Beberapa hari sebelumnya
Di dalam bar Hanzo sedang duduk di belakang meja bar. Dia sedang menunggu seseorang. Dengan tenang Hanzo sesekali menegak minumannya.
Sebuah tangan menepuk bahunya membuat Hanzo melirik orang yang baru saja duduk di sebelahnya.
"Maaf aku sedikit terlambat, banyak pasien malam ini." Tanaka melihat Hanzo sebentar lalu memesan minumannya.
"Apa kau sudah membawanya?" tanya Hanzo tanpa basa basi.
Tanaka langsung menyerahkan amplop besar dari balik jasnya. Hanzo langsung memberi kode pada pengawal yang langsung datang untuk mengambil amplop tersebut.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Hanzo setelah menegak kembali minumannya.
"Seperti dugaanmu." lalu Tanaka menyesap minumannya.
"Apa yang akan kau lakukan padanya?""Aku akan mengurusnya nanti." jawab Hanzo terdengar acuh tak acuh.
"Hanzo...apa kau pernah bertemu dengan Izu?"
"Belum." Hanzo menghabiskan minumannya lalu berdiri.
"Aku pergi duluan, masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.""Izu akan pindah ke Osaka" kata Tanaka tanpa mengindahkan ucapan Hanzo.
"Aku tahu." ujar Hanzo lalu beranjak pergi.
***
Di dalam ruang kerjanya, Hanzo mengeluarkan kertas hasil tes DNA dari dalam amplop.
Walaupun Hanzo sudah tahu hasilnya dari Tanaka namun dia ingin memastikan sekali lagi.
Setelah selesai membaca, Hanzo mengetuk-ngetuk jemarinya di atas meja.
Tidak lama berselang, pintu ruang kerja dibuka dan terlihat Nara berjalan melenggak-lenggok sambil tersenyum mesra menatap Hanzo.
"Sayang...kata pelayan kau mencariku."
Nara berkata dengan nada ceria.Hanzo menghentikan jarinya mengetuk meja, memandang Nara tajam.
Seketika Nara terdiam melihate tatapan Hanzo penuh amarah.
"Kenapa kau berbohong padaku?""Berbohong? Aku berbohong padamu? Apa maksudmu Hanzo?" Nara balik bertanya dengan keheranan tergambar di wajahnya.
Hanzo mengawasi setiap reaksi yang diperlihatkan Nara. Senyum sinis menghiasi wajahnya.
Hanzo berdiri lalu berjalan mendekati Nara hingga berhadapan dengannya.
Aura yang dipancarkan Hanzo membuat Nara bergidik.Tidak ada waktu berbasa basi saat ini bagi Hanzo.
"Kau sudah berbohong padaku Nara. Kau menghianatiku. Kau dan Sasaki menghianatiku." suara Hanzo yang dalam dan berat membuat Nara langsung terkejut. Rasa takut mulai menghinggapi dirinya."Hanzo...aku..." Nara tiba-tiba menjadi gugup.
"Kau berselingkuh dengan Sasaki."
tubuh Nara gemetaran mendengar ucapan Hanzo."Kau pasti berfikir aku tidak akan tahu!" Hanzo menaikkan nada suaranya.
"Aku...aku...ma...maafkan...aku..." ujar Nara terbata-bata, dan wajahnya memucat.
"Berani sekali kau dan Sasaki menusukku dari belakang! Kalian meremehkanku!!" wajah Hanzo berubah bengis.
Nara langsung memeluk paha Hanzo sambil menangis.
"Hanzo...maafkan aku...maafkan aku..." Nara ketakutan. Nara tahu kalau Hanzo
paling benci dikhianati.Hanzo langsung menendang Nara membuat Nara tersungkur.
"Jangan menyentuhku dengan tanganmu yang kotor!"Nara bersujud dihadapan Hanzo.
"Maafkan aku Hanzo...ampuni aku..."
suara Nara bergetar, airmata membanjiri wajahnya.