33th

312 35 4
                                    

Tanpa banyak kata, kamu pun berdiri dan tentu saja June pun ikut denganmu.

"Bawa tasmu." ujarnya tiba-tiba.

"Untuk apa?" tanyamu.

"Bawa saja." jawabnya singkat.

Setelah itu, kamu, June, dan si dosen sudah sampai diruangan miliknya, dan yang paling mengejutkan, sudah ada Ibunya June disana. Ia terlihat berdiri dengan tangan yang ia tekuk tepat didepan dadanya.

Ia menatapmu sinis, meraih kertas yang tergeletak di meja, lalu menyerahkan kertas itu kearahmu.

"Kau berhenti kuliah mulai hari ini."

Sontak, ucapan dari pemilik sekolah sekaligus Ibunya June ini membuatmu–juga June terkejut.

"Apa yang kau lakukan, Bu?" tanya June.

"Kau sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya?" jawabnya.

Kemudian, Ibunya pun berjalan mendekati kalian berdua. Menatapmu intens dari atas sampai ke bawah.

"Ini hukuman yang pantas kuberikan untukmu karena kau tidak menuruti apa yang kuucapkan." ujarnya padamu. Setelah ia berucap, ia pun melenggang keluar dari ruangan.

"A-aku akan membuatmu tetap kuliah disini, percayalah." ujar June.

Kaupun tersenyum separuh, "Sudahlah, Jun. Aku pantas menerimanya."

***

3 Bulan berlalu. Bukan hal yang mudah yang harus dilakukan June untuk bertemu denganmu tanpa sepengetahuan Ibunya. June memang sudah berhenti bekerja di cafe milik kakakmu, dan kau pun sudah jarang menginap di rumah yang ia belikan untukmu, tapi ia masih sering mengunjungimu. Menyamar seperti layaknya idol adalah cara yang entah bisa dibilang bodoh, tapi efektif untuk menghindari kejaran bodyguard-bodyguard Ibunya.

Seperti saat ini, ia sedang menunggumu bersih-bersih cafe untuk mengantarmu pulang, berdiri didepanmu lengkap dengan topi dan masker hitam yang menempel dikepala dan wajahnya.

"Dasar bodoh." umpatmu.

"Apanya yang bodoh." protesnya.

"Sudah tahu tidak boleh bertemu, masih saja menemuiku." jawabmu.

Lalu, ia merangkulmu. "Memangnya kenapa? Aku hanya ingin mengantar pacarku pulang, kok."

Kau tersenyum, "Terima kasih."

Perjalanan malam kalian sangat romantis, hujan rintik diluar, dan kalian duduk bersebelahan didalam mobil June ditemani lagu-lagu santai yang mengalun. Sepanjang jalan kau senderkan kepalamu ke bahunya, ia pun hanya mengendalikan mobilnya dengan satu tangan, tangan lainnya ia gunakan untuk memegang tanganmu.

Tapi tiba-tiba, ponselmu berdering. Telfon dari kakakmu, Mino.

"Ya, kak?"

"Cepat ke rumah sakit, ibu mengalami kecelakaan."

Sontak kau menutup mulutmu, air mata langsung jatuh membasahi pipimu.

"Kenapa?" tanya June.

"Antar aku ke rumah sakit, ibu mengalami kecelakaan." jawabmu.

Kau dan June pun langsung lari menuju ICU untuk mencari Ibumu, sudah nampak kakakmu yang sedang duduk di kursi tunggu pasien, ia terlihat cemas.

"Kak!" panggilmu.

Kau pun langsung menghambur ke dalam pelukannya, berulang kali Mino menepuk punggungmu dan mengusap kepalamu bergantian.

"Ibu akan baik-baik saja, percayalah." ucapnya menenangkanmu.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang