4th

598 70 11
                                    

Kamu mengerjapkan mata perlahan saat sinar matahari masuk melalui celah jendela dan mengenai wajahmu. Jam menunjukkan pukul 6 pagi.

Kamu bangun dan duduk diranjang, mengumpulkan nyawamu sesaat. Lalu beralih memeriksa ponselmu.

"Gila. 10 pesan masuk di instagram." gumammu saat membaca notifikasi pesan masuk dari June.

Kamu memilih untuk tidak membuka pesannya dan segera membersihkan diri. Lalu segera pergi ke kampus.

Setelah sampai, kau menjalankan aktifitasmu dikampus seperti biasa.
Saat berjalan menuju kelas, tiba-tiba kau terkejut karena June sudah berjalan menyeimbangkan langkahnya dengan langkahmu.

"Kenapa kau tidak membalas pesanku semalam?" tanyanya dengan nada datar.

Kau yang tidak peduli hanya terus saja berjalan tanpa menghiraukan teriakan para siswi yang memekakkan telinga.

"Hey, jawab." ucapnya.

Kamu tetap berjalan cepat tanpa menjawab pertanyaannya.

"Kau berjalan cepat sekali." ujarnya.

"Teriakan para siswi disini sangat mengganggu. Makanya aku berjalan cepat agar cepat sampai kelas juga."

Sialnya, saat akan sampai kelas kakimu tersandung dan lagi-lagi membuatmu jatuh.

Lebih sialnya lagi, ponselmu ikut jatuh dan dengan sengaja ada siswa laki-laki yang menginjaknya sehingga layarnya retak.

"Hey, ya! Ganti ponselku!!" teriakmu.

Siswa laki-laki yang menginjak ponselmu hanya menatapmu lalu kembali melangkahkan kakinya.

Kau berdiri, mengejarnya, lalu menampar pipinya.

"Tidak sopan!" jeritmu.

Laki-laki tadi masih memegangi pipinya yang memerah. Sedang banyak sekali siswa yang memandangimu.

"Berapa banyak yang kau butuhkan untuk ponsel murah seperti itu, huh?" ujarnya.

"Ponsel murah katamu?!"

Oke, emosimu memuncak saat ini. Itu adalah ponsel yang berharga buatmu. Karena kamu mendapatkannya dengan hasil kerjamu sendiri.

"Aku tidak butuh uangmu! Aku hanya butuh kau mengganti ponselku."

"Kau pikir membeli ponsel itu dengan harga diri? Tentu saja pakai uang, kan? Cih, gadis ini." ucapnya.

"Aku tidak mau tahu, ya. Kau harus mengganti ponselku yang rusak!" ujarmu.

Lalu ia mengambil ponsel dari sakunya.

"Nih, ambilah!" ujarnya.

Lalu June menarik tanganmu.

"Nanti kubelikan."

"Ya! Urusanku hanya dengan bocah sialan ini. Bukan denganmu!" jawabmu sambil melepaskan tangan June.

"Jangan membantah!" ucapnya.

"Memangnya kau ini siapa, sih. Bisa-bisanya menyuruhku seenaknya." ujarmu.

Langkah June terhenti tiba-tiba, membuat badan kecilmu menabrak punggungnya.

"Jangan berhenti mendadak, dong!" protesmu.

"Kau mau beasiswamu kucabut dan berhenti jadi siswa disini?" ancamnya.

"Jika tidak mau. Kau harus mendengarkan apa yang kuucapkan!"

Kamu hanya mendengus mendengar kata-kata June. Tentu saja kamu tidak bisa membalas ancamannya. Karena statusmu hanya siswa disini.

Saat jam pelajaran mulai, kamu hanya diam meratapi bagaimana nasib ponselmu selanjutnya.

Tentu saja kamu sedih karena perjuangan mendapatkan satu ponsel itu bukan hal yang mudah bagimu.

"Masalah ponsel kecil seperti itu jangan terlalu dipikirkan." ujar June tanpa menatapmu.
Seolah dia tahu apa yang kau rasakan saat ini.

"Diamlah!" tukasmu.

Kamu segera menghampiri Jihyun di kelasnya saat 45 menit pelajaran telah usai. Mengajaknya untuk segera mengisi perutmu yang kosong sedari tadi.

"Ponselku pecah." tuturmu.

"Bagaimana bisa?" tanya Jihyun.

"Ada siswa laki-laki yang menginjaknya."

"Kau tidak meminta ganti rugi?"

"Saat siswa itu akan memberikan ponselnya untukku. June sudah menarik tanganku untuk pergi ke kelas." jelasmu.

"June? Koo June?"

Kamu mengangguk.

"Kenapa kamu tidak menghiraukan ucapanku, sih? Jangan terlalu dekat dengannya." ujarnya.

Saat kamu akan menjawab ucapan Jihyun. Kamu dikejutkan dengan siswa perempuan yang jatuh tersandung tepat di depanmu.

Jus mangga yang ia bawa tumpah dan tumpahannya muncrat mengenai celana jeans kesayanganmu.

"Ya!! Bisa tidak sih kau berjalan menggunakan kaki dan melihat kedepan menggunakan matamu dengan baik!" protesmu.

Orang-orang di kantin kembali memperhatikanmu.

"Hanya karena kena cipratan air kau marah seperti ini? Berapa harga celanamu, huh? Akan kuganti!" ujarnya.

"Kau pikir uang bisa mengubah segalanya?!" jeritmu lagi.

"Tentu saja! Kau tidak pernah punya uang banyak, ya? Hingga kau tak tahu bahwa uang bisa mengubah segalanya menjadi lebih baik?"

Kamu mendidih mendengar pernyataannya.

"Sudah. Ayo pergi." ujar Jihyun menarik tanganmu untuk keluar dari kantin.

Jam kuliahmu usai 2 jam lebih cepat hari ini. Kamu yang sedang dalam keadaan yang tidak baik, segera menuju lokermu dan berniat untuk cepat-cepat pulang kerumah.

Tetapi, saat kamu menutup loker, gadis yang menganggap June sebagai kekasihnya sudah menghadangmu ditemani oleh ke-3 temannya.

"Apa yang kau lakukan?" ujarnya.

"Harusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan disini?" jawabmu.

Gadis itu menampar wajahmu,

"Sudah kubilang. Jangan pernah dekati June atau kau akan merasakan akibatnya!"

Kamu memegangi pipimu yang memerah. Kamu sangat-sangat ingin menghajarnya.
Jika kamu tidak ingat bahwa kamu adalah siswa baru, kamu pasti sudah menghajar wajah cantiknya hingga babak belur.

"Aku bisa saja menghajarmu setiap kali kau mendekati June!" bentaknya.

Kamu menatap wajahnya tajam.

"Kalau dia suka padaku. Kau bisa apa, huh!" ujarmu singkat lalu pergi meninggalkan gadis-gadis tadi.

***

Woy, baku hantam woy!😂
Terima kasih support kalian ya guyss.
Ayabluuu all💖

-Riri.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang