21st

435 42 7
                                    

Pagi hari pun tiba, kau mengerjapkan matamu perlahan, bangun dan meregangkan badanmu sebentar. Kau duduk menekuk lututmu dan menghela nafas panjang sebentar, lalu beralih duduk menghadap jendela yang sudah terbuka.

 Kau duduk menekuk lututmu dan menghela nafas panjang sebentar, lalu beralih duduk menghadap jendela yang sudah terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kau masih bisa membayangkan hal buruk yang terjadi kemarin, dengan cepat kau hapus air matamu yang kembali mengalir. Entahlah, sebelumnya kau jarang sekali menangis, tapi kali ini kau benar-benar merasakan sakit saat kau jatuh cinta. Sepertinya June sudah bangun lebih dulu darimu karena saat kau bangun, ia sudah tidak ada disampingmu.

Hingga satu suara berat dari pria yang masuk kamarmu membuatmu refleks menengok.

"Sudah bangun, Sayang?"

Kau tersenyum tipis dan mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.

June yang awalnya berdiri beralih duduk disampingmu dan memelukmu, membiarkan kepalamu bersandar di dadanya. Kau langsung duduk dipangkuannya dan melingkarkan tanganmu pada pinggangnya, menelusupkan kepalamu bergantian ke dada dan cerukan leher June yang pada akhirnya kau menempelkan kepalamu pada cerukan lehernya, tempat terbaik saat kau merasakan sedih. June tersenyum melihatmu bertingkah sangat manja pagi ini, ia mengusap kepalamu dan mencium keningmu.

"Masih sakit, Jun." ucapmu.

June menghela nafasnya, "Apa yang harus kulakukan agar sakitnya hilang?"

Kau tidak menjawabnya, dan mengeratkan pelukanmu.

"June-ya." panggilmu.

"Hm?"

"Jangan pergi." ucapmu.

"Tidak, Sayang. Tidak akan pernah." jawabnya.

"Kau janji?"

Ia mengusap kepalamu lembut, "Janji."

"Jun.." panggilmu lagi.

June melonggarkan pelukannya untuk melihat wajahmu, "Kenapa?"

"I love you. Hehe." jawabmu.

June tersenyum lebar mendengar jawabanmu, ia mengecup bibirmu sebentar lalu mendekapmu lagi.

"I love you more than you think, Eunsoo-ya." jawabnya.

Kau tersenyum didalam pelukannya. Rasanya lega saat June mengatakan bahwa ia mencintaimu juga. Dan kau memaafkan June kali ini karena kau percaya ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya.

"Mandi, dan ayo segera sarapan. Kau tidak mau terlambat kuliah, kan?" ucap June.

Kau menggeleng, "Aku tidak mau masuk kuliah hari ini."

"Ya sudah, ayo sarapan." ujarnya.

"Sarapan? Kau memasak?" tanyamu.

"Delivery order, hehehe."

"Ck, kukira kau akan memasak. Tidak romantis." protesmu.

"Rasanya lebih tidak romantis lagi jika kau keracunan masakanku." jawabnya.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang