"Aku pulang!" ucapmu memasuki rumah.
Saat ini memang kedai milik Kakakmu libur. Jadi, ada kesempatan untukmu beristirahat.
"Ah, gadis Ibu sudah pulang. Segera mandi, Sayang. Lalu makan malam bersama, ya." ucap Ibumu yang sedang menyiapkan makan malam.
"Iya, Ibu." jawabmu singkat lalu beralih menuju kamarmu.
Kau menghempaskan badanmu setelah kau selesai membersihkan diri. Ponselmu rusak, jadi kau tidak bisa update untuk foto-foto yang biasa kau pamerkan di akun instagram.
"Eunsoo-ya!" panggil kakakmu dari luar kamar.
"Iya, kak? Masuk saja." ujarmu.
Tak lama pintu kamarmu terbuka, memunculkan sosok pria gagah dan tampan yang berstatus sebagai kakak angkatmu.
"Kau kenapa? Ada masalah?" tanyanya.
Dia selalu seperti ini. Jika kau agak lama mengurung diri di kamar, kakakmu selalu menghampiri dan menanyakan masalahmu.
Mino selalu berucap bahwa ia sangat ingin punya adik perempuan. Tapi, semenjak ayahnya meninggal karena penyakit yang diderita 4 tahun lalu, harapan punya adik perempuan pun pupus.
Mino juga tidak mengijinkan ibunya untuk menikah lagi. Jadilah kau diurus oleh Mino dan Ibunya."Kak. Menurutmu apa aku bisa bertahan di kampus itu?" tanyamu.
Mino membelai surai hitam milikmu,
"Tentu saja bisa. Kenapa tidak?"Kau menunduk, "Kupikir aku tidak pantas berada disekeliling orang terpandang macam mereka."
"Hey, ingat. Kau disana hanya untuk menuntut ilmu. Bukan membandingkan hidupmu dengan hidup mereka." jawabnya, "Ada masalah apa? Kau dibully, ya?"
Kau menggeleng, "Aku dibully pun pasti akan kuhajar mereka satu per satu."
Mino tertawa, "Berhentilah jadi gadis preman seperti ini."
"Biar saja. Aku seperti ini juga untuk menjaga diriku sendiri, kak." jawabmu.
"Gadis pintar! Ya sudah, ayo turun. Ibu sudah menyiapkan makanan enak untuk kita." ujarnya.
Kau tersenyum, mengangguk, lalu mengekori kakakmu menuju ruang makan.
"Kau tidak update foto-fotomu lagi, Eunsoo-ya?" tanya kakakmu disela-sela makan malam.
Kau menggeleng, "Ponselku rusak, kak."
"Bagaimana bisa?"
"Tidak sengaja terinjak oleh siswa disana."
"Lalu? Dia tidak menggantinya?" tanya Ibumu.
"Dia berniat menggantinya, Bu. Tapi, ada salah satu temanku yang membiarkan siswa itu untuk tidak mengganti ponselku." jawabmu.
"Kenapa begitu?" tanya kakakmu.
Belum sempat kau menjawab, suara bel rumah berbunyi. Tanda ada tamu diluar.
"Biar aku saja yang buka." ucapmu.
Kau berjalan menuju pintu, dan saat pintu terbuka, kau terkejut saat mendapati sosok June sudah berdiri di depan rumahmu.
"Bagaimana kau tahu rumahku?" tanyamu.
"Itu tidak penting. Disini dingin tahu, kau tidak ingin menyuruhku masuk?" ucapnya.
"Eunsoo-ya? Siapa diluar?" teriak kakakmu dari dalam rumah.
"Ya sudah, ayo masuk." ujarmu kesal.
"Kakak, Ibu. Ini June, temanku." ujarmu.
"Koo June. Aku teman satu kelas Eunsoo." ujarnya sambil menjabat tangan Mino.
"Ah. Ada yang mau berteman denganmu selain Jihyun rupanya." ucap kakakmu.
"Ya! Kakak!" jeritmu.
"Ah, mari. Kita makan malam bersama." ucap Ibumu.
June langsung duduk disebelahmu. Sedangkan kakak dan Ibumu terus menatap kalian berdua.
"Ini, cobalah." ujar Ibumu sambil menyendokkan masakannya ke mangkuk milik June.
"Itu siput. Kau tidak akan terbiasa memakannya." ujarmu sinis.
Tanpa menghiraukan ucapanmu, June melahap makanannya.
"Hm, ini enak sekali, Bi. Ternyata Bibi pandai sekali memasak." ucap June.
Kau memutar bola matamu malas.
"Sayur ini juga sangat enak. Ibuku tidak pernah melakukan hal seperti ini, Bi." ucapnya lagi.
"Memangnya kemana Ibumu?" tanya kakakmu tanpa ragu.
June menghela nafas sebentar sebelum berucap.
Ekspresi wajahnya berubah menjadi sendu."Ya, Ayah dan Ibuku sangat sibuk dengan bisnis chain-hotel dan mengurus universitas yang mereka kelola. Sedangkan kakakku, juga sibuk mengurus perusahaan perawatan kecantikan yang ia kelola."
"Wah, hebat. Universitas mana yang mereka kelola?" tanya kakakmu.
"Sekolah tempat aku dan Eunsoo menuntut ilmu."
Jawaban June membuat kakakmu yang sedang minum menjadi tersedak air hingga terbatuk-batuk.
"Kau anak dari CEO universitas yang memberi Eunsoo beasiswa?" tanya kakakmu.
June hanya mengangguk untuk memberi jawaban.
"Tak kusangka, kau mau berteman dengan gadis preman macam dia, June-ya." ujar Ibumu yang membuat kakakmu dan June tertawa.
Sedangkan kau hanya mendengus kesal mendengar mereka tertawa.
Setelah selesai, June berpamitan pulang. Kaupun disuruh kakakmu untuk mengantarnya sampai depan gang rumahmu.
"Kenapa kau tiba-tiba kerumahku?" tanyamu.
June berhenti mendadak, dan membuatmu lagi-lagi tertabrak punggungnya.
Kebiasaan.
"Sudah kubilang jangan berhenti mendadak." protesmu.
Ia membalikkan badannya, mengambil sebuah kotak kecil yang berada di dalam hoodie berwarna ocean miliknya.
"Nih, untukmu." ujarnya.
Kotak kecil itu adalah sebuah ponsel. Ia memberimu sebuah ponsel merk terkenal dengan seri paling baru. Yang tentu saja, dengan kisaran harga fantastis.
"Kau tidak perlu menggantinya, karena bukan kau yang menginjak ponselku." ucapmu.
Ia meraih tanganmu, lalu menempelkan kotak ponsel tadi ditanganmu.
"Kan sudah kubilang, aku yang akan menggantinya. Terima saja, lah!" ujarnya, "Hanya kau yang berani membantahku, tahu!"
Kau mengerucutkan bibirmu tanda sebal.
"Sudah tersimpan nomor ponselku didalamnya. Jangan lupa untuk menghubungiku, ya." ujarnya.
Lalu ia merengkuhmu, tidak lama tapi cukup membuatmu bingung.
"Sudah, ya. Aku pulang." ujarnya.
Lalu ia berjalan menuju mobilnya dan segera melajukannya, meninggalkanmu yang masih berdiri mematung.
"Bocah aneh." gumammu.
***
Update guyssss💖
Terima kasih supportnya yaaa💖-Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Fanfiction"Dia acuh, tak tahu diri, berandal, menjengkelkan. But, he was my sweety bad boy." - Ahn Eunsoo. "Eunsoo is the reason for my euphoria." - Koo June. *** Euphoria || Koo Junhoe✔ Original story made by Me. Status : Finish Start : Kamis, 4 April 2019. ...