Izu sudah tertidur setelah di berikan obat penenang oleh dokter.
Tampak nenek Sumire terlihat terkejut bercampur antara percaya atau tidak setelah mendengar semuanya dari Shino.
Sebenarnya Shino tidak mengetahui semua yang terjadi pada Izu. Namun karena kejadian di parkiran mall, Izu akhirnya menceritakan semuanya pada Shino.
Nenek Sumire duduk di sebelah tempat tidur menatap Izu dengan sedih. Memegang tangan Izu lalu membelai rambutnya.
Masih tampak bekas airmata yang belum mengering di pipi Izu.
Melihat keadaan Izu yang lemah dengan banyak lebam dan memar di wajah, tangan dan kakinya, nenek Sumire meneteskan airmata.
Wanita tua itu menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Izu.
Apalagi setelah nenek Sumire mengetahui jika Izu telah kehilangan bayinya.
"Maafkan nenek Izu." nenek Sumire tidak kuasa membendung airmatanya.
"Kau mengalami semua ini karena telah menolong nenek. Penderitaan dan semua yang terjadi padamu adalah kesalahan nenek.
~~~~~~~~~~~~
Satu tahun kemudian...
Izu mempercepat langkah kakinya menuju tempat kerjanya yaitu sebuah supermarket.
Karena menonton film hingga larut malam bersama Shino, Izu jadi terlambat bangun.
Izu membuka pintu supermarket dan telah tampak Kimmy sudah berdiri di belakang meja kasir.
"Hai Kimmy..."
"Pagi Izu..." sahut Kimmy.
"Tumben kau datang lebih lama dari biasanya.""Terlambat bangun," ujar Izu sambil meletakkan tasnya di dalam laci.
"Apa kau sudah sarapan? Aku ada membawa roti coklat."
"Belum. Aku mau kalau kau membawa dua. Tapi jika hanya satu, untuk kau saja."
"Aku membawa dua." Izu mengambil kembali tasnya dan mengambil roti coklat dari dalam tasnya.
"Ini." Izu menyodorkan roti coklat pada Kimmy.
"Terima kasih Izu. Aku benar-benar membutuhkan ini." Kimmy langsung melahap roti setelah membuka bungkus plastiknya.
Sambil makan, Kimmy terus memperhatikan Izu.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa masih kurang roti yang kuberikan tadi?"
"Tidak. Apa kau mewarnai rambutmu?"
"Oh...ini..." Izu menyentuh rambutnya.
"Iya...aku mewarnainya dengan warna coklat tua." Izu tersenyum."Warna itu cocok denganmu. Tidak mencolok."
"Benarkah?" Izu terkekeh senang.
"Lain kali jika kau ingin mewarnai rambut, jangan lupa untuk mangajakku. Aku juga ingin menganti warna rambutku."
"Oke...baiklah."
Hari berlalu berganti siang. Izu sudah selesai makan siang dan sekarang giliran Kimmy untuk makan siang.
Izu berdiri di belakang meja kasir menggantikan Kimmy. Sudah ada beberapa pelanggan yang melihat dan memilih barang yang akan di beli.
Seorang pelanggan meletakkan beberapa barang di meja kasir.
Izu menghitung semuanya dan menyebutkan nominalnya.Izu menatap pembeli yang berdiri di depannya sambil memperhatikannya. Sepertinya Izu mengenalnya.
Pria tampan bertubuh tinggi. Dan yang paling Izu ingat adalah lesung pipinya di sebelah kanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/180458782-288-k229101.jpg)