15

8.6K 721 18
                                    

Jimin terperangah saat pintu rumah nya terbuka,dengan cepat iya berlari masuk. Yoongi mengikuti jimin setelah memarkir kan mobilnya.

Entah apa yang terjadi,tapi rumah jimin begitu berantahkan,tidak berantahkan bagaimana. Hanya sofa yang tak beraturan dan meja yang kadang memyimpan buku dan koran kini tersingkirkan jatuh ke bawah. Hanya ada cairan bening di meja.

Wajah jimin semakin memucat ketika ia memasuki kamar orang tuanya. Yoongi terkejut bukan main saat masuk ke rumah jimin, bau rumah jimin begitu aneh. Ketika pertama kali yoongi datang,wangi stowberry dan vanilla memenuhi ruangan rumah,tapi kini ini bau keringat dan 1 hal bau yang agak aneh. Yoongi mengikuti langkah kaki jimin,telinga nya menangkap suara desahan disalah satu bilik.

YOONGI POV..

Aku melajukan langkah kaki ku ke arah jimin,wajah nya tampak polos,terkejut dan juga pucat. Saat pintu terbuka,suara desahan semakin terdengar jelas, kini aku berdiri dibelakang jimin. Aku melihat 2 orang sedang melakukan hal intim,aku tak ingin menjelaskan nya lebih jauh. Aku menutup kedua telinga jimin dan membaliknya menghadapku,matanya kini berkaca-kaca,wajah nya semakin memucat. Telinga ku panas mendengar desahan dan geraman dari mulut mereka,bahkan mereka tak peduli pada ku dan juga jimin yang kini berdiri menonton secara live mereka.
Wajah sayu wanita itu dan gerakan brutal tuan park membuatku muak,jimin ingin memutar bola matanya untuk melihat mereka tapi kutahan agar dia tak melihat nya. Aku menariknya keluar rumah dengan cepat,suara isakan jimin terdengar ditelingaku. Aku membawanya kemobil dan menjalankan mobil ku kerumah ku, jimin hanya menangis dengan suara yang ditahan dan kadang meremas bagian dadanya sakit. Wajahnya kini memerah karna menahan isakan tangis nya,aku benar-benar tidak tahan dengan keadaan jimin sekarang.

Aku menarik nya masuk kekamar ku dan memgunci pintu.

"Kamarku kedap suara,sekeras apa pun yang kau buat tak akan kedengaran diluar. Menangis lah"

Aku menatap jimin iba, ia memeluk dirinya sendiri. Tangan nya meremas dada nya,aku rasa jantung nya berdetak begitu keras hingga mengakibatkan sakit.

"Berhenti menahan tangis mu" aku memeluk jimin,jimin membalas pelukanku. Pelukannya begitu erat,suara isakannya terdengar jelas ditelingaku. Pakaian ku basah karna air matanya tapi aku tak peduli.

"Yoongi...dada ku sakit..." aku memeluknya tak kalah erat "rasanya....sakit hyung" isakannya semakin keras,rasanya hati ku sakit mendengarnya "hyung....ini sakit" jimin menangis meraung dalam pelukanku. Jimin begitu rapuh dengan keadaan nya yang sekarang.

"Tenangkan dirimu" sungguh,kini mataku ikut berkaca. Mendengar tangisan jimin yang begitu memilukan membuatku ingin ikutan menangis

"Aku berusaha.....tapi rasanya....terlalu sakit.....hyung..hyung mereka...kenapa mereka...melakukannya" tangisan jimin membuat bicaranya berantakan,tapi aku bisa mengerti

"Kau sabar saja jim" aku memeluk jimin erat

"Kepala.... ku pusing....." jimin pingsan,segitu stress kah dia hingga harus pingsan

Aku menggendong nya kekasur,membaringkan dan menyelimutinya. Suhu dikamarku,aku kurangkan agar tidak terlalu dingin. Guanlin hyung tak bisa datang karna urusan nya yang banyak. Ia menyarankan doktet lain tapi aku tidak mau. Jadi aku hanya meminta saran. Kini aku mengkompres kepalanya berharap pusing dikepalanya berkurang.

Matanya begitu bengkak,ia mulai sadar. Matanya membuka tapi tatapan nya kosong. Membuat ku khawatir. Aku mengelus surainya

"Jim.." panggil ku,tapi ia tak menggubrisnya, ia masih dengan tatapan kosong nya.

