Part 8

11K 736 52
                                    

Izu duduk bersebelahan dengan nenek Sumire tengah menatap bergantian tiga generasi berbeda dari keluarg Daijirou.

Ternyata Hanzo adalah cucu dari kakek Rihito. Itu juga hal mengejutkan kedua yang Izu alami saat ini.

Keluarga Daijirou adalah termasuk salah satu keluarga konglomerat di Jepang. Selain menjalankan beberapa bisnis keluarga, ada beberapa dari keluarga mereka juga terjun dalam dunia politik.

Saat ini Hanzo memimpin salah perusahaan berskala internasional. Karena itu Hanzo sering pulang pergi keluar negeri.

Karena sudah bertemu ayah Hanzo secara langsung, Izu jadi teringat pernah melihat sebuah foto di dalamnya terlihat nenek Sumire dan ayah Hanzo serta ibu Hanzo bersama Hanzo yang baru berumur 5 tahun.

Karena itu juga ketika melihat foto tuan Yuuto di apartemen Hanzo, Izu jadi merasa tidak asing dengan wajah tuan Yuuto.

"Hanzo...kau sudah sangat berbeda sekali hingga aku tidak mengenalimu." ucap nenek Sumire sambil tersenyum.

"Wajar saja kau tidak mengenalinya lagi. Terakhir kali kau melihatnya saat dia di sekolah menengah pertama. Setelah tamat, dia melanjutkan sekolah di luar negeri dan lama tinggal di sana." ujar kakek Rihito.

"Aku juga minta maaf sama nenek karena aku juga tidak mengenali nenek." kata Hanzo merasa tidak enak hati.

"Sebelum ini, aku dan Hanzo pernah bertemu. Dia mengunjungiku ketika aku di rumah sakit setelah selesai menjalani operasi." jelas nenek Sumire pada kakek Rihito dan tuan Yuuto.

"Benarkah?" tanya kakek Rihito dan tuan Yuuto bersamaan dengan wajah terkejut.

"Darimana kau tahu kalau ibu Sumire sedang sakit?" tanya tuan Yuuto.

"Hanzo adalah bos di tempat Izu bekerja." ujar nenek Sumire.

"Ohh..." sahut kakek Rihito dan tuan Yuuto bersamaan sambil manggut-manggut.

Hanzo dan Izu langsung saling berpandangan sejenak.
"Iya..." Hanzo mengangguk namun di dalam hatinya merasa bersalah karena berbohong saat ini.

"Sekarang anakmu ini sangat tampan. Lebih tampan dari darimu, Yutto." lanjut nenek Sumire membuat Hanzo jadi tersenyum. Kakek dan ayahnya juga ikut tersenyum mendengar ucapan nenek Sumire.

"Izu, kenapa kau diam saja? Tadi kau bilang kalau kau sangat lapar." ujar nenek menyadarkan Izu yang masih serius menatap tiga orang di hadapannya.

"Eh?" Izu tersadar dan menatap nenek Sumire.

"Ayo, sekarang ambilkan nasi untuk Yuuto dan Hanzo. Mereka juga pasti sudah lapar." nenek Sumire tersenyum menatap ayah dan anak itu bergantian.

****

Semuanya sudah mulai menyantap makanan yang terhidang di meja.

"Rihito, ini daging untukmu. Kau harus makan yang banyak." nenek Sumire memberi daging di atas nasi dan di balas anggukan kakek Rihito.

"Kau juga Yuuto." gantian nenek memberi daging pada tuan Yuuto.

"Terima kasih." ucap tuan Yuuto.

"Hanzo...bagaimana dengan makanan yang sudah kubuatkan untukmu?"

"Makanan untukku?" Hanzo bertanya dengan bingung.

"Iya...makanan kesukaanmu yang di bawakan Izu untukmu. Apakah kau menyukainya?"

Izu langsung terbatuk-batuk mendengar perkataan nenek Sumire.

"Kau harus pelan-pelan kalau sedang makan, Izu." nenek Sumire memberikan air putih pada Izu lalu menepuk-nepuk pelan punggungnya.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang