup
"jimin" yoongi merasakan jantung nya hampir lepas
Dokter membuka pintu,ia melihat minji dan yoongi bergantian sebelum bergelang dan menunduk
"appa,katakan papa akan baik-baik saja" air mata minji jatuh. Min ji berlari masuk ke ruang operasi
Semua selang penunjang kehidupan jimin di lepas,jimin berbaring disana.
"papa,ireona" min ji menangis sambil menggoyangkan tubuh jimin
"papa,jika papa tidak bangun. Siapa yg akan mengikat rambut ku,aku tidak bisa menyisir rambut ku sendiri karna terlalu panjang. Siapa yg akan membuatkan ku sarapan? Papa bangun" min ji menangis kencang. Yoongi tersenyum puas sambil mengelus punggung minji lembut
"appa,apa yg terjadi? " tanya minji
"appa tidak tau" ucap yoongi pelan
"bukan kah appa ada dirumah. Aku tau kau tidak berkerja" bahasa min ji tidak sopan,artinya dia marah besar.
"kau berbicara kasar pada appa mu minji?" tanya yoongi mengintimidasi minji
"mian,aku takut" min ji berbalik dan melihat jimin ,ia menangis sambil memeluk tubuh jimin
Jimin membuka matanya dan mengisyart kan yoongi mengambil kue dibelakang meja
"saengil chukka hamnida sayang" bisik jimin
"PAPA!!!" teriak min ji kesal
"yoongi apa kau merekam nya?" tanya jimin sambil tertawa puas
"ada 5 kamera tersembunyi disini" yoongi tertawa
"kalian tau seberapa takutnya aku tadi? Ini sangat tidak lucu. Kalian mempermainkan ku" minji menangis
"aouw,lihat anak pertama ku menangis" jimin menarik minji kepelukannya, yoongi memeluk mereka berdua
"maaf,appa hanya ingin memberikan kado terbaik" yoongi mencium puncak kepala min ji
"aku tidak akan melupakannya appa. Gumawo. Berapa uang yg kalian habiskan untuk ini? " tanya minji
"gratis. Untuk perwarna di baju appa ini semua dari make up mu"
Minji menatap yoongi dengan penuh dendam
"APPA!!"
.
.
.
.
.
.
DHUAAR.
Ini gais,aku bawa cerita baru. Yoonmin kok. Baca ye,gua udah turutin nih. Gua maksa:(