Aku kembali memeluknya,rasa nya sakit melihat nya begini. Jimin berbeda dengan ku,dia masih polos dalam hal berhubungan sedangkan aku,ini memalukan. Namjoon selalu mengajak ku menonton film dewasa.

"Jim,kau tak perlu memikirkannya" aku mengelus surai jimin

Jimin membalas pelukanku,ia memejamkan matanya.

"Orang tua ku tega" suara jimin bergetar

"Kau harus kuat"

"Temani aku tidur,hyung." Minta jimin

"Baiklah" masih ada keraguan dalam diriku,jimin memintaku menemaninya tidur dengan memeluknya. Ia masih memelukku.

Aku menidurkan diriku disampingnya, ia mulai menutup matanya yang bengkak. Nafasnya masih tak beraturan,mungkin dadanya masih berdebar keras.

Jimin sudah tertidur pulas,aku menatap langit-langit kamarku. Ini sudah hampir tengah malam tapi aku masih belum tidur,pikiran ku terus melayang pada kejadian tadi siang. Aku mengusak surai ku kasar, aku sama sepertu namja lainnya,jika melihat hal itu pikiran ku juga ikutan kotor. Dengan cepat aku menutup mataku dan  membayangkan hal lain agar pikiran itu tidak mengusik ku.
.
.
.
.
.

"Jim,kau tidak mau sekolah?"  Jimin masih berbaring dikasur dengn selimut yang menutupi seluruh badannya.

"Tidak,aku pusing"

"Aku pergi dulu,makan sarapan mu dan minum obat. Aku akan menyuruh pelayanku menyiapkannya" jimin sama sekali tak menjawabku,dia terlihat murung daritadi pagi. Ini membuatku merasa aneh

Aku menutup pintu rumah ku dan berjalan kaki ke sekolah, didepan gerbang teman-teman ku sudah menunggu disana. Aku menghampiri nya dengan wajah lesu

"Ada apa dengan wajah mu yoong?" Namjoon menepuk pundakku

"Wajah ku sedang tidak baik"

"Dimana jimin?"

"Dia sedang sakit"

"Sakit apa?" Ini lah yang aku tidak sukai dari mereka,mereka begitu banyak tanyam rasanya ingin kusempal dengan sepatu lamaku

"Hanya pusing" aku memasuki sekolah

Istirahat ke 2 aku mendapatkan pesan dari suran kalau dia akan datang kesekolah,tapi aku mengabaikannya. Pelayan dirumah ku menelpon ku karna jimin pingsan. Aku langsung pulang kerumah.

"Bagaimana dengan jimin?" Tanya ku khawatir

"Dia sudah tidur" aku hanya mengangguk dan masuk kekamar.

Jimin tidur dengan wajah yang lumayan pucat. Aku berjalan kekasur dan mengelus surainya pelan. Ia membuka matanya dan menatap ku.

Entah apa yang terjadi,jimin begitu berbeda,ia begitu ketakutan. Aku memeluknya, ia kembali menangis.

Pintu kamarku tiba-tiba terbuka,suran membuka pintu ku. Aku tidak sadar kalau dia ikut kerumah ku

"Jadi ini yang membuatmu tidak ingin berjumpa dengan ku?" Suran melipat tangannya angkuh. Aku melepaskan pelukan ku pada jimin

"Kalau aku bilang iya kenapa?" Tantang ku

"Yoong,dia tidak sepadan dengan mu. Dia orang hina,astaga bahkan dia seperti jalang yang berani tidur dirumah mu. Apalagi tak ada hubungan yang jelas. Ck..ck..ck, aku merasa jijik padanya,liat wajahnya,"

"Cukup!" Teriak jimin,dia menutup kedua telinga dan matanya erat-erat
"Aku mohon" lirih jimin

"Keluar dari rumah ku!"  Demi apapun rasanya aku ingin menendang suran dari balkon rumahku

"Kenapa?aku benarkan?" Suran menjalan mendekati kami

"Ahjuma,panggil security!" Teriak ku,tidak sampai 5 menit security datang
"Seret dia keluar"

"Yoongi!" Geram suran

"Cepat" suran diseret paksa security,aku tak memperdulikan teriakannya. Aku beralih pada jimin yang kini masih sama dengan posisi sebelum nya. Aku memeluk nya kembali. Dia dalam keadaan tidak baik. Aku ingin menjadi sandaran nya sekarang,aku ingin melindungi nya lebih sekarang. Melihatnya seperti ini hati ku terasa teriris.



___T_____B______C_______

bullying (yoonmin) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang