"Eghh...emm..." Izu mulai membuka matanya.
"Izu...kau sudah sadar..." nenek Sumire masih memandang cemas Izu lalu mengusap-usap kepala Izu.
"Kepalaku...sakit..." ujar Izu sambil memegang kepalanya.
"Kepalamu sakit? Sebaiknya kita ke rumah sakit saja. Nenek akan memanggil Shino untuk menghantar kita." nenek Sumire hendak berdiri dari kursi.
"Tidak usah nek." Izu menahan nenek Sumire agar kembali duduk.
"Aku hanya kelelahan saja. Aku hanya perlu istirahat.""Hanya kelelahan bagaimana maksudmu? Wajahmu sangat pucat dan kau sampai pingsan!" ujar nenek Sumire agak marah.
"Maafkan aku, nek. Karena membuat nenek cemas. Tapi aku tidak apa-apa nek. Dengan beristirahat beberapa jam dan meminum obat maka aku akan pulih." kata Izu berusaha menghapus kecemasan nenek Sumire.
"Kenapa kau masih membandel. Baiklah kalau kau tidak mau. Kau berbaringlah lagi, nenek akan membuatkanmu sup."
"Baiklah nek..."
Izu kembali berbaring mencoba memejamkan matanya, tapi tidak bisa. Meski kepala Izu masih terasa berat, ia tidak mampu mengenyahkan percakapan antara nenek Sumire dan kakek Rihito yang tadi di dengarnya dari pikirannya.
Tuan Hanzo akan menikah dengan Nara dan saat ini Nara tengah mengandung anak tuan Hanzo.
Izu memejamkan matanya.
Airmata mengalir turun perlahan lalu jatuh membasahi bantal. Izu terisak pelan. Hatinya sangat sakit dan perih.Aku sudah jatuh cinta pada tuan Hanzo, batin Izu.
Janji yang di gaungkannya di dalam hati untuk melupakan Hanzo ternyata sia-sia saja. Cintanya semakin tumbuh dari hari ke hari yang tidak bisa Izu tepiskan lagi.
Izu menghapus airmatanya. Ia tidak punya hak untuk menangis.
Ia bukanlah siapapun bagi Hanzo.Dari awal hubungannya dengan Hanzo hanyalah sebatas peminjam uang. Tidak lebih.
Begitu Izu sudah melunasi hutangnya, maka diantara dia dan Hanzo tidak akan ada keterkaitan lagi.
Hanzo sudah memiliki Nara yang
istimewa di hatinya. Kekasih yang sebentar lagi akan menikah dengannya dan akan memberinya seorang anak.****
****Dua hari kemudian.
"Tuan Izu...anda hamil." dokter mengatakan hal yang membuat Izu sangat terkejut.
"A...apa dokter??" Izu bertanya karena tidak percaya dengan yang di dengarnya.
"Anda hamil." kata dokter sekali lagi dan Izu masih tidak percaya.
"T...tapi...saya seorang laki-laki...bagaimana saya bisa..."
Izu kelihatan masih shock."Saya paham anda sangat terkejut mendengar ini." ujar dokter dengan tenang.
"Hal sangat langka untuk saat ini jika laki-laki dapat mengandung. Tapi, anda bukanlah yang pertama tuan Izu. Saya memiliki beberapa pasien laki-laki yang mengandung seperti anda."
"Awalnya juga mereka sangat terkejut seperti anda tapi perlahan-lahan mereka dapat menerimanya. Karena dapat mengandung adalah sesuatu yang sangat luar bisa. Bisa saya sebut sebuah keajaiban." lanjut dokter menjelaskan.
"Saya...saya...tidak tahu dokter... saya benar-benar bingung." Izu mengeleng berkali-kali.
Sejak pingsan dua hari lalu, tubuh Izu tidak dapat menerima makanan apapun. Karena itu ia memutuskan pergi kerumah sakit untuk memeriksakan keadaannya.
