Jatuh cinta.
Ken tidak pernah tau bagaimana rasanya. Sejak duduk di bangku menengah pertama, dimana saat semua teman cowoknya sibuk memamerkan kekasih mereka. Ken dengan tampang lugu hanya mengangguk sambil tetap sibuk memainkan candy crushnya.
Sebenarnya bukan hal aneh jika Ken masih menyukai game daripada wanita pada usianya. Justru hal seperti inilah yang sangat minim kericuhan.
Jika setiap pulang sekolah teman-teman Ken akan menyiapkan seribu alasan kepada orang tuanya hanya agar bisa pergi kencan dengan gadis pujaannya. Hal itu berbeda dengan Ken yang tetap anteng sehabis pulang sekolah.
Datang, lepas baju, mandi, makan, lalu kembali ke kamar untuk main game. Sebelum tidur siang tentu saja.
Yah, masa sekolah menengah Ken sangat monoton memang, kelihatannya seperti itu. Namun nyatanya tidak bagi Ken. Ia sangat menikmati masa-masa itu.
Ia tak pernah di pusingkan dengan berbagai permasalahan tentang cinta, juga antek-anteknya. Ken juga selalu konsisten dalam segala nilai. Menjaga baik posisinya di urutan kelima besar. Setidaknya ia cukup baik bukan?.
Tidak pernah bolos hanya karena alasan yang tidak masuk akal. Seperti yang temannya pernah bilang saat akan membolos kelas, "ketika cewek mengamuk, maka perang dunia seperti hanya angin lalu. Jadi aku memilih pergi saja". Ya, teman bodohnya lebih memilih untuk menenangkan pacar monyetnya yang sedang merajuk ketimbang masa depan cerahnya.
Ken juga tidak pernah merasakan yang namanya 'jantung berdetak lebih kencang' seperti yang teman-temannya bilang bila ada gadis cantik lewat di depan mereka. Perasaan berdebar-debar, hingga gugup setengah mati.
Ken tidak pernah merasakan hal itu kecuali jika ibunya sedang memarahinya karena tidur terlalu larut.
Ken adalah anak satu-satunya dalam keluarga. Menjadi kesayangan yang sangat dijaga dari segi manapun. Menjadi berlian yang sangat berharga. Orang tuanya terlalu memanjakan Ken yang notabenenya adalah seorang lelaki.
Tapi itu bukan masalah sama sekali. Kasih sayang bisa diberikan pada siapapun, dan mereka orang tua Ken. Jadi jelas tidak ada masalah.
Kecuali sekarang, saat seseorang menyatakan perasaan sukanya pada Ken dalam usia yang sudah bukan anak-anak lagi. Ken sampai bingung harus merespon seperti apa.
Seorang pemuda beranjak dewasa yang dengan gamblang mengungkapkan jika ia juga ingin menyayangi Ken. Rasa suka pasti akan menimbulkan kasih sayang bukan?.
Rendra melakukannya!.
Dia melepas busurnya, menunggu anak panah itu mengenai sasaran yang ia targetkan. Menuju Ken. Yang saat ini sedang berdiri terpaku menatap pemuda di depannya. Yang juga terpaku karena menanti sebuah jawaban, atau setidaknya sebaris kata keluar dari bibir Ken.
Agar suasana tidak terlalu canggung. Rendra tersenyum lembut, mencoba menenangkan Ken juga detak jantungnya sendiri. Rendra tak memungkiri jika sejak tadi ia juga sangat gugup.
Dan hal itu berhasil, Ken mulai bisa mengambil nafas dengan pelan dan teratur. Otot tubuhnya yang sempat menegang kembali rileks. Hanya karena senyuman dari seorang Rendra.
Keduanya masih saling bungkam, meskipun keadaannya sudah coba di cairkan dengan Rendra yang berdehem, atau Ken yang menggaruk tengkuknya.
Oke, kalian bisa menepuk jidat 'tidak habis pikir' sekarang.
Jelas terlihat jika mereka baru pertama kali dalam hal percintaan seperti ini. Jelas sekali.
Rendra yang merasa waktu semakin terbuang sia-sia, kembali memulai pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Limit
RomansaWARNING!!! Cerita ini adalah Boyslove story atau cerita Gay, bxb, homo. Homophobic please Leave!!! Just shoo shoo~ _________________________________________________ . "Aku mencintainya, tapi aku juga membencinya" Dia kesepian. Dia selalu seperti i...