Izu tidak pulang kerumah karena memilih menginap di rumah sakit walaupun dia harus tidur di kursi yang di sediakan di luar ruang ICU.
Sesekali Izu melihat keadaan nenek Sumire melalui dinding kaca sebagai penghubung.
Pagi haripun tiba, Izu bangun dan merasakan pegal di seluruh tubuhnya.
Izu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Terlihat lingkaran hitam di bawah matanya. Wajah lelah karena kurang tidur masih nampak jelas di wajah Izu.
Tiba-tiba handphone Izu berbunyi. Izu mengambil handphone dari sakunya. Tertera nama Shino di layar.
"Halo Shino..."
"Hai Izu...maaf jika membangunkanmu. Dari semalam aku sudah tidak sabar ingin menghubungimu?"
"Tidak perlu minta maaf. Aku sudah bangun dari tadi. Memangnya ada apa kau ingin menghubungiku?"
"Begini Izu...ada jalan keluar untuk masalahmu. Maksudku, ini tentang biaya operasi nenekmu."
"Kau mau meminjamkan uangmu padaku?" tanya Izu.
"Bukan aku yang meminjamkannya padamu tapi ada seseorang yang bisa menolongmu."
"Seseorang? Siapa?" tanya Izu penasaran.
"Tuan Hanzo."
"Tuan Hanzo...?" Izu mencoba mencerna ucapan Shino. Izu langsung teringat pada pria tampan berbadan tinggi. Yang selalu menatapnya sangat tajam.
"Izu...kenapa kau diam...kau kenal tuan Hanzo kan...dia salah satu pengunjung tetap di bar kita."
"Iya..."
"Kata tuan Ryu kau bisa meminjam uang padanya."
Tuan Ryu. Izu kembali teringat pada pria yang pernah menyapanya saat ia menghantar minuman. Dia pasti teman tuan Hanzo kata Izu dalam hati.
"Izu...Izu...kenapa kau diam lagi...? Kau baik-baik sajakan..."
"Eh...iya Shino aku baik-baik saja." namun wajah Izu mengatakan sebaliknya. Tiba-tiba Izu merasa cemas.
"Aku akan mengirimkan alamat tuan Hanzo padamu. Kau bisa menemuinya hari ini."
"Baiklah."
"Jangan lupa menghubungiku kalau ada yang ingin kau tanyakan. Okey..."
"Terima kasih Shino."
"Bye Izu."
"Bye..."
Izu terdiam sejenak berpikir keras. Apa dia tidak salah dengar? Shino menyuruhnya meminjam uang pada tuan Hanzo. Wajah Izu bertambah cemas.
Dia memang kenal dengan tuan Hanzo tapi hanya mengenalnya sebagai pengunjung tetap di bar tempatnya bekerja. Namun Izu belum pernah berbicara dengannya meskipun hanya sekedar menyapa.
Dan sekarang dia harus menemui tuan Hanzo yang tempatnya belum Izu ketahui dan juga akan berbicara panjang lebar menerangkan pada tuan Hanzo alasan kenapa dia meminjam uang.
Tiba-tiba kepala Izu menjadi pusing. Izu keluar dari kamar mandi dan duduk sebentar, menyandarkan kepalanya ketembok dan memejamkan matanya.
Apa yang akan aku katakan pada tuan Hanzo? Bagaimana kalau dia tidak mau menolongku? Apa dia mau mendengarkanku atau langsung mengusirku? kata Izu di dalam hati.
Lalu terbayang mata yang menatapnya tajam. Izu merasa takut dan tidak nyaman dengan cara tuan Hanzo menatapnya. Izu tidak mengerti kenapa tuan Hanzo selalu menatapnya seperti itu.
Izu membuka matanya karena dikejutkan dengan suara pesan yang masuk ke handphonenya. Pesan dari Shino yang mengirimkan alamat lengkap tuan Hanzo.
Izu menatap lama alamat tuan Hanzo di layar handphonenya sambil membacanya berulang kali. Izu menghela nafas berat. Hanya ini jalan keluar yang dapat menolong nenek Sumire gumamnya dalam hati.
