Malam itu Izu pergi dari apartemen Hanzo sambil menenteng tempat makanan yang dibawanya tadi.
Nara menyuruh Izu agar membawa kembali makanannya karena Nara tidak sudi jika Hanzo memakannya.
Sambil berjalan, Izu masih terus teringat kata-kata hinaan yang Nara lontarkan.
Kenapa dia tidak langsung mengusirku atau menamparku saja? Itu lebih baik daripada mendengarkan semua hinaannya kata Izu dalam hati.
Bagaimana aku akan menghadapi Hanzo setelah mendengar perkataan Nara kata Izu lagi di dalam hatinya.
"Tuan Hanzo..." gumam Izu pelan.
Jika saja aku tahu tuan Hanzo telah memiliki kekasih, aku tidak akan berani untuk menyukainya.
Lebih baik aku mulai menghilangkan perasaan ini sebelum aku menyukainya semakin dalam lanjut Izu di dalam hati.
Izu sudah sampai di halte bus dan langsung duduk. Ia melihat tempat makanan yang di letakkan di pangkuannya.
Ia tidak mungkin membawa makanan ini kembali ke apartemen. Nenek Sumire pasti akan merasa sedih karena Hanzo tidak menerima pemberiannya.
Lalu Izu teringat pada Wataru dan Shino. Pasti kedua temannya itu akan senang sekali jika di bawakan makanan.
Beberapa saat kemudian di bar.
"Wahh..sashami dan sukiyaki." ujar Wataru dengan senang setelah membuka tempat makan."Kebetulan sekali kami sangat lapar." timpal Shino sambil menelan ludah melihat makanan yang di bawa Izu.
"Apa kau yang memasaknya, Izu? Ini kelihatan sangat enak." Shino mengambil makanan dan di letakkan ke dalam mangkuknya.
"Nenekku yang memasaknya." ujar Izu sambil memperhatikan kedua temannya.
"Nenekmu? Hehe...pasti sangat enak kalau nenekmu yang memasaknya." celutuk Wataru.
"Iya...iya...kalian sekarang makanlah." Izu tersenyum melihat Shino dan Wataru.
"Apa kau tidak makan?" tanya Wataru sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
"Aku sudah makan." kata Izu sambil mengambil handphone yang berbunyi di kantungnya lalu tertera nama Hanzo di layar telefonnya.
"Izu, ini enak sekali..." Shino makan dengan lahap.
"Ini bukan hanya enak Shino tapi lezat. Masakan nenekmu sangat lezat." Wataru tidak kalah lahap menyantap makanan.
Handphone Izu kembali berbunyi tapi Izu masih tidak menjawab panggilan.
"Kenapa kau tidak menjawab telefonmu?" kata Wataru pada Izu.
"Emm...nanti saja aku yang akan menelefon balik."
"Memangnya siapa yang menelefonmu dari tadi?" tanya Shino.
"Bukan siapa-siapa." jawab Izu dengan malas.
"Shino...aku mau pulang sekarang. Bisa tolong kau bawakan tempat makanan ini?"
"Oke...tapi kenapa kau mau buru-buru pulang?"
"Aku sudah meninggalkan nenek cukup lama. Nenek sering lupa meminum obatnya."
"Oohh...kalau begitu pulanglah sekarang. Kasihan nenekmu ditinggalkan sendirian saja."
"Iya Izu..sampaikan terima kasih untuk nenekmu ya..." ujar Wataru.
"Okee..."
Dalam perjalanan pulang, Izu mengirim pesan pada Hanzo jika ia tidak dapat menjawab telefon karena sedang sibuk.