Aii x Thya
Present
.
.
.
Enjoy it
'Apakah sosokmu nyata? Mengapa engkau begitu sempurna, bahkan dari kejauhan'
Tubuh itu terbaring malas di kasur. Hari ini weekend dan ia hanya terbaring di atas bulu angsa dan kapuk yang di balut kain lembut.
Sejak satu jam lalu, ia telentang dengan mata memandang lurus ke langit-langit rumah. Memikirkan setiap detik dari kenangan sialannya dulu.
Ia meringis. Namun segera mengubah ekspresinya saat ia ingat jika ia harus mulai melupa.
Tubuhnya berbalik. Menjadi tengkurap. Ia sungguh penat. Ia ingin pergi keluar untuk sekedar menghilangkan jenuhnya yang benar-benar menyebalkan. Sayang, teman-temannya tak ada yang Bisa diajak hangout.
Ting!
Dering dari ponselnya yang menandakan pesan masuk.
Teman jauhnya.
Melihat pesan dari temannya itu membuatnya kembali menghela nafas. Ia hanya bisa tersenyum lemah saat teman jauhnya itu juga mengatakan ingin sekali keluar namun tak ada siapapun yang peduli.
Mereka berada di level kisah yang hampir sama, Sehingga menjadikan mereka dekat walau tak pernah sekalipun bertatap muka.
Itulah kenapa ada istilah, 'internet : menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh'. Itu karena yang dekat lebih pemilih dalam berteman dan sedikit tertutup. Sedangkan yang jauh, Mereka kebanyakan selalu bernasib sama.
Sama-sama menyedihkan.
Mereka saling menghibur meski hanya lewat kata atau suara elektronik. Mereka yang biasanya tersisihkan. Ia bersyukur setidaknya masih memiliki teman ngobrol meski hanya lewat indera perasa, dan jari.
Setelah membalas pesan dari temannya itu.
Ia bangkit menuju dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan soda untuk menemaninya nonton drama.Ya, inilah rutinitasnya saat tak mendapat tawaran apapun di hari libur. Mengurung diri dalam ruang pengap yang dipenuhi aura kesepian.
Matanya fokus pada layar datar laptop. Mengabaikan serakan snack yang baru dimakan setengahnya. Fikirannya melanglang buana, kembali bergulir mengingat masa lalu yang sebenarnya ingin dilupakan.
"Sial!"
Menghela nafas. Selalu seperti ini.
Pikiran gila itu masih tidak mau meninggalkan otak dan begitu juga hatinya. Ia benar-benar harus mencari kesibukan yang bisa menghilangkan kenangan busuk itu.Tapi apa? Ia bingung harus berbuat apa. Ia juga tak tahu harus mulai menghapus dari mana. Semuanya terlalu banyak. Kenangan itu ada di mana-mana.
Ia menggeram. Merasakan matanya yang mulai memanas kembali. Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya berwarna pucat dan ungu. Matanya terpejam erat. Mencoba menekan ingatan yang perlahan mulai kembali menerobos masuk dalam kepalanya.
Ia kalah lagi.
Begitu pikir dia. Kenyataan bahwa ia kembali kalah membuat dia kecewa pada dirinya akan ketidakmampuannya itu. Satu butiran lolos dengan lancarnya. Kemudian disusul butiran lain. Lalu menjadi sebuah air terjun yang sangat deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Limit
RomansaWARNING!!! Cerita ini adalah Boyslove story atau cerita Gay, bxb, homo. Homophobic please Leave!!! Just shoo shoo~ _________________________________________________ . "Aku mencintainya, tapi aku juga membencinya" Dia kesepian. Dia selalu seperti i